Hijab Pelindungmu Dari Panas Matahari Dan Panas Api Neraka
Kata Hijab dan jilbab mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, namun sudahkah kita mengetahui maknanya dengan benar? Hijab adalah kain panjang yang menjuntai berguna untuk menutupi aurat seorang wanita muslimah.
Hijab adalah salah satu identitas wanita muslim, yang berguna untuk membedakan ketika berada diantara wanita-wanita kafir. Hijab merupakan pelindung kita dari panas matahari di dunia dan panas api neraka di akhirat.
Surah Al Ahzab (الْأحزاب), Ayat: 59
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hijab Itu Menutup Bukan Membungkus
Hendaknya wanita muslimah yang shalihah tidak sekedar mengetahui makna hijab dan jilbab, namun juga mempelajari mengenai syarat-syarat hijab yang syar’i.
Misalnya ketika ia mengetahui bahwa salah satu makna jilbab adalah “kain yang menutupi kepala, leher, hingga ke dada”.
Bukan berarti ia dapat mengenakan kerudung ala kadarnya sebatas menutup kepala hingga dada sedangkan bajunya ketat, transparan, atau masih menampakkan perhiasan-perhiasan wanita yang seharusnya ditutupi.
Maka wajib juga bagi seorang muslimah untuk mempelajari bagaimana kriteria hijab muslimah yang syar’i.
Dan sebagaimana telah dijelaskan, hijab mencakup seluruh pakaian wanita dari ujung kepala hingga ujung kaki, ini semua hendaknya memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan oleh syariat.
Hijab Salah Satu Pengendali Diri
Salah satu tanda utama kesucian adalah hijab. Rasa malu, kesucian, dan hijab adalah tiga ihwal yang saling berkaitan erat.
Hijab dibangun di atas landasan kesucian, sementara kesucian bersandarkan malu. Sejatinya, rasa malu merupakan pencerminan dari kecendrungan fitrah manusia untuk mengenakan pakaian.
Dalam diri manusia, terdapat daya penahan dan pemandu yang disebut malu, daya ini bisa mencegah manusia dari berbagai perbuatan yang tidak etis. Secara naluriah, manusia tertarik dengan penampilan luar.
Kecendrungan ini lebih kuat di kalangan perempuan. Karenanya, kesucian perempuan dalam berbusana, sejatinya merupakan perangkat pengendali hawa nafsu dan mencegah terjadinya sikap pamer diri.
Hijab Itu Kewajiban Bukan Pilihan
Kebebasan sejati adalah saat seseorang bisa leluasa melakukan aktifitas sosialnya tanpa harus memerkan kecantikan dirinya. Nilai manusia itu terletak pada pemikirannya, bukan pada pakaian lahirnya.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar