Sekali Lagi tentang Budaya Antri
Sekali Lagi tentang Budaya Antri
#mengikat makna#
Hari ini merupakan hari kedua libur awal puasa pada tahun ini. Tidak ada aktivitas yang penting hari ini. Suami masuk kerja seperti biasa karena memang tidak ada libur awal puasa. Setelah pekerjaan rumah di pagi hari selesai, saya mengajak kakakku untuk pergi ke toko buku Jendela. Kebetulan stok bacaan di rumah sudah habis . Setelah melihat beberapa buku, akhirnya saya menemukan 3 buku yang menarik perhatianku, novelnya Bang Tereliye, Pulang, Pergi dan satu buku motivasi dari Richad Wise man. Saya bawa buku-buku itu ke arah kasir untuk saya bayar. Walaupun tidak hari Minggu, ternyata yang berkunjung dan membeli buku cukup banyak. Saya mengikuti barisan antri untuk membayar buku di kasir.
Tidak terbarbayangkan kalau semua orang yang ingin membayar tidak mau antre di depan kasir, pasti suasana menjadi tidak menyenangkan dan yang pasti akan terjadi rebutan untuk dinomorsatukan.
Walaupun kelihatan sepele namun antre adalah etos Super yang dimiliki oleh seseorang. Hanya orang yang teraturlah yang berani antre. Kalau boleh meminjam istilahnya Prof Robandi, antre adalah etos yang meng " orang " orang lain, yang berarti karakter positif agar dirinya sendiri juga dimuliakan.
Kalau kita antre berarti kita sudah belajar untuk mengutamakan yang di depan, memuliakan diri sendiri dan tentu saja menghormati yang dibelakang. Bukankah banyak dalam kehidupan kita yang semuanya harus melalui proses? Dan antre menjadi salah satu variabel keberhasilan dalam proses seseorang.
Berprilaku antra dengan baik adalah sebuah langkah untuk berani tertib.Tertib adalah langkah super.Orang yang bisa antre pasti dia mempunyai karakter tertib yang bagus, ciri orang yang hidupnya teratur dan mau mengikuti aturan.
Orang yang tidak bisa antre biasanya disebabkan takut tidak kebagian, tidak antre saat pembagian sembako, pasti karena takut tidak kebagian sembako, tidak antre di toilet pasti juga karena takut kehabisan air. Berani antre berarti orang tersebut sudah belajar berani menanggung sebuah resiko, dan ini tentu baik sekali untuk melatih kecakapan hidup kita.
Pada akhirnya hanya orang yang berbudayalah yang mampu antre dengan baik, dan hanya orang yang sabarlah yang bisa antre dengan tertib,jadi jangan pernah sepelekan budaya antri, karena sejatinya keberhasilan hidup tak pernah terpisah dari "antre".
# Indahnya jadi guru # cinta terbaikku #Cinta tak pernah salah # 18 mei 2018
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar