Muslihah, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dipinang Hujan dan Debu
PUISI MASA PANDEMI

Dipinang Hujan dan Debu

Saat surya tak meraja

Angin berisarat hujan tengah dipinang

Meski dingin menusuk sampai ke tulang

Mereka bernyanyi sarat nada

Dibiarkannya rambut dicium butiran hujan

Dimainkannya kaki serta tangan

Diacuhkannya baju sepatu berbasahan

Mereka menari di tengah lapangan

Dititahkan agar menyudahi

Mereka berlari

Menjauh dari pandangan diri

Lanjutkan hujan dan gelak sebagai perkusi

Begitulah saat musim air tiba

Pandangan dimanjakan mereka

Saat surya meraja

Angin berisarat terik tengah dipinang

Meski sengat membakar seluruh badan

Mereka tetap bernyanyi sarat nada

Dibiarkannya rambut diciumi debu

Seluruh raga berlumur peluh

Aroma khas baju dan sepatu

Mereka nikmati tanpa keluh

Begitulah saat musim debu tiba

Pandangan tetap dimanjakan mereka

Angin mengenalkan mereka pada hujan

Karibkan pula pada terik dan debu

Sebab keduanya sumber kehidupan dan ilmu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post