Cinta Tanpa Rasa
Hari menulis ke-45 (731)
#TantanganGurusiana
.
Cinta Tanpa Rasa
(Puisi Prosais)
Oleh: Mursyidah
.
Pegi cerah menyapa makhluk bumi. Aroma petrikor masih tertinggal di permukaan tanah basah setelah diguyur gerimis di ujung malam. Tetesan air dari ujung dedaunan berkolaborasi dengan sejuknya embun pagi. Suara decik sisa titik hujan terdengar bernada saat menyentuh genteng rumah warga.
Perlahan sinar surya menebarkan pesona arunika. Menyibak kabut tipis di kaki perbukitan. Hangatnya menyeruak di balik segarnya dedaunan. Hingga menembus tirai jendela kamarku.
Aku terpesona dengan anugerah Ilahi di pagi ini. Kekagumanku membuatku lupa pada sederet kisah cinta hampa yang bergelayut di hatiku. Ternyata cerah mentari mampu menghangatkan dingin hatiku kali ini. Hingga aku betah berlama-lama menghadap ke Timur menyambut matahari.
Entah karena lelah meraih hatinya. Entah karena harapanku tak sesuai dengan ekspektasinya. Ataukah dia yang tak punya rasa?. Hingga kisah cintaku ikutan hambar tanpa rasa. Naifnya aku.
Aku kehilangan gairah menyusuri hatinya. Aku lelah menaruh harap kepadanya. Bahkan aku trauma untuk merajut benang cinta dengannya. Biarlah cinta tanpa rasa ini kubekukan dalam dinginnya hatiku.
.
Pincuran Tujuah, 14022022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya bu Baru tau saya ada puisi prosais. Salam literasi bu
keren sekali... salam literasi