Tak Pernah Berhenti Berpikir

#Mengikat Makna#

Liburan hari ini saya ingin menikmatinya bersama keluarga tanpa disibukkan dengan aktivitas rutin yang menjadi tanggung jawab kami sebagai abdi negara. Mulai bangun pagi sampai nanti menuju peraduan tidur kami, kami ingin mengisi dengan aktivitas santai bersama keluarga kami tercinta. Ternyata keinginan tidak selalu sama dengan kenyataan.

Menjelang tidur malam ada telepon dari saudara jauh kami. Kehadiran kami diharapkan dalam pernikahan putri terakhirnya. Sambil tersenyum kusampaikan berita itu pada suami. Jawaban suami pun sederhana bahwa besok kita datang dan liburannya bisa ditunda lain kali. Rencana pun akhirnya kandas.

Mulai pagi tidak ada kegiatan kecuali mengantar putriku mengaji. Kami pun berpikir tidak jadi jalan- jalan keluar kota ya diisi dengan keliling kota sendiri sama suami. Keinginan ini pun akhirnya kandas ternyata suami masih membuka lembar deni lembar dari buku yang dipegangnya. Sebelum saya mengutarakan keinginan saya, ternyata suamiku sudah mengetahui apa yang kuinginkan. Kali ini suami menjawab apa yang ada dalam hatiku dengan mengatakan bahwa kita di rumah saja karena akan menyelesaikan bahan untuk kegiatan pembinaan besok pagi.

Lembaran halaman buku tentang disiplin pegawai kubaca lembar demi lembar. Tentang kewajiban, hak, larangan, dan sanksi. Di tumpukan buku yang lain kubaca juga tentang aturan tupoksi aparatur sipil negara. Sungguh di hari libur pun suami tak pernah berhenti berpikir.

Selamat bekerja suamiku. Dukungan istrimu akan menguatkanmu.