Murtiningsih

Guru Pembimbing di SMK N 2 Magelang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Semakin Mengenalmu, Semakin Kita Berhutang

Semakin Mengenalmu, Semakin Kita Berhutang

Semakin Mengenalmu, Semakin Kita Berhutang

#mengikat makna#

Tidak seperti biasanya, tadi malam saya harus tidur lebih awal dari biasanya. Selepas Isya saya tertidur dan suami membiarkaku terlelap sampai akhirnya saya terjaga pada pukul 02.00 pagi. Aktivitas yang melelahkan di hari Sabtu membuat badan ini sangat lelah sekali. Saya lihat suami di sampingku juga tidur sangat nyenyak. Ingin rasanya kubangunkan untuk sholat malam. Melihat suami tidur sangat lelap maka saya putuskan untuk tetap membiarkannya tidur di sampingku. Saya berharap nanti jam 3 sudah bangun dan mengerjakan sholat malam yang menjadi kebiasaannya.

Karena saya sedang tidak menjalankan sholat, saya tidur lagi. Kami terbangun ketika suami membangunkanku dengan suara lirih setelah pulang dari sholat jamaah shubuh. Benar-benar pagi hari yang benas dari tugas karena semua libur. Belum memasak, belum memasak air, dan belum melakukan aktivitas apapun di pagi hari ini. Untungnya, suami penuh pengertian untuk hal-hal yang bisa diatasi dengan cara yang sederhana. Suami justru mengingatkanku kalau aktivitas hari Minggu sangat padat agar tetap menjaga kesehatan. Setelah kuingat-ingat ternyata agenda saya hari ini benar-benar padat muai aktivitas rutin mengaji, undangan organisasi, undangan tasyakuran, dan kegiatan mempersiapkan wisuda hari Senin.

Karena tidak ada aktivitas pagi, suami meneruskan aktivitas membacanya. Melihatnya duduk sendiri membuat saya bangun dan menyiapkan teh hangat untuknya. Dengan sedikit mengantuk, kutemaninya suami membaca buku yang kemarin dibacanya. Melihat saya ada di dekatnya, suami menutup bukunya dan berbincang denganku.

Perbincangan diawali dengan hal hal yang ringan dengan masalah tugas guru dan tugas sekolah. Suami menanyakan kapan penilaian akhir semester, kapan libur akhir tahun, dan kapan penerimaan peserta didik baru. Yang membuatku kaget adalah pertanyaannya tentang apa sudah disiapkan guru dan kepala sekolah menghadapi tahun pelajaran baru? Saya menjawabnya bahwa belum berpikir sejauh itu, kecuali menghadapi penilaian akhir semester. Ternyata suami mengatakan 2,5 bulan tahun pelajaran baru sudah dimulai. Tidak cukup waktu untuk mempersiapkan tahun prlajaran baru hanya 2.5 bulan. Apalagi kalau hanya seminggu sebelum tahun pelajaran baru maka perencanaan guru dan sekolah pasti tidak optimal.

Suamiku memberikan ilustrasi bahwa untuk mempersiapkan perencanaan sekolah termasuk guru dalam perpektif 8 standar membutuhkan 4 sampai 6 bulan. Bagi sekolah membuat perencanaan sesuai Permendiknas 29 Tahun 2007 tidak cukup 2 bulan. Bagi guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran tidak cukup hanya workshop seminggu menjelang tahun pelajaran baru dalam desain inhouse training.

Sambil tersenyum, suami mengatakan hayo mama menyiapkan lebih dini. Boleh menulis di gurusiana, boeh merencanakan menerbitkan buku di mediaguru , atau nanti promosi jualan buku kalau sudah terbit, tetapi menyiapkan sejak dini tugas pokoknya mama lebih penting. Sungguh darimu, kami banyak berhutang. Semoga bermanfaat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post