Seseorang pernah berkata bahwa antara murid dan guru ibarat cermin dan bayangannya. Cermin akan selalu diikuti oleh bayangannya, ketika kita ke kanan maka bayangan pùn ikut ke kanan dan kita ke kiri maka bayangan pun ikut ke kiri.

Seperti itulah murid dengan gurunya. Dia akan mengikuti gerak gerik dan tingkah laku gurunya. Kalau yang kita tunjukkan adalah sikap kasar maka murid juga akan bertingkah kasar dan sebaliknya kalau yang ditunjukkan adalah sikap yang santun dan penuh kasih sayang maka murid pun cenderung bersikap santun dan penyayang seperti yang telah kita contohkan kepada mereka.

Sebagaimana tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan pandangan hidupnya. Ing ngarso sung tulada, Ing Madya mangun Karso, Tut wuri handayani. Yang artinya di depan dia menjadi teladan, di tengah dia memberi semangat dan di belakang dia mendukung. Suatu kalimat yang sangat bermakna. Dimana bahwa guru sebagai pendidik mesti memberikan teladan, semangat dan dukungan bagi murid muridnya.

Kita juga sering mendengar bahwa "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Yah betul karena apa yang ditunjukkan oleh guru akan ditiru oleh muridnya. Satu contoh guru yang tidak disiplin, jangan heran jika muridnya pun tidak disiplin karena mereka meniru apa yang ditunjukkan oleh gurunya. Jadi jelas bahwa kebiasaan yang dilihat, didengar dan dialami dapat membentuk karakter anak-anak kita.

Anak-anak kita begitu menghormati dan mempercayai gurunya. Sehingga apa yang dikatakan, dilihat dan dialami dari gurunya, itu pulalah yang tertanam di kepala dan di hati mereka yang akan menjadi kebiasaan dalam kesehariannya.

Marilah menjadi cermin yang baik buat mereka agar mereka dapat mengambil teladan dari setiap sikap dan prilaku yang kita tunjukkan.

Semangat bapak ibu guru Indonesia.

Salam Literasi.