Mursalim Nawawi, S. Pd. M.Pd

Mursalim Nawawi. S.Pd., M.Pd di lahirkan di Sidenreng Rappang 05 Oktober 1976, Bekerja di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan pada UPT SMA PPM RAHMA...

Selengkapnya
Navigasi Web
TAK MENYANGKA KETEMU MANTAN SANTRI DI ARAB SAUDI, Part 4.(T782, T.27)
Pertemuan dengan santri itu di tanah suci tak ada yang tahu selain Allah SWT

TAK MENYANGKA KETEMU MANTAN SANTRI DI ARAB SAUDI, Part 4.(T782, T.27)

Betul-betul di luar dugaan, selama di tanah suci baik di Madinah dan kota suci Makkah, kemudahan dan kemudahan selalu mengiringi ibadah umrah sang guru.

Mulai dari pemberangkatan ke tanah suci hingga pulang ke tanah air selalu saja ada keajaiban dan kejutan-kejutan yang sang guru rasakan bersama bunda yang bersama sang gutu mengikuti umrah.

3 tulisan lalu menceritakan bagaimana pertemuan sang guru dengan mantan alumni yang pernah nyantri di tempat tugas sang guru di salah satu pondok pesantren yang terkenal di Sulawesi Selatan.

Kali ini penulis akan menceritakan rangkaian ibadah umrah yang dibimbing oleh mantan santriku tapi tak sempat menamatkan pendidikan di pondok pesantren sang guru.

Nama anak tersebut adalah Farid, ia termasuk anak pendiam saat sang guru mengajarnya, tapi dari segi pengetahuan hampir sama dengan temannya, ia pun sangat senang dengan pelajaran yang sang guru bawakan.

Pertemuan Farid dan sang guru pun tak pernah keduanya rencanakan dan komunikasikan, tapi Tuhan mempertemukan kami. Ditempat ibadah, baik di kota Madinah maupun kota Makkah Al Mukarramah.

Saat masih di Makkah, sang guru tergabung dalam kelompok bus tiga, saat itu travel membagi pembimbing jamaah selama di Arab Saudi. Saat itu rombongan sang guru di dampingi oleh anak muda berperawakan tinggi dan ganteng, rasa hati sang guru, muka anak ini tak asing di benaknya.

Saat namanya disebutkan sendiri, barulah memori tentang Nanda ini terputar balik, mengenang saat Nanda Farid mondok di pesantren tempat tugas sang guru.

"Perkenalkan bapak ibu, Nama saya Farid, asal Enrekang, sekarang lagi kuliah S.1 di Universitas al Azhar Kairo Mesir". Ucapnya memperkenalkan diri. Lalu setelah itu, iapun ingin mengenal jamaah yang ia bimbing. Satu persatu nama jamaah ia sebut yang ditandai dengan acungan tangan jamaah saat namanya disebut.

Saat ia sampai di nama sang guru, "pak Mursalim Nawawi", saya pun langsung mengangkat tangan. Lalu saling pandang antara kami terjadi.

Iapun langsung menghampiri sang guru dan langsung mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan sang guru.

"Alhamdulillah, saya Farid ustad, santri ta dulu di pesantren ta" Ucapnya memperkenalkan diri sambil mencium tangan sang guru. Matanya pun terlihat meneteskan air mata, lalu memeluk sang guru.

Usai itu ia pun memperkenalkan gurunya pada jamaah, " Bapak ibu, semua yang terjadi dimuka bumi ini sudah diatur oleh Allah SWT, termasuk kedatangan bapak ibu ketanah suci, apalagi saya bapak ibu tak aku sangka di tempat ini, di rombongan ini saya bisa bertemu dengan salah satu guru andalan di pesantren pertamaku dulu. Guruku ini, orang baik, sabar dalam mendidik kami" Ucapnya hingga membuat ku sedikit tersanjung, hingga membuat jamaah jadi terperangah dengan apa yang mereka lihat.

Setelah semua nama jamaah ia sebut dan rombongan dibubarkan, iapun lalu mendekati sang guru, dan mengatakan "maaf ustad, saat mondok dulu saya tak sempat menyelesaikan pendidikan di pondokta, dan pindah ke pondok lain dan akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikan pesantren disana, dan berkatta juga dan guru-guru yang ada di pondokta, akhirnya setelah selesai Madrasah Aliyah saya pun ikut tes ke Mesir. Saat pengumuman kelulusan nama saya ada di daftar peserta seleksi yang lulus, dari sanalah awal ku bisa kuliah di jazirah Arab" Ucapnya kembali sambil mencium tangan sang guru kembali.

Saya pun ikut mengusap kepalanya saat ia mencium tanganku, sambil mengucapkan doa, "semoga kamu bisa sukses kuliah di Mesir nak, dan jadi anak sholeh"

"Kalau dulu, ustad yang mengajar kami di pesantren, kini saatnya saya akan memberikan pelayanan terbaik buat ustad dan rombongan" Ucapnya dengan penuh keyakinan.

Jadi selama sang guru dan rombongan di Madinah dan Makkah, pelayanan yang iya janjikan dibuktikan hingga hati jamaah yang ia bimbing merasa terpuaskan selama kegiatan di dua kota suci ini.

Esok ceritanya akan dilanjutkan dengan judul santriku kini jadi pengantarku ke tanah Suci.

Salam perubahan #MNGBC

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post