Kemumu dan Keladi
Menuju tantangan 365 hari
Hari ke-116
#TantanganGurusiana
*
Kemumu dan Keladi
*
Seperti biasa Bu Mahda belanja kebutuhan harian ke pasar tradisional yang hanya buka satu kali dalam seminggu. Kali ini dia membeli satu ekor ayam kampung untuk diolah menjadi gulai kari kesukaan anaknya Medi dan Maya, juga suaminya Mardi.
Gulai ayam masakan Bu Mahda yang selalu dirindu dan dipuji kelezatannya oleh keluarga itu, adalah masakan yang bumbunya merupakan warisan dari orang tuanya. Semua bumbunya alami, tampak bahan penyedap buatan semisal micin.
Bagi Medi dan Maya menikmati gulai ayam buatan Bundanya kurang afdal kalau tidak pakai campuran Kemumu atau nenas muda. Tapi yang paling sering adalah Kemumu. Selain enak Kemumu mudah didapat di pekarangan sekitaran rumah mereka.
"Bunda, Kemumu itu termasuk apa, ya?. Kok enak krenyes-krenyes gitu rasanya?, tanya Maya." Iya Bunda, kayak kerupuk, bikin nagih", sela Medi. Bu Mahda tersenyum mendengar celoteh anak-anaknya. "Kok kalian baru menanyakan itu?, padahal hampir setiap bulan kita menikmati ya". "Baru ingat sekarang, Bunda", jawab Maya malu.
"Baiklah, Bunda jelaskan; Kemumu itu termasuk tumbuhan Keladi atau talas. Bahasa kerennya Colocasia gigantea cv. Yang dimanfaatkan dari tumbuhan ini adalah pelepah dan daunnya yang masih muda. Ciri-cirinya berdaun hijau muda, pelepahnya menyerupai pelepah daun pisang, tetapi lebih lembut. Untuk membedakan Kemumu dengan keladi atau talas kita bisa melihat bentuk daunnya yang lebih lebar dan berwarna hijau pucat. Sedangkan pelepahnya seperti diselimuti salju tipis. Itu, yang banyak tumbuh di halaman belakang rumah kita", jelas Bu Mahda. "Oh, yang itu, Maya tau Bun", ucap Maya bersemangat. "Nah, kalau sudah paham, sekarang bantu Bunda mengambil kemumunya di belakang, ya", pintar Bu Mahda. "Baik, Bunda", jawab Maya dan Medi serempak.
Sampai di belakang rumah dua kakak beradik itu mengambil tumbuhan yang bernama Kemumu itu beberapa pelepah saja. "Daunnya dibuang ke dalam kolam, ya, buat ikan!", teriak Bu Mahda dari dapur. "Iya, Bunda!", sahut Medi. Kemudian keduanya kembali ke dapur dengan kemumunya.
Bu Mahda mengupas kulit Kemumu yang tipis itu, lalu Maya membantu memotong ya kecil-kecil, dan tak lupa merendamnya sebentar dalam larutan air garam. Kemudian diperas untuk mengeluarkan getahnya yang tersembunyi di dalam pori-pori pelepah itu.
Ketika meremas itu Bu Mahda merasakan ada yang beda. "Kok gatal tanganku, ya?", ucapnya sendiri. Lalu dia pergi ke belakang rumah memeriksa rumpun Keladi yang tidak berapa jauh dari rumpun Kemumu. "Astagfirullah, ternyata ada yang salah ambil nih", gumamnya.
Kemudian Bu Mahda kembali ke dapur. Dia berupaya memisahkan antara potongan Keladi dengan Kemumu. Serasa sudah terseleksi, potongan itu dimasukkan ke dalam panci berisi gulai ayam yang tengah mendidih. Tidak lama setelah itu, gulai ayam pun siap dinikmati.
Ketika sedang lahapnya makan, Medi mengeluh kalau lidah dan bibirnya terasa gatal dan menebal. Bu Mahda kemudian menjelaskan kalau ada yang salah mengambil antara Keladi dengan Kemumu.
Setelah diusut, ternyata Medi lah yang salah ambil, dan sekarang dia pula yang menanggung akibatnya. Padahal Bu Mahda sudah menjelaskan perbedaan antara Keladi dan Kemumu kepada anak-anaknya itu.
Setelah kejadian itu, Medi dan Maya tidak mau ceroboh lagi mengambil tumbuhan untuk dikonsumsi. Mereka mendapat pelajaran berharga dan akan terus belajar mengenal dunia tumbuh-tumbuhan.


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kesukaanku
Mantap.
Belajar dari pengalaman akan lebih mudah di mengerti.
Betul sekali, Bu Nelly.
Kalau di tempat saya istilahnya lompong
Lain lubuk lain ikannya ya, Bu.
duuh kebayang enaknya.. bagi buk..
Boleh. Hehehe
Dapat ilmu baru, makasih bu
Ngiileerr... Gulai ayam kampung...
Benar sekali Bu
Ngiileerr... Gulai ayam kampung...
Boleh dibikin Bu Yeni.
Ngiileerr... Gulai ayam kampung...
Terimakasih
Enak Buk Mun...
Iyo buk Nur.
Aku juga suka kalio ayam campua kamumu Bu Say.
Gulai kemumu campur ayam enak Bu.
Sedap, buk.
Masakan urang awak.
Uenak....bagi dong Bu
Boleh, Bu
Uenak....bagi dong Bu
Terimakasih
Uenak....bagi dong Bu
Terimakasih
Uenak....bagi dong Bu
Terimakasih
Uenak....bagi dong Bu
Terimakasih
Uenak....bagi dong Bu
Terimakasih
Uenak....bagi dong Bu
Silakan
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Uenak....bagi dong Bu
Enak Bun,apalagi kalau digulai sama ikan asin.maknyuus
Banget, Bu. Terimakasih
ibuku kalau masak gulai ayam pakai kemumu..aku lebih suka kemumunya bunda..
Sama. Kemumunya habis duluan.