"Keluarga Cemara" adalah salah satu sinetron favorit masyarakat yang pernah tayang tahun 1996-2005, kala itu saya sendiri masih berumur belasan tahun. Memasuki awal tahun 2019 sinetron ini kemudian diangkat di layar lebar dengan judul yang sama.

Meski sepekan sudah film ini tayang di bioskop-bioskop, kenyataannya film ini masih tetap dibanjiri penonton. Mungkin karena film ini bisa masuk ke segala usia mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua. Tak heran karena film ini memang memperlihatkan interaksi orang tua dan anak. Bagaimana menjalin hubungan yang harmonis sesama dalam lingkup keluarga.

Alur cerita memang sederhana tapi sangat bermakna. Kebersamaan dalam keluarga sangat jelas tergambar dalam film ini. Selain itu beberapa pelajaran yang dapat dipetik oleh penonton adalah pentingnya bersyukur dalam situasi dan keadaan apapun, rasa empati terhadap sesama, jiwa kemandirian yang ditunjukkan dengan membantu orang tua dan sikap tanggung jawab.

Film ini memang sepertinya ingin menegaskan bahwa keluarga itu adalah lingkungan yang paling nyaman yang takkan pernah kita dapatkan di luar sana. Seperti lirik soundtracknya.

Harta yang palin berharga adalah keluarga

Istana yang paling indah adalah kelurga

Puisi yang paling bermakna adalah keliarga

Mutiara tiada tara adalah keluarga.

Sebuah perumpamaan yang memposisikan keluarga sebagai sesuatu yang paling bernilai dibanding harta atau apapun itu. Mungkin di luar sana banyak kesenangan yang bisa didapatkan tapi pada akhirnya kita akan tetap merindukan keluarga.