Libur telah usai, sekolah kembali aktif. Mereka menyambutku dengan wajah senang. Terpancar rasa rindu untuk kembali bersua bersama teman-teman dan gurunya. Pun demikian dengan saya. Rasa rindu dengan suasana kelas dan tingkah laku mereka yang mengundang gelak tawa.

Kurang lebih sepekan berlibur, tentunya banyak kisah yang bisa diceritakan oleh mereka. Libur semester ganjil yang tepat di penghujung tahun banyak dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga di suatu tempat, menghabiskan sisa hari di tahun 2018.

Cerita-cerita itu tak ingin kubuang percuma dari memorinya. Salah satu cara yang biasa dilakukan dengan menuliskan cerita mereka selama berlibur. Setelah itu kuminta mereka menceritakannya di depan teman-temannya. Cara ini sudah sejak lama digunakan teman-teman guru bahkan waktu saya SD guru saya jg melakukan hal yang sama.

"Aku sangat senang berada di kampung halaman, pergi ke sawah, bermain lumpur. Esoknya aku ke empang menangkap ikan lalu dibakar dan disantap. Di hari yang sama aku ke sungai membuat rakit, menjalankannya bersama adik sepupu. Sungguh mengasyikkan." Cerita dari salah satu siswa yang bernama Najwa.

Siswa-siswa lain yang mendengarkan tampak senang, seolah ikut merasakan berada di sawah dan bermain lumpur. "Seru yah" kata Aisyah, teman duduk Najwa. Keseruan itu bukan hanya dirasakan Najwa dan Aisyah tapi juga dirasakan teman-temannya yang lain yang berlibur di tempat berbeda. "Salut anak-anakku atas usahamu hari ini".

Walau terkesan biasa saja tapi bagi saya, usaha mereka dalam bercerita dan tampil di depan teman temannya sudah sangat luar biasa dan patut diapresiasi. Cara ini juga cukup membantu saya dalam membudayakan literasi di kelas. Menuangkan cerita dalam bentuk tulisan, dilanjutkan dengan menceritakan kembali di depan teman-temannya adalah salah satu pembiasaan yang dapat dikembangkan terus sampai pada tahap pembelajaran.

Salam Literasi.