Belajar dari sistem pendidikan di Jepang (4)

#Mengikat makna#

Ini masih kekagumanku tentang apa yang telah diceritakan suamiku tentang pengelolaan pendidikan di Jepang. Bagaimana kepedulian semua pejabat pendidikan semua level sehingga kebijakan pusat dapat diterjemahkan dan diimplementasikan sampai ke level bawah (sekolah) tanpa menimbulkan kegaduhan yang tidak produktif. Pada suatu kesempatan Mr. Anan, Kepala Seksi Pendidikan Dasar Provinsi Kumamoto saat mnerima delegasi guru-guru terbaik seluruh dunia, menyatakan bahwa dalam rangka membelajarkan siswa menuju kemampuan untuk bertahan hidup di era global (Ikiru Chikra), maka setiap sekolah diminta untuk mendesain aktivitas pembelajaran di mana sekolah dan siswa sesuai dengan tantangan yang dihadapi dengan tetap berdasarkan pada kurikulum "The New Course of Studi".

Suamiku menjelaskan bahwa untuk mengimplementasikan gagasan kelokalannya dengan tetap mengaju pada standar nasional, maka Pemerintahan Perfektur Kumamoto menetapkan slogan pendidikannya atau visi pendidikannya " recognize, praise, encourage, and cultivate the students abilities". Dengan slogan ini diharapkan semua sekolah mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan sistem pendidikan di Kumamoto sesuai dengan kondisi lokal yang berbeda dengan pendidikan di kota-kota besar seperti di Tokyo dan kota-kota besar lainnya di Jepang.

Menurut pejabat pendidikan di Kumamoto ditekankan bahwa ada 2 hal yang ditekankan dalam kaitannya dengan pendidikan dasar di Kumamoto, yaitu perencanaan dasar kesehatan mental siswa (planning substantial mental health care) dan pemberdayaan kemampuan kaademik siswa (improvoment in academic ability of students). Penekanan pada program yang pertama disebabkan semakin banyaknya masalah-masalah yang dihadapi anak-anak sekolah sehingga dperlukan banyak program untuk membantu anak-anak yang mengalami masalah di sekolahnya. Semakin banyaknya kasusu-kasus bullying, maka pemerintah provinsi Kumamoto telah meluncurkanprogram emberdayaan konselor di sekolah dengan piloting di 43 SMP. Sementara untuk mengatasi masalah anak membolos sekolah, pemerintah memperkenalkan program "counseling up seminars".

Program kedua yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa, pemerintah Kumamoto telah memperkenalkan program "research promotion school" dengan menekankan pada peningkatan kemampuan guru dan kepemimpinan sekolah dalam membelajarkan siswa nya berbasis research. Program lain yang dikembangkan pemerintah provinsi adalah mengelola pembelajaran dengan sistem research untuk membelakali siswa dalam rangka melanjutkan studi lanjutnya. Program lain dalam konteks kemampuan siswa adalah dikenalkannya program ALTs (Assitant language teachers). Program ini adalah pembelajaran team dalam pengajaran bahasa Inggris di kelas antara guru bahasa Inggris dari penutur asli dan guru bahasa Inggris dari Jepang. Selain untuk meningkatkan akademik berbahasa asing juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesepahaman antarbudaya. Pada saat suami mengunjungi Kumamoto, ada 130 guru dari berbagai negara seperti USA, Canada, Inggris, Australia, Afrika Selatan, Jamaika, Irlandia, dan Selandia Baru. Mereka ditempatkan di seluruh SD dan SMP yang ada di Kumamoto.

Nah, menarik juga menurutku dalam beberapa hal yang dapat dimodifikasi di sekolah kita. Ada cerita-cerita lain yang belum tuntas dan akan saya sampaikan pada tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat

(bersambung)