SEBUAH CERPEN 'SELAMAT JALAN, NAK' (T.1319)
Ditulis oleh MN_GBC,
Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah sebuah keluarga sederhana. Pak Ahmad dan Bu Siti memiliki seorang anak lelaki bernama Ali. Ali adalah anak yang cerdas dan taat beragama. Sejak kecil, Ali bercita-cita untuk mendalami ilmu agama dan menjadi seorang ulama yang bisa membimbing masyarakat.
Pak Ahmad dan Bu Siti selalu mendukung cita-cita Ali. Mereka tahu bahwa untuk mencapai impiannya, Ali harus belajar di pesantren yang jauh dari rumah. Meski berat hati, mereka mengurus segala keperluan dan pendaftaran Ali ke sebuah pesantren terkenal yang berada di kota lain.
Hari yang dinanti sekaligus ditakuti pun tiba. Pagi itu, Ali bangun lebih awal dari biasanya. Ia bergegas mandi dan berpakaian, kemudian memeriksa kembali barang-barang yang akan dibawanya. Sementara itu, Bu Siti menyiapkan sarapan terakhir yang akan mereka nikmati bersama sebelum Ali berangkat.
Di meja makan, suasana terasa hening. Pak Ahmad, Bu Siti, dan Ali saling pandang dengan perasaan campur aduk. Mereka berbincang tentang banyak hal, namun ada kesunyian yang tak terucap. Ketika saatnya tiba, Pak Ahmad mengambil tas Ali dan mengajak keluarganya menuju mobil yang akan mengantar Ali ke pesantren.
Perjalanan menuju pesantren diisi dengan obrolan ringan dan nasihat dari Pak Ahmad serta Bu Siti. Mereka mengingatkan Ali untuk selalu menjaga sholat, rajin belajar, dan selalu rendah hati. Ali mengangguk dan tersenyum, berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Sesampainya di pesantren, mereka disambut oleh ustaz yang ramah. Ustaz tersebut memperkenalkan lingkungan pesantren dan menjelaskan aturan serta kegiatan yang akan dijalani Ali. Pak Ahmad dan Bu Siti memperhatikan dengan seksama, berharap Ali bisa menyesuaikan diri dengan baik.
Saatnya perpisahan pun tiba. Di depan asrama tempat Ali akan tinggal, Bu Siti memeluk Ali dengan erat. Air matanya tak tertahan lagi, mengalir deras di pipinya. "Jaga diri baik-baik ya, Nak. Ibu akan selalu mendoakanmu," ucap Bu Siti dengan suara bergetar.
Pak Ahmad, meskipun berusaha tegar, tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia menepuk bahu Ali dan berkata, "Jadilah anak yang baik, fokus pada belajarmu, dan jangan lupa untuk selalu ingat pada Allah. Ayah percaya kau bisa."
Ali memeluk kedua orang tuanya bergantian. Ia merasakan cinta dan dukungan yang begitu besar dari mereka. "Terima kasih, Ayah, Ibu. Ali akan berusaha sebaik mungkin. Ali janji akan membuat Ayah dan Ibu bangga," kata Ali sambil menahan tangis.
Dengan langkah berat, Pak Ahmad dan Bu Siti meninggalkan Ali di pesantren. Di sepanjang perjalanan pulang, mereka terdiam, masing-masing tenggelam dalam pikiran dan perasaan mereka. Hati mereka berat, namun mereka tahu bahwa ini adalah jalan terbaik untuk masa depan Ali.
Hari-hari berlalu, dan Ali mulai beradaptasi dengan kehidupan di pesantren. Ia menemukan teman-teman baru dan guru-guru yang bijaksana. Setiap malam sebelum tidur, Ali selalu teringat pesan orang tuanya dan berdoa agar diberi kekuatan dan ketabahan.
Di rumah, Pak Ahmad dan Bu Siti merasakan kekosongan yang mendalam. Namun, setiap kali mereka menerima kabar baik tentang Ali dari pesantren, hati mereka menjadi tenang. Mereka tahu bahwa Ali berada di tempat yang tepat, menuntut ilmu untuk masa depan yang lebih baik.
Kisah Ali dan orang tuanya adalah cerminan dari banyak keluarga yang harus melepas anaknya untuk mengejar cita-cita. Meski berat dan penuh haru, mereka tahu bahwa pengorbanan ini adalah demi kebaikan anak mereka. Dan dengan doa serta harapan, mereka yakin bahwa suatu hari nanti, anak mereka akan pulang dengan membawa ilmu dan kebijaksanaan yang bermanfaat bagi banyak orang.
Semoga cerita ini bermanfaat, Salam #MN_GBC
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar