PTK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MOTIVASI PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN KIMIA
MATERI KONSEP MOL DENGAN MODEL PBL
KELAS X TEKNIK ELEKTRONIKA
SMKN 1 TAMBUN UTARA
MUSTAKIMAH
SMK NEGERI 1 TAMBUN UTARA
Jl. Raya Srijaya No. 2 Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi 17510
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MOTIVASI PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN KIMIA
MATERI KONSEP MOL DENGAN MODEL PBL
KELAS X TEKNIK ELEKTRONIKA
SMKN 1 TAMBUN UTARA
TAHUN 2023
Oleh
Mustakimah
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Tambun Utara
PERNYATAAN KEASLIAN PTK
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mustakimah
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SMKN 1 TAMBUN UTARA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan penelitian tindakan kelas yang saya tulis ini dengan judul: “Motivasi Peserta Didik Pada Pembelajaran Kimia Materi Konsep Mol dengan Model PBL”,adalah benar- merupakan hasil karya saya sendiri.
Demikian pernyataan ini saya buat apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sebagaimana mestinya.
Bekasi, 6 Oktober 2023
Yang membuat pernyataan
Mustakimah
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Motivasi Peserta Didik Pada Pembelajaran Kimia Materi Konsep Mol dengan Model PBL”,
Tujuan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru mengenai pemecahan masalah yang terjadi di kelas dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1.Bapak Firdaus B. Sellomo,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Tambun Utara
2. Bapak/Ibu Wakil Kepala Sekolah yang telah memberikan fasilitas dan supportnya
3. Bpk/Ibu Guru SMKN 1 Tambun Utara yang telah memotivasi dan memberikan bimbingan
4.Tim IT TKR SMKN 1 Tambun Utara yang telah membantu terlaksananya penelitian Tindakan kelas ini
Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Aamin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. 1
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….2
LEMBAR KEASLIAN………………………………………………………....3
KATA PENGANTAR…………………………………………………………,.4
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...5
ABSTRAK……………………………………………………………………..6
BAB 1 PENDAHULUANA. LatarBelakangMasalah……………………………………………7
B. Rumusan Masalah…………………………………………………8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..8
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran………………………8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar……………………………………………………9
B. Hakikat Hasil Belajar……………………………………………..10
C. Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning……,,,,,,,,,12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek, Penelitian…………………………………………………17
B. Prosedur Pelaksanaan……………………………………………..17
C. Teknik Analisis Data………………………………………………19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pembelajaran…………………………………………………….20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan………………………………………………………….23B.Saran…………………………………………………………………23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..24
LAMPIRAN……………………………………………………………25
ABSTRAK
Mustakimah.Motivasi peserta didik pada pembelajaran kimia untuk materi konsep mol dengan model pembelajaran problem based learning(PBL) di kelas X Teknik Elektronika SMKN 1 Tambun Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk memotivasi belajar peserta didik pada Pelajaran kimia khususnya konsep mol,sehingga peserta didik lebih semangat dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Penelitian dilakukan di kelas X Teknik Elektronika SMKN 1 TAMBUN UTARA Kabupaten Bekasi. dengan guru selaku penulis sebagai subyek dan peserta didik yang berjumlah 36 siswa sebagai obyek.
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi,.Pada siklus ini peserta didik kurang dapat memahami dan menghitung mol,terbukti ada 41,2 % yang mendapat nilai di bawah KKTP,
Terbukti bahwa ada motivasi belajar bagi peserta didik,dengan model pembelajaran Problem Based Learning( PBL) dan pendampingan guru.
Saran bagi penulis adalah guru diharapkan dapat mengajar dengan model pembelajaran yang variative sesuai dengan kondisi peserta didik siswa tidak bosan dan termotivasi untuk belajar
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Mata Pelajaran kimia untuk materi konsep mol adalah Pelajaran yang membutuhkan pemahaman dan kemampuan menghitung.Karena pada materi ini harus memahami unsur ,lambing unsur,,massa atom relative unsur dan massa massa molekul relative suatu senyawa.
Setelah memahami hal tersebut peserta didik diarahkan masuk ke materi konsep mol,untuk mengitung mol suatu senyawa jika diketahui massanya.Untuk menghitung mol peserta didk harus memahami rumus yang digunakan.Hal ini sulit bagi siswa untuk memahami dan mengaplikasikan pada soal.
Dengan adanya masalah seperti ini guru dan peserta didik harus aktif dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran,oleh karena itu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.Judul yang sesuai dengan masalah ini adalah “ Motivasi Peserta Didik Pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Konsep Mol dengan Model PBL di Kelas X Teknik Elektronika SMKN 1 Tambun Utara.
1.Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas,maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah tersebut,yaitu:
a. Peserta didik kurang motivasi belajar
b. Peserta didik sering merasa bosan dengan metode pembelajaran yang kurang variative
c. Peserta didik mempunyai kemampuan literasi dan numerasi yang rendah
d. Peserta didik cenderung pasif Ketika pembelajaran di kelas
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut ,penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi konsep mol,dengan harapan peserta didik termotivasi,aktif di kelas dan tidak bosan.Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan seberapa aktif peserta didik dalam berfikir kritis dan terampil Ketika dihadapkan pada penyelesaian suatu permasalahan.Proses dari alur bagaimana peserta didik belajar ini tergantung dari seberapa kompleks permasalahan yang dihadapinya.
2. Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis menganalisis masalah sebagai berikut:
a. Kurang minatnya peserta didik pada Pelajaran kimia karena dianggapnya Pelajaran kimia itu Pelajaran yang sulit,membutuhkan pemahaman,hitungan dan penalaran kritis
b. Peserta didik terbiasa dan nyaman belajar dengan metode konvensional yaitu mencatat dan mendengarkan guru ceramah,jadi Ketika diberikan tugas atau metode lain yang membutuhkan pemikiran agak tinggi seperti pemahaman,berhitung atau berfikir kritis mereka cenderung malas mengerjakan,karena bagi mereka hal itu sangat tidak nyaman
c. Peserta didik sering lupa dan sulit untuk mengaitkan materi pembelajaran sebelumnya dengan materi yang diajarkan saat berlangsung karena lupa membawa buku atau bukunya gabung dengan Pelajaran yang lain.
d. Peserta didik lebih menyukai menghitung menggunakan alat hitung dan
sudah terbiasa bermain handphone ,sehingga peserta didik sangat malas membuka buku untuk literasi
3. Alternatif pemecahan masalah
Berdasarkan masalah di atas perlu adanya model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan pola belajar peserta didik.Disini penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL),dengan model ini diharapkan:
a. Mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik
b. Peserta didik semakin aktif dan termotivasi dalam pembelajaran
c. Peserta didik tertarik, minat dan bergerak untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana cara meningkatkan motivasi peserta didik pada pembelajaran kimia untuk materi konsep mol di kelas X Teknik Elektronika di SMKN 1 Tambun Utara Kabupaten Bekasi.
C. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan Kenelitian Tindakan Kelas bertujuan :
a. Untuk mengetahui seberapa paham peserta didik Ketika pembelajaran di kelas
b. Sebagai bahan masukkan buat guru atau penulis bagaimana proses pembelajaran di kelas
c. Sebagai penilaian guru atau penulis Ketika di kelas
d. Untuk ,menggali atau mengetahui mengapa peserta didik banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKTP
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peserta didik,dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
b. Bagi Guru,dapat meningkatkan kualitas mengajar di kelas dan mengetahui kelebihan/kekurangan metode mengajarnya
c. Bagi sekolah,dapat meningkatkan mutu sekolah dalam proses pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
Pandangan seseorang guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswa untuk belajar. Berbicara pengertian belajar telah banyak konsep yang dirumuskan oleh para ahli yang berhubungan denga teori belajar. Teori belajar behaviorisme (tingkah laku) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan tingkah laku.
Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa masukan dan keluaran/output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa di amati. Selanjutnya,teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (Uno, dkk., 2008: 56 & 59). Untuk teori belajar konstruktivisme dan teori belajar modern tidak diuraikan dalam tulisan demi menghindari kebingunan dalam penafsiran pembaca.
Merujuk pada teori-teori belajar di atas, Burton (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 4) mengemukakan hal senada dengan teori behaviorisme di mana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Kemudian Witherington (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 5) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”.
Selanjutnya, Gagne (dalam Slameto, 2010: 13) memberikan dua definisi belajar, yakni
1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dipahamai bahwa pada dasarnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu melalui memberian pengetahuan, latihan maupun pengalaman. Belajar dengan pengalaman akan membawa pada perubahan diri dan cara merespon lingkungan.
B. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Berikut ini adalah pengertian hasil belajar menurut pandangan para ahli, yaitu :
1. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009 : 3), dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar
2. Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.
3. Menurut Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
4. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya
perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan.
Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain:
1. Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem
2. Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian.
4. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
5. Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh- sungguh.
Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
C. Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem based learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan seberapa aktif peserta didik dalam selalu berpikir kritis dan selalu terampil ketika dihadapkan pada penyelesaian suatu permasalahan. Proses dari alur bagaimana peserta didik belajar ini tergantung dari seberapa kompleks permasalahan yang dihadapinya.
Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dimana siswa terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan demikian, siswa akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real word). Pembelajaran dengan model ini merupakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan (Daryanto, 2014).
Menurut Arend (Dewi, dkk, 2013) pengertian dari model problem based learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah permasalahan yang mengantarkan mereka pada pengetahuan dan konsep baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada situasi permasalahan bermakna yang dapat memfasilitasi siswa menyusun pengetahuan sendiri, mengembangkan inkuiri, kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Menurut Bridges (Wasonowati, dkk, 2014) model problem based learning diawali dengan penyajian masalah, kemudian siswa mencari dan menganalisis masalah tersebut melalui percobaan langsung atau kajian ilmiah. Melalui kegiatan tersebut aktivitas dan proses berpikir ilmiah menjadi lebih logis, teratur dan teliti sehingga mempermudah pemahaman konsep.
Menurut Suradijono (Syafi’I, dkk, 2004), pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Tujuan pembelajaran problem based learningTujuan belajar dengan menggunakan problem based learning terkait dengan penguasaan materi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar multidisiplin dan keterampilan hidup. Pembelajaran dengan model problem based learning memungkinkan peserta didik untuk terlibat dalam mempelajari hal-hal, antara lain:
Permasalahan dunia nyata Keterampilan berpikir tingkat tinggi Keterampilan menyelesaikan masalah Belajar antardisiplin ilmu Belajar mandiri Belajar menggali informasi Belajar bekerjasama Belajar keterampilan berkomunikasi Karakteristik model pembelajaran problem based learningPembelajaran ini memiliki beberapa karakteristik yaitu:
Belajar dimulai dengan satu masalah Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri Menggunakan kelompok kecil Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk.Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan model problem based learning dimulai dengan adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh guru, kemudian peserta didik memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada peserta didik seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning dapat memberikan pengalaman yang kaya pada peserta didik. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari (Hamdayana, 2014).
Arifin (dalam Pratiwi, dkk, 2014), menyatakan bahwa ada tiga ciri utama pembelajaran berbasis masalah:
merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam impelementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis masalah, menuntut peserta didik secara aktif terlibat berkomunikasi, mengembangkan daya pikir, mencari dan mengolah data serta menyusun kesimpulan bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat, atau menghafal materi pembelajaran; aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Tanpa masalah pembelajaran tidak akan terjadi; pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah.Sears dan Hersh (dalam Sumarmo, dkk, 2011) mengemukakan beberapa karakteristik model problem based learning:
Masalah harus sesuai dengan kurikulum. Masalah bersifat tak terstruktur, solusi tidak tunggal dan prosesnya bertahap. Siswa memecahkan masalah dan guru sebagai fasilitator. Siswa diberi panduan untuk mengenali masalah dan bukan formula untuk memecahkan masalah Penilaian berbasis performa autentik. Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran problem based learninga.Kelebihan model pembelajaran problem based learning
Sanjaya (dalam Kusprianto dan Siagian, 2013) menyatakan bahwa pembelajaran problem based learning memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. Dapat menantang kemampuan siswa. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan belajar bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti olehpeserta didik, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. Dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik. Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik. Dapat memberikan kesempatan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. Dapat mengembangkan minat peserta didik untuk terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.b.Kelemahan model pembelajaran problem based learning
Beberapa kelemahan dari model pembelajaran problem based Learning:
Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka mereka akan enggan untuk mencoba. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untukpersiapan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka guru sebaiknya membuat persiapan yang matang sebelum menerapkannya. Guru juga sebaiknya menjelaskan secara detail agar peserta didik memahami permasalahan yang akan dipecahkan. Selain itu, guru juga harus mampu membangun kepercayaan diri siswa untuk berhasil (Sutirman, 2013). Tahapan model pembelajaran problem based learningDalam pembelajaran menggunakan model problem based learning ada beberapa tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya yaitu:
Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa yang relevan dengan topik yang akan dikaji. Permasalahan yang diajukan merupakan permasalahan kompleks yang kurang terstruktur dan terkait dengan situasi nyata. Problem yang disajikan harus dapat ditelaah melalui pengembangan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik mendiskusikan permasalahan dalam kelompok kecil. Kelompok mengklarifikasi fakta dan mencari hubungan konsep yang relevan. Anggota kelompok melakukan diskusi berdasarkan pengetahuan awal mereka dalam upaya memahami permasalahan dan mengajukan usulan solusi. Kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka pahami dan perlu pelajari untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik atau kelompok membuat perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan. Anggota kelompok berbagi peran untuk mempelajari fakta dan konsep atau mempersiapkan kegiatan eksplorasi. Masing-masing peserta didik melakukan penelusuran informasi atau observasi berdasarkan tugas yang telah ditetapkan dalam diskusi kelompok. Peserta didik kembali melakukan diskusi kelompok dan berbagi informasi. Informasi atau pengetahuan yang diperoleh digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji. Kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas. Penyajian solusi permasalahan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan sebaiknya menggunakan teknologi informasi (IT). Teman lain menanggapi hasil kerja yang ditayangkan. Anggota kelompok melakukan pengkajian ulang (review) terhadap proses penyelesaian masalah yang telah dilakukan dan menilai kontribusi dari masing-masing anggota. Proses penilaian diri dan penilaian teman sejawat dapat dilakukan pada tahap akhir sebagai metode refleksi bagi kelompok dan metode penilaian bagi guru (Sani, 2014).Barret menyusun langkah-langkah pelaksanaan problem based learning, yaitu:
Perserta didik diberi permasalahan oleh guru berdasarkan pengalaman siswa. Perserta didik melakukan diskusi dalam kelompok kecil untuk: Mengklarifikasi kasus atau masalah yang diberikan Mendefinisikan masalah Saling bertukar pendapat berdasarkan pengalaman yang dimiliki Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah Perserta didik melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Perserta didik kembali kepada kelompok problem based learning awal untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Perserta didik Perserta dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran.Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari beberapa sintaks atau langkah belajar sebagai berikut:
No
Langkah
Kegiatan Guru
1
Orientasi masalah
1. Menginformasikan tujuan
Menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka Mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka2
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Membantu Perserta didik dalam menemukan konsep berdasarkan masalah Mendorong keterbukaan, proses-proses demokrasi dan cara belajar Perserta didik aktif Menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan Memberi kemudahan Perserta didik dalam mengerjakan/menyelesaikan masalah3
Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas Mendorong dialog dan diskusi antar Perserta didik Membantu Perserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkitan dengan masalah Membantu Perserta didik dalam merumuskan hipotesis Membantu Perserta didik dalam memberikan solusi4
Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
Membimbing Perserta didik dalam mengerjakan lembar kerja Perserta didik (LKPD) Membimbing Perserta didik dalam menyajikan hasil kerja5
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Membantu Perserta didik mengkaji ulang hasil pemecahan masalah Memotivasi Perserta didik agar terlibat dalam pemecahan masalah Mengevaluasi materiKarakteristik permasalahan dalam model problem based learning
Karakteristik permasalahan yang dibahas dalam problem based learning menurut Tan (Sani, 2014) adalah sebagai berikut:
Permasalahan dunia nyata yang tidak terstruktur atau kurang terstruktur Permasalahan yang mencakup beberapa sudut pandang Permasalahan yang menantang Perserta didik untuk menguasai pengetahuan baruRusman (dalam Kuspriyanto dan Siagian, 2013) menyatakan bahwa “Masalah-masalah yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar adalah masalah yang memenuhi konteks dunia nyata yang akrab dengan kehidupan sehari-hari Perserta didik.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.Subyek Penelitian
1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMKN 1 Tambun Utara Kabupaten Bekasi.Obyek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Elektronika yang berjumlah 36 siswa. Dengan jumlah siswa laki -laki sebanyak 11 orang dan siswa Perempuan 25 orang.
2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023,dengan 1 Siklus,yaitu
Kamis,5 Oktober 2023
3.Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah tempat penulis memperoleh keterangan atau data penelitian. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas X Teknik Elekyronika yang berjumlah 36 siswa. Kelas tersebut di ambil sebagai subjek penelitian karena rata-rata hasil belajar mereka belum sesuai dengan yang diharapkan. Perserta didik pada umumnya sulit memahami materi, kurang bersungguh-sungguh sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah.
Karakteristik Penelitian Tindak Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran yang berupa perilaku guru dan Perserta didik dalam melakukan interaksi. Karakteristik siswa harus di pahami agar pembelajaran berjalan lancar. Rata -rata usia Perserta didik 16 tahun,di usia segitu siswa sulit untuk konsentrasi karena sedang mencari jati dirinya ditambah dengan latar belakang mereka yang berbeda.
B. Prosedur Pelaksanaan
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Wardani (2006:1-4) mendefenisikan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Siklus penelitian terdiri dari 4 tahapan yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (acting)
3. Pengamatan (observation)
4. Refleksi (reflection)
Langkah-langkah Pembelajaran
1) Perencanaan
Tahapan perencanaan yang dilakukan pada siklus ini adalah
a. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran.
b. Membuat instrumen yang akan digunakan
c. Membuat alat untuk hasil evaluasi
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan 2 jam pelajaran. gambaran umum yang dilakukan adalah :
a. Pada awal setiap pertemuan, hal yang pertama dilakukan adalah memberikan penjelasan singkat tentang materi yang dipelajari
b. Setelah guru menjelaskan, siswa diberi tugas sesuai dengan materi yang telah di kembangkan, baik secara individu maupun kelompok.
c. Melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
3) Observasi
Pada tahap ini penulis melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan serta melaksanakan evaluasi. Data hasil observasi meliputi kehadiran siswa, kerjasama, keaktifan perserta didik baik dalam bertanya atau memberi tanggapan, menjawab pertanyaan guru atau teman.
4) Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahapan observasi bahwa pembelajaran kimia materi konsep mol berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari antusias perserta didik dalam belajar.
C. Teknik Analisis Data
Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting pada penelitian tindakan kelas. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas berarti mengidentifikasi dan menyetujui kriteria yang digunakan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dengan analisis dapat diketahui perubahan- perubahan perbaikan hasil belajar peserta didik yang mungkin terjadi selama pelaksanaan dengan merefleksi kegiatan yang telah dilakukan pada.
Dan juga dengan analisis data peneliti dapat memperoleh berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam penelitian yang dilakukan serta dampak dari tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran.
Interpretasi Hasil Analisis
Setelah melakukan analisis data penulis dan kolaborator melakukan intrepretasi hasil analisis. Hasil analisis ditunjukkan dalam bentuk tabel diagram. Dari diagram tersebut dapat dilihat hasil presentase yang diperoleh. Adanya peningkatan hasil belajar kimia pada materi mol dengan model pembelajaran Problem Based Learning dalam akhir penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
NO
NAMA SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
ADI PIRMANSYAH
80
TUNTAS
2
AHMAD FIFAI
85
TUNTAS
3
AIRA KEYSA
78
TUNTAS
4
ALAN ADIANSYA
70
TIDAK TUNTAS
5
ANDREAN SAPUTRA
78
TUNTAS
6
DAFRIZAL.R
75
TIDAK TUNTAS
7
DINAH MAYRANA
78
TUNTAS
8
ELANG PANDU
80
TUNTAS
9
FAHRI ALLATIF
85
TUNTAS
10
IIN JULIANTI
80
TUNTAS
11
INDRI DWI.A
78
TUNTAS
12
JENISASKIA PUTRI
85
TUNTAS
13
KAYLAH REGINA
80
TUNTAS
14
KARDILAH PUTRI
78
TUNTAS
15
KAYLA DWI.A
80
TUNTAS
16
MEGA AULIAH
80
TUNTAS
17
MISKA AYU
78
TUNTAS
18
M.ALDIAMSYAH
70
TIDAK TUNTAS
19
M.FADIL FAUZI
75
TIDAK TUNTAS
20
M.RISKI
76
TUNTAS
21
M.FAHRI AFRIZAL
85
TUNTAS
22
MUTIARA
80
TUNTAS
23
NADWA QORINA
80
TUNTAS
24
NAYLIH ALFIYAH
78
TUNTAS
25
NAYLASARI
78
TUNTAS
26
NAYLA TRI.A
80
TUNTAS
27
NURAZIZAH
78
TUNTAS
28
PRIYANAH
85
TUNTAS
29
RADITA OKTAPIANI
80
TUNTAS
30
RAHAYU NUR
85
TUNTAS
31
RISKA EFENDI
82
TUNTAS
32
RISKI SETYA.M
76
TUNTAS
33
SASKIA RENATA
78
TUNTAS
34
SEPTI RAMADANI
83
TUNTAS
35
TIARA ALISA
80
TUNTAS
36
ULAN KASARIH
80
TUNTAS
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Siswa
NO
NILAI
FREKUENSI
PERSENTASE
1
70-75
4
11,1
2
76-80
25
69,4
3
81-85
7
19,5
JUMLAH
36
100
Refleksi
Berdasarkan data di atas dapat direfleksikan:
a. Proses pembelajaran sudah mencapai tujuan pembelajaran
b. Kegiatan belajar menarik perhatian siswa
c. Perserta didik yang memperoleh nilai rendah sedikit
d. Perserta didik termotivasi belajar kimia pada materi konsep mol
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Peneltian Tindakan kelas yang dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2023 di SMKN 1 TAMBUN UTARA Bekasi kelas X Teknik Elektronika mata Pelajaran kimia untuk materi Konsep Mol dengan model pembelajaran Problem Based Learning,dapat disimpulkan:
1.Meningkatmnya pembelajaran kimia untuk materi konsep mol
2.Terbangunnya motivasi siswa dalam belajar
3. Perserta didik semakin aktif dalam pembelajaran di kelas
4.Terbentuknya jiwa mandiri dan gotong royong pada peserta didik
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kiranya perlu diperhatikan oleh setiap guru agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan diantaranya :
1. Memahami kebutuhan Peserta didik yang belajar agar apa yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh peserta didik, karena guru mengerti apa yang peserta didik butuhkan.
2. Guru diharapkan bisa menguasai kelas dan tahu kondisi peserta didik,sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran
3. Guru sering memberi motivasi dan nasehat kepada peserta didik,agar semangat belajar
4. Guru diharapkan sering mengikuti pelatihan atau seminar untuk menambah wawasan dan metode mengajar
5. Memberikan metode pembelajaran yang variative agar peserta didik tidak bosan dan nyaman di kelas
DAFTAR PUSTAKA
Zainab Aqib dan M.Chotibbudin,2018.Teori dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas,Yogyakarta: Budi Utama
Suharsimi Arikunto,Suhardjono,Supardi,2015.Penelitian Tindakan Kelas(Revisi),Jakarta: Bumi Aksara
Prof.Dr.Minda Azhar,M.Si ,2020 .Mudah Memahami Stoikiometri,Padang : Sukabina Press
Dr.Yusnidar Yusuf,M.Si,2018.Kimia Dasar ,Jakarta: EduCenter Indonesia
https://www.silabus.web.id/kelebihan-dan-kekurangan-model-problem-based-earning-pbl/
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230124142228-569-904230/7-cara-meningkatkan-motivasi-belajar-siswa-biar-lebih-semangat
Lampiran
1.Modul Ajar dan Kegiatan pembelajaran
NAMA : MUSTAKIMAH ,ST
SATUAN PENDIDIKAN : SMKN 1 TAMBUN UTARA
MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS : X
TEMA : KONSEP MOL
WAKTU : 2 X 45 Menit
KOMPETENSI AWAL
Di fase E, peserta didik dapat menentukan massa molekul realtif dari suatu senyawa dan menghitung jumlah mol suatu senyawa yang diketahui massanya
B. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa ,mandiri dan Bernalar Kritis
C. SARANA DAN PRASARANA
Infocus,laptop,powerpoint,spidol
D. TARGET PESERTA DIDIK
Setelah mempelajari konsep mol,peserta didik dapat :
1. Menentukan massa atom relative dari suatu senyawa
2. Menghitung jumlah mol suatu zat yang diketahui massanya
E. MODEL PEMBELAJARAN
Problem Based Learning (PBL)
F. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajarai konsep mol dengan model pembelajaran Problem Based Learning,peserta didik dapat :
1.Mengerjakan soal yang untuk menetukan massa molekul relative
2.Menghitung mol jika dikatahui massanya
G. ASSESMENT
a.Menanyakan pembelajaran materi sebelumnya
b.Mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi
Menghitung bilangan desimal
1. 60 : 120 = 0,5
2.12,6 : 3 = 4,2
3. 5,2 x 5 = 26
H. PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik menyimak table system periodic unsur untuk mengetahui letak nomor massa atom,sebagai dasar untuk menghitung massa molekul relative
I. PERTANYAAN PEMANTIK
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang mol
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO.
KEGIATAN
AKTIFITAS
ALOKASI WAKTU
1.
Pedahuluan
· Mengucapkan salam saat masuk ruangan
· Guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa
· Memeriksa kondisi ruang kelas dan kerapihan peserta didik
· Mengintruksikan menyanyikan lagu Indonesia Raya
· Memeriksa kehadiran
· Guru Menanyakan kesiapan, keadaan, perasaan (Asesmen Kognitif)
· Memberikan motivasi
· Mengintruksikan Literasi
· Menjelaskan pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan serta metodanya.
· Menjelaskan penilaian yang akan dilaksanakan
15 Menit
2.
Inti
1.Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
· Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
· Memberikan pertanyaan yang berkaitan mol
2.Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
· Memberikan penjelasan dan contoh suatu senyawa untuk dihitung massa molekul relativenya
· Memberikan contoh suatu senyawa yang diketahui massanya untuk dihitung mol nya
3.Membimbing penyeledikan
· Menjelaskan contoh cara menghitung massa molekul relative
· Menjelaskan cara menghitung mol,jika diketahui massanya
4.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
· memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi mengerjakan LKPD
· memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempresentasikan hasil diskusi secara berkelompok secara bergantian
· Kelompok lain menyimak dan memberikan tanggapan
5.Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
· Perwakilan peserta didik merefleksikan apa yang diperoleh dalam pembelajaran
· Guru memberikan penguatan materi yang telah disampaikan dengan pertanyaan dan menyajikannya dalam game
· Guru memberikan umpan balik dengan cara peserta didik mengerjakan post test
65 menit
3.
Penutup
· Menyampaikan konfirmasi (penguatan materi)
· Memberikan pengarahan untiuk materi pertemuan berikutnya
· Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
10 Menit
REFLEKSI GURU DAN PESERTA
Karakter siswa yang diperoleh dari pembelajaran tersebut adalah:
1.Kerjasama
2.Kemandirian
3.Ketelitian
4.Percaya Diri
b.Penilaian
KISI-KISI SOAL
NO
KISI-KISI
NO SOAL
KRITERIA SOAL
MUDAH
SEDANG
SULIT
1.
Menghitung massa molekul suatu senyawa dari 2 unsur ,dengan perbandingan index unsur 1:1
1
√
2.
Menghitung massa molekul suatu senyawa dari 2 unsur dengan perbandingan index unsur 2:1
2
√
3
Menghitung mol suatu senyawa dari 2 unsur dengan perbandingan 1:3 jika diketahui massanya
3
√
4.
Menghitung mol suatu senyawa dari unsur dengan perbandingan 1:1:1 jika diketahui massanya
4
√
5.
Menghitung mol suatu senyawa kompleks jika diketahui massanya
5
√
K. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
NAMA SISWA : 1.
2.
3.
4.
Topik : Konsep Mol
Tujuan Pembelajaran : 1.Peserta didik dapat menentukan massa molekul relatof dari suatu senyawa.
2.Menghitung mol suatu senyawa jika diketahui massanya
Petunjuk : 1.Perhatikan penjelasan dari guru
2.Kerjakan secara berkelompok
3.Hitunglah dengan teliti dan tanpa kalkulator
4.Kerjakan setiap nomor berdasarkan table yang disajikan
Informasi:
· Massa atom relative = Ar
· Massa molekul relative = Mr
Table 1
Atom
H
C
O
S
Ar
1
12
16
32
Table.2
Senyawa
NH3
NaOH
CO(NH2)2
Mr
17
40
60
1Hitunglah massa molekul relative (Mr) dari CO
(berdasarkan table 1)
Jawab :
Skor 20
2.Hitunglah massa molekul relative (Mr) H2S
(berdasarkan table 1)
Jawab :
Skor 20
3.Anita menuang 34 gram NH3 ke dalam botol,hitunglah mol
(berdasarkan table 2)
Jawab :
Skor 20
4. NaOH sebanyak 100 gram,hitunglah mol nya
(berdasarkan table 2)
Jawab :
Skor 20
5. Seorang petani menabur 720 gram urea dengan rumus kimia CO(NH2)2, Berapa mol urea yang ditabur petani tersebut
Jawab :
Skor 20
(berdasarkan table 2)
L.Bahan Bacaan
MASSA MOLEKUL RELATIF
Pengertian Massa Molekul Relatif
Dalam kimia, kamu tentu sering mendengar istilah molekul. Nah, molekul ini adalah gabungan dari dua atau lebih atom dengan perbandingan tertentu.
