SEBUAH CERPEN KEREN 'PEMUDA DI BALIK JENDELA'(T1468)
Karya MN-GBC
Di sebuah lorong tua yang dipenuhi deretan jendela kayu, seorang pemuda berdiri, setengah wajahnya tersembunyi di balik jendela yang sedikit terbuka. Matanya menatap jauh ke depan, menerobos batas fisik ruang, seolah berusaha menangkap bayangan masa depan yang masih terselubung kabut misteri.
Namanya adalah Arga. Ia tumbuh di lingkungan sederhana, tempat impian sering kali dianggap terlalu mewah untuk dimiliki. Namun, di balik kesederhanaannya, ada ambisi yang menyala-nyala dalam hati Arga. Ia ingin sukses, meskipun definisi sukses itu sendiri kadang kabur di benaknya.
Hari itu, ia berdiri di sana, merenung. Pikiran-pikirannya terbang jauh, melampaui gedung-gedung tinggi yang terlihat dari ujung lorong. Ia membayangkan dirinya berada di dalam ruang rapat besar, mengenakan setelan rapi, berbicara di depan banyak orang yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Tapi seketika, bayangan itu memudar, digantikan oleh keraguan. "Bisakah aku sampai ke sana?" pikirnya.
Jendela kayu tempat Arga bersandar menjadi saksi dari pertarungan batin yang berkecamuk dalam dirinya. Ada rasa takut akan kegagalan, tapi juga ada keyakinan kecil yang berbisik, "Kamu bisa." Suara itu, meski pelan, cukup untuk membuatnya tetap berdiri tegak.
Setiap hari, Arga selalu mengambil waktu untuk berdiri di lorong itu. Ia merasa lorong itu seperti metafora hidupnya—panjang, penuh dengan pintu-pintu dan jendela yang bisa dibuka kapan saja, jika ia cukup berani untuk melangkah ke arah yang baru. Tapi, di ujung lorong, ada cahaya yang selalu menggodanya untuk terus berjalan.
“Masa depan itu seperti lorong ini,” gumamnya suatu hari. “Gelap di beberapa sisi, tapi selalu ada pintu yang membawa cahaya. Aku hanya perlu menemukan pintu yang tepat.”
Arga sadar bahwa sukses tidak datang dengan mudah. Ia mengisi harinya dengan belajar, bekerja keras, dan membangun relasi. Ia tahu bahwa setiap langkah kecil yang ia ambil, sekecil apa pun, adalah batu loncatan menuju impiannya.
Setiap kali rasa ragu kembali datang, Arga akan kembali ke jendela itu. Ia memejamkan mata, mengingatkan dirinya akan alasan ia memulai. Dalam keheningan lorong, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan terus berjalan, tidak peduli seberapa sulit jalannya.
Bertahun-tahun kemudian, lorong itu tetap berdiri, jendelanya masih sama. Tapi kali ini, Arga kembali ke tempat itu sebagai seorang pria dewasa, mengenakan setelan rapi. Ia tersenyum melihat bayangannya di balik jendela. Semua kerja keras dan pengorbanannya telah terbayar. Ia telah membuktikan bahwa masa depan, seberapa misterius pun, bisa ditaklukkan oleh keberanian, tekad, dan doa yang tulus.
Lorong tua itu kini menjadi tempat kenangan, saksi dari perjalanan seorang pemuda yang tak pernah menyerah pada mimpinya. Di balik jendela itu, mimpi telah terwujud, dan masa depan yang dulu misterius telah menjadi kenyataan.
Sidenreng Rappang, 14 Desember 2024
#MNGBC
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam kenal ..saya baru menulis lagi setelah setahun...
Lorong nya apa betul itu gambar LAWANG SEWU? Ibarat lorong kehidupan. Semoga kita berjumpa dengan yang membuat hidup. Aamiin.