Bedah Buku
Menuju tantangan 365 hari
Hari ke-141
#TantanganGurusiana
*
Bedah Buku
*
Dunia anak-anak memang menyenangkan. Tingkah mereka yang unik menggemaskan, bahkan konyol, kerap membuat kita tertawa terpingkal-pingkal, hingga mengeluarkan air mata saking bahagianya. Salah satunya pengalamanku di bawah ini.
~~~
Lama di rumah saja membuat Haza bosan. Apalagi tidak ada teman yang bisa diajak bermain. Ini bukan karena Haza tidak punya teman, tapi karena keadaan pandemi Covid-19 dengan pemberlakuan social distancing yang begitu lama. Untunglah sekarang sudah berganti new normal.
Meskipun Haza punya kakak dan adik perempuan, tapi tidak bisa diajak main seperti yang dia inginkan. Maklumlah anak laki-laki tentu permainannya beda dengan anak perempuan. Inilah yang membuat Haza bete dan gabut.
Saat Haza disuruh sarapan oleh neneknya, dengan malas dia datang ke meja makan. Tanpa sengaja dia mendengar pembicaraan ummi dengan abinya bahwa besok akan ada kegiatan bedah buku di Balai Kota. Dan salah satu buku yang akan dibedah adalah buku karya terbaru Ghufran abinya Haza. Ummi Haza Fatimah sangat gembira mendengar kabar itu, sementara Haza hanya melongo tidak paham dengan bedah buku itu.
Setelah abinya berangkat ke tempat tugas, dan umminya sibuk menyelesaikan pejerjaan rumah tangga, Haza kembali ke kamarnya. Ketika hendak membuka gadgetnya, tiba-tiba dia ingat ucapan abinya tentang bedah buku tadi. Rasa ingin tahunya mendorong Haza untuk masuk ke perpustakaan keluarganya.
Di perpustakaan Haza melihat banyak buku baru. Diantara buku-buku itu ada buku cerita anak yang masih disegel plastik. Haza berencana membuka segel buku itu, tetapi urung karena tiba-tiba umminya mencegat.
"Buku ini mau dibedah dulu besok, nak. Abi baru mencetak 20 buku. Kamu sabar, ya. Kalau besok acaranya sukses, abi akan dapat bonus mencetak lebih banyak", jelas ummi Fatimah.
Haza menaruh kembali buku itu. Tapi rasa ingin tahunya yang tinggi, terpaksa buku itu dia ambil dengan sembunyi-sembunyi, dan membawanya ke kamar.
Di kamarnya Haza mulai membedah buku dengan perlengkapan kedokteran mainan yang dibelikan umminya dua hari yang lalu. Haza mencari tahu ada apa di dalam buku tersebut sehingga harus dibedah di Balai Kota besok.
Setelah buku itu hancur, dan Haza tidak menemukan apa-apa di dalamnya, lalu dia membanting buku itu hingga berserakan di lantai.
"apa-apaan sih, orang dewasa kok bodoh amat. Buku saja mau dibedah. Tuh, buktinya, tidak ada isi perutnya sama sekali. Kayak kurang kerjaan saja. Buku itu buat dibaca, bukan dibedah!", omel Haza.
"Astagfirullahal Azhiiiim, Haza? Kamu apakan buku Abi, nak? Sampai hancur begini?", Sesal ummi Fatimah.
"Haza bedah, Mi. Tapi tidak ada isi perutnya sama sekali. Gak kayak ikan yang kita bedah kemarin", jawab Haza tanpa merasa bersalah.
Ummi Fatimah terpaksa tepok jidad karena belum menjelaskan pada Haza apa itu bedah buku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Haha. Keren, Bu.
Alhamdulillah. Terimakasih Bu Laili.
Haha...anak cerdas..dibedah juga itu buku... keren banget Bunda cantik..salam semangat.
Alhamdulillah. Terimakasih, Bu Murni. Salam balik.
Begitulah anak2 polos dan ingin thu
Betul sekali, Bu.
Hehe..Haza...masih kecil ya?
Betul, Bu Kade.
ha...ha...dibedah, tapi tak ketemu oleh Haza...mantap buk...
Dikira bedah buku sama seperti bedah ikan, ternyata... Ya, begitulah anak-anak.
Terimakasih buat sahabat gurusiana yang sudah berkunjung dan memberikan komentar terbaiknya di blogku ini.
Calon dokter ini...
Sepertinya begitu, Bu Nora
Hheee...keren buna
Alhamdulillah. Terimakasih Bu Luki.