Molekul yang terdiri dari gabungan atom atau unsur yang sama disebut molekul unsur. Sementara, molekul yang terdiri dari gabungan atom-atom berbeda disebut molekul senyawa.
Baik molekul unsur maupun molekul senyawa dapat dihitung nilai massanya. Bagaimana caranya? Salah satu caranya adalah dengan menghitung massa molekul relatif (Mr).
Massa molekul relatif adalah gabungan penjumlahan nilai massa atom relatif (Ar) dari atom-atom pembentuk molekul tersebut.
Dengan ditemukannya cara menghitung massa molekul relatif ini, memudahkan para ilmuwan untuk mengetahui massa suatu molekul karena ukurannya yang sangat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk dihitung menggunakan timbangan atau neraca.
Selain massa atom relatif (Ar), kamu juga perlu memahami massa molekul relatif (Mr). Sebab, keduanya sering digunakan dalam perhitungan kimia.
Fungsi Massa Molekul Relatif
Massa molekul relatif memiliki fungsi utama untuk menghitung massa suatu molekul. Jadi, istilah ini hanya berlaku untuk zat-zat yang terdiri atas molekul.
Sementara jika ingin menghitung massa suatu atom, maka kamu harus menggunakan massa atom relatif atau Ar.
Massa molekul relatif (Mr) juga dapat digunakan untuk menentukan rumus molekul. Rumus molekul ini digunakan untuk menggambarkan jumlah atom setiap unsur penyusun suatu molekul.
Lebih lanjut, Mr juga sering digunakan dalam rumus menentukan molaritas, titrasi asam basa, titik didih, dan perhitungan kimia lainnya. Itulah mengapa, pentingnya memahami Mr.
Rumus Massa Molekul Relatif
Ingat, massa molekul relatif adalah gabungan penjumlahan nilai massa atom relatif (Ar) dari atom-atom pembentuk molekul tersebut.
Dari definisi massa molekul relatif ini, sebenarnya sudah bisa diketahui rumusnya, yaitu:
Mr molekul AxBy = (x. Ar A) + (y. Ar B) + dst
Selain itu, massa molekul relatif juga dapat ditentukan dengan rumus:
Mr molekul atau zat X =
massa rata-rata satu molekul atau zat X
1/12 x massa atom isotop C-12
Selain menghitung dengan rumus massa molekul relatif, massa suatu molekul juga bisa dihitung di laboratorium dengan berbagai metode.
Lalu, apa satuan yang digunakan untuk massa molekul relatif? Baik massa molekul relatif maupun massa atom relatif tidak memiliki satuan karena keduanya merupakan hasil perbandingan. Jadi, tidak memiliki satuan.
Perbedaan Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif
Sekilas, massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) ini terlihat sama. Padahal, keduanya adalah dua hal yang berbeda.
Apa saja perbedaan massa atom relatif dan massa molekul relatif? Berikut penjelasannya.
1. Pengertian
Perbedaan massa atom relatif dan massa molekul relatif dapat kamu lihat dari pengertian keduanya.
Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa suatu atom dengan massa atom lainnya. Sementara massa molekul relatif adalah gabungan penjumlahan nilai massa atom relatif (Ar) dari atom-atom pembentuk molekul tersebut.
2. Fungsi
Perbedaan selanjutnya bisa dilihat dari fungsinya di mana massa atom relatif atau Ar digunakan untuk menghitung massa suatu atom. Sementara itu, massa molekul relatif digunakan untuk menghitung massa suatu molekul.
Perlu diketahui, atom adalah unsur terkecil dari suatu zat atau materi yang dapat berdiri sendiri maupun bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa. Sementara, molekul adalah gabungan dari dua atau lebih atom yang sejenis maupun berbeda.
3. Rumus yang Digunakan
Perbedaan selanjutnya juga bisa dilihat dari rumus yang digunakan untuk menghitung massa Ar dan Mr.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung massa Ar adalah:
Ar unsur X =
massa satu atom unsur X
1/12 x massa atom isotop C-12
Sementara rumus untuk menghitung massa Mr adalah:
Mr molekul AxBy = (x. Ar A) + (y. Ar B) + dst
Selain itu, massa Mr juga dapat dihitung dengan rumus:
Mr molekul atau