Tangisan Itu Tak Ada
Kapan dedek nya keluar ma? Pertanyaan itu datang lagi, mama menjawab lirih, iya sebentar lagi do'akan saja bang, semoga dedeknya sehat. Sudah dua hari mama menahan rasa sakit, kemudian sudah 2 kali ke bidan langganan mama melahirkan, dedek belum juga lahir, barusan mama bilang badan mama agak panas, mama demam, aku langsung mengambil handphone mama dan langsunqg menelpon ayah, Assalamualaikum ayah , bisa ayah pulang sekarang, mama badannya panas, 10 menit kemudian ayah datang dan langsung menemui mama, , ternyata benar mama demam.
Papa mulai gusar, karena HPL mama adalah besok, sementara kondisi mama lemah, Ayah langsung membawa mama ke bidan. Satu jam kemudian ayah pulang , sementara mama tidak ikut pulang. Mama dirawat, Ayah kembali pergi ke rumah bidan sambil membawa perlengkapan persalinan mama, sebelum pergi ayah berpesan agar aku menjaga adik, dan mengunci semua pintu, dan jangan lupa doakan mama dan dedek bayi.
Hari mulai gelap, ku ajak semua adik untuk masuk, sholat magrib berjamaah, kuajak adik adik membaca Alquran, dan makan bersama, keadaan saat itu hening, sunyi, adik-adik ku semuanya akur dan tidak ada yang heboh saat makan,, si Abang adik ku yang paling kecil saat ini minta disuapi, kulakukan itu asalkan adikku tenang., Sambil menyiapkan perlengkapan sekolah, tanpa kusadari adik kecilku sudah tertidur dikursi.
Pintu seperti diketuk, aku tersentak,aku segera bangkit dan membuka pintu, ayah pulang dengan wajah gusar, gimana yah., Apa adik sudah lahir, ayah menatap ku dalam, doakan mama ya nak, ayah pulang hanya memastikan keadaan kalian baik- baik saja,nanti ayah akan telphon nenekmu agar bisa datang pagi besok. Sekarang ayah pergi dulu, jaga adikmu, ya ayah.kupandangi ayah hingga menghilang di simpang jalan.
Menjelang subuh aku terbangun.. ku bangunkan adik_adik satu persatu, tiba_ tiba hp berdering , panggilan dari ayah, Assalamualaikum Yah, aku berharap ayah menyampaikan berita kelahiran adik, namun tiba_ tiba semuanya buyar, dadaku sesak, gemetar tubuhku, ketika ku dengar suara ayah serak sambil berkata " nak, adik mu sudah tak ada" . mamamu sekarang dirawat ,
Tanpa sadar air mataku berderai, terbayang wajah mama terbaring tanpa ada adik bayi disisinya.. Adikku sayang, tangisanmu tak ku dengar, dan tak kan pernah ku dengar, karena engkau telah pergi sebelum ku dengar, tangisan itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Huhuhu, ikutan sedih.