Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
'SUKA DUKA MENJADI MARBOT MASJID' (T.1427)

'SUKA DUKA MENJADI MARBOT MASJID' (T.1427)

Ditulis oleh MN_GBC,

Menjadi marbot masjid, meskipun sering dianggap sederhana, sebenarnya adalah peran yang penuh makna. Marbot merupakan sosok yang berperan penting menjaga kebersihan, ketenangan, dan kenyamanan masjid, agar siap digunakan oleh para jamaah.

Namun, di balik tugas mulianya, terdapat banyak suka duka yang dihadapi, terutama terkait tuntutan dan tekanan dari warga dan pengurus masjid. Berikut ini adalah gambaran dari perjalanan suka duka seorang marbot masjid.

1. Sukanya Menjadi Marbot Masjid

Banyak kebahagiaan tersendiri yang didapatkan seorang marbot dalam menjalani tugasnya di masjid, di antaranya:

- Kedekatan dengan Rumah Allah:

Bekerja di masjid memberi kesempatan untuk selalu dekat dengan rumah Allah. Ada kebahagiaan tersendiri saat bisa rutin menjaga masjid dalam keadaan bersih dan nyaman. Setiap sudut masjid yang rapi adalah bagian dari ibadah yang memberikan kepuasan batin.

- Banyaknya Waktu untuk Beribadah:

Seorang marbot memiliki kesempatan untuk lebih banyak beribadah di masjid, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Quran, atau berzikir di waktu-waktu luang. Mereka juga sering kali menjadi saksi utama datangnya waktu shalat, yang menjadi pengingat tersendiri untuk meningkatkan kualitas spiritual.

- Didoakan Banyak Orang:

Saat masjid bersih, harum, dan nyaman, jamaah sering kali merasa terbantu dan secara otomatis mendoakan kebaikan bagi sang marbot. Meskipun doa-doa ini tidak selalu terdengar, marbot merasakan berkah dan ketenangan yang datang dari setiap ibadah jamaah di masjid.

- Mengenal Berbagai Karakter Jamaah:

Marbot sering kali mengenal banyak orang di lingkungan masjid. Hal ini membuka kesempatan untuk menjalin persahabatan dengan jamaah tetap dan pengurus masjid. Dalam interaksi ini, marbot bisa memetik pelajaran dari kisah-kisah hidup jamaah, termasuk nasihat dan pengalaman mereka.

2. Duka dan Tantangan Seorang Marbot

Namun, di balik kesenangan itu, menjadi marbot juga memiliki duka dan tantangan yang tidak sedikit, terutama karena tuntutan dan ekspektasi dari warga dan pengurus masjid, seperti:

- Tuntutan untuk Selalu Tanggap dan Siaga:

Banyak orang menganggap marbot harus selalu siap kapan pun dibutuhkan. Saat ada acara mendadak di masjid, pengurus sering kali meminta marbot untuk menyiapkan dan mengurus semuanya, dari kebersihan hingga peralatan. Padahal, marbot juga manusia biasa yang memiliki keterbatasan waktu dan tenaga.

- Ekspektasi Tinggi dari Warga:

Beberapa warga sering kali memiliki harapan yang sangat tinggi terhadap kinerja marbot. Mulai dari kebersihan, penataan, hingga kenyamanan masjid, semuanya dianggap harus sempurna. Tak jarang, kritik langsung diberikan saat ada kekurangan, meskipun marbot sudah berusaha maksimal dalam bekerja.

- Keterbatasan Upah dan Fasilitas:

Dalam banyak kasus, marbot masjid menerima upah yang sangat terbatas, terkadang hanya cukup untuk kebutuhan harian. Selain itu, fasilitas yang disediakan juga sering kali tidak memadai, sehingga marbot harus mengandalkan ketulusan hati dalam menjalankan tugas.

- Tekanan untuk Tetap Konsisten dan Disiplin:

Menjaga konsistensi dalam menjalankan tugas memang penting, tetapi bagi marbot, tuntutan untuk disiplin kadang terasa berat, terutama saat tenaga sudah habis. Setiap hari membersihkan, memastikan kenyamanan, hingga membuka dan menutup masjid di waktu yang tepat merupakan beban tersendiri, apalagi bila marbot mengalami masalah pribadi.

- Tanggung Jawab yang Terkadang Terlupakan:

Marbot adalah garda terdepan dalam menjaga masjid, tetapi banyak orang yang kurang menyadari besarnya tanggung jawab mereka. Sebaliknya, warga dan pengurus hanya melihat masjid tetap bersih dan rapi tanpa memperhatikan marbot yang harus bekerja keras di baliknya. Peran ini kerap dianggap remeh, padahal mereka memegang tanggung jawab besar.

3. Mengatasi Tekanan dan Menemukan Ketulusan

Meskipun tantangan besar dihadapi setiap hari, marbot yang tulus selalu menemukan cara untuk menghadapinya dengan ikhlas. Mereka melihat tugas ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi sebagai ibadah yang menghadirkan berkah. Mereka menyadari bahwa melayani masjid adalah jalan untuk mendekatkan diri pada Allah dan ladang pahala yang tiada henti.

Sering kali, para marbot mendapat dukungan dari jamaah yang melihat betapa pentingnya peran mereka. Dukungan ini bisa datang dalam bentuk bantuan, seperti membawa makanan atau memberikan sumbangan kecil, yang menunjukkan rasa terima kasih jamaah atas dedikasi mereka.

4. Apresiasi untuk Para Marbot

Kisah suka duka para marbot seharusnya membuka mata kita bahwa mereka adalah bagian yang sangat penting dari masjid. Sudah selayaknya warga dan pengurus memberikan penghargaan serta dukungan yang layak. Menghargai kerja keras mereka dan memberikan fasilitas yang memadai merupakan wujud penghormatan yang berarti.

Sebagai jamaah, kita bisa menunjukkan apresiasi dengan menjaga kebersihan setelah beribadah, bersikap sopan, serta memberi penghormatan. Dengan begitu, beban mereka dapat terasa lebih ringan, dan kita pun menjadi bagian dari upaya menjaga masjid yang bersih, nyaman, dan penuh berkah.

Penutup

Menjadi marbot masjid memang bukan tugas yang mudah, tetapi mereka melakukannya dengan hati dan ketulusan. Di balik tuntutan dan tekanan yang dihadapi, mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk masjid. Maka, sudah sewajarnya jika kita, sebagai bagian dari jamaah, memberikan apresiasi dan dukungan kepada mereka.

Para marbot adalah pejuang sunyi yang memastikan bahwa masjid kita tetap menjadi tempat yang nyaman dan suci. Semoga setiap keringat dan usaha mereka mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Semoga tulisan ini bermanfaat, Salam #MN_GBC

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post