Ketika kita penasaran terhadap sesuatu barang pastinya hal tersebut sering muncul di pikiran kita, seakan berusaha menggoda untuk mendapatkannya. Itulah yang saya rasakan saat menginginkan buku berjudul "ubah lelah menjadi Lillah".

Ketika akan bergegas pulang, buku yang sedari tadi kubaca sampai beberapa halaman terbayang bayang terus di pikiranku, buku itu kutinggal pergi mengingat dana di dompet tidak mencukupi. Tapi karena rasa penasaran itu terus muncul, kuberanikan kembali masuk ke toko bukunya.

Bismillah, kugenggam buku itu dan beranjak menuju kasir. Dari kejauhan kulihat wajah SPG yang sebelumnya agak cemberut melihatku membuka buku berulang ulang tapi tidak membelinya, kini berubah menjadi nampak sedikit melengkungkan senyumannya. Ada rasa bersalah juga rasanya. Tapi sudahlah, toh pada akhirnya bukunya terbeli juga. "Maaf yah mbak" untuk ke dua kalinya. Xixixi

Sampai di kasir saya sempat mencari-cari, barangkali saja ada uang yang terselip selip pada saku tas. Maklum ibu-ibu suka menyelipkan uang kembalian di saku-saku tas yang mudah dijangkau. Tapi hasilnya nihil...."waduh gawat nih".

Tiba-tiba saya kepikiran "oh iya saya kan punya kartu debet", walau jujur saya tidak pernah menggunakannya untuk berbelanja. "Dicoba tak mengapa". Alhamdulillah saldonya masih mencukupi dan akhirnya buku yang membuatku penasaran terbeli.

Dalam buku ini, ada sub bab yang sempat saya kutip dalam artikelku sebelumnya tentang "empat tangga impian". Karena mungkin tulisan saya saat itu tidak tuntas, kesannya jadi kaya mengintip buku orang....hehehe.

Semua ada hikmahnya, dari tulisan saya di awal, saya jadi punya ide membuat tulisan ini. Terimakasih atas komentar dari setiap tulisanku. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi.