Tak Perlu Sempurna, Cukup yang Membuat Bahagia dan Berarti

#mengikat makna#

Pagi ini saya harus bangun lebih pagi karena suami ada tugas luar kota dari kantor dan harus berkumpul di kantor jam 5 pagi. Sarapan pagi dan menyiapkan baju dan perlengkapannya menjadi prioritas kami pagi ini. Dengan doa mengiringi suami untuk melaksanakan tugas negara.

Kabar per detik selalu sampai dan mampir di seluler saya dari suami tercinta. Pukul sebelas siang ada kiriman yang agak panjang tidak seperti biasanya yang menyapa dengan kata sayang, cintaku, atau kangen mama. "Tak perlu seseorang yang sempurna cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun" adalah kalimat yang panjang yang kuterima setelah rapat PPDB. Kujawab dengan singkat dengan kalimat terima kasih sayangku karena mama bisa membuat papa bahagia dan lebih berarti.

Ternyata kalimat itu adalah qoute yang diperoleh suami pada saat kunjungan di sebuah ruangan dari tokoh terkenal negeri ini. Suami mengatakan bahwa mencari kesempurnaan adalah hal yang mustahil karena manusia tidak akan sempurna walaupun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna. Bahagia adalah tujuan hidup kita karena dengan bahagia itu kita akan lebih berarti. Jika belum mampu berarti bagi lingkungan kita maka cukup berarti untuk pasangan dan anak anak kita.

Dari kiriman qoute suami itu menguatkan saya untuk instropeksi dalam dunia kerja kami. Bahagia dalam pekerjaan adalah hal yang terbaik karena tidak mungkin pekerjaan kita sempurna. Yang penting ada keberanian diri kita di lingkungan sekolah. Mari bekerja untuk kebahagian kita dan lingkungan supaya kita lebih berarti.

Tulisan singkat sebelum sholat dhuhur siang ini semoga bermanfaat.