Murtiningsih

Guru Pembimbing di SMK N 2 Magelang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berlin Metropolitan School: Belajar Mengelola Sekolah

Berlin Metropolitan School: Belajar Mengelola Sekolah

Berlin Metropolitan School: Belajar Mengelola Sekolah

#mengikat makna#

Hari ini liburan yang tidak bisa libur karena sekolah yang 5 hari kerja harus tetap masuk di hari Sabtu karena ada kegiatan pentas seni bagi kelas XII yang mau meninggalkan bangku sekolah. Sejak pukul 07.00 wib pagi saya harus meningalkan rumah menuju tempat kerja. Hari ini terpaksa harus meninggalkan suami dan anak-anak di rumah pada hari libur saat ini. Kangen yang sempurna begitu suami mengungkapkannya. Setelah kegiatan selesai, saya bergegas pulang sampai rumah pukul tiga sore. Kulihat suami sedang membaca buku bersampul warna biru. Saatnya untuk berbagi cerita di sore hari yang menjadi kebiasaan kami pada sore hari sepulang kerja.

Mulailah kami bercerita panjang lebar aktivitas kami seharian. Kulihat ada rasa kangen di mata suamiku. Sambil memegang buku, suamiku dengan sungguh-sungguh mendengarkan semua ceritaku mulai pagi sampai sore tadi. Sambil sekali kali menanyakan apa yang saya ceritaka dan sesekali mencium pipiku, suamiku juga menceritakan keadaan rumah dan anak-anak. Setelah semua ceritaku selesai, kutanyakan buku apa yang tadi baca. Buku tersebut diberikan padaku dan kubaca sekilas sambil saya meminta penjelasan pada suami yang tidak kupahami.

Buku bersampul warna biru tersebut merupakan buku pemberian sekolah internasional di Berlin yang pernah dikunjungi suami beberapa tahun yang lalu. Buku yang berisi tentang panduan bagi siswa dan orang tua dalam pembelajaran di sekolah secara komprehensif. "Student and Parent: Curriculum Handbook" merupakan judul buku yang dimaksud. Sempat saya tanyakan pada suami mengapa masih mrmbaca buku itu bukankah sudah lama tidak berkutat di dunia pendidikan? Ternyata suami masih memiliki obsesi yang belum dicapainya saat mengelola sekolah.

Setelah saya baca, saya mendapatkan pelajaran yang menarik dari buku ini. Hampir semua sekolah di Indonesia, termasuk di sekolah kami, tidak ada panduan yang tercetak yang diperuntukkan bagi siswa dan orang tua. Panduan yang berisi tentang apa yang ingin dicapai sekolah, apa yang diajarkan oleh guru dalam setiap mata pelajaran, bagaimana guru akan membelajarkannya, menilai dan memberi nilai.

Pelajaran yang menariik adalah bagaimana siswa mendapatkan nilai dalam suatu pelajaran. Ternyata sistem penilaian yang dikembangkan adalah sistem penilaian yang dulu dikembangkan dalam kurikulum 2013 pada awal pemberlakuannya yang mendapat banyak tentangan dari para guru karena dianggap sulit dalam implementasinya.

Masih banyak hal yang menarik dalam buku itu, pada kesempatan lain ingin saya bagi untuk pembaca semua. Semoga bermanfaat.

#indahnyajadiguru#cintaterbaik#cintatakpernahsalah#Mgl,5 mei 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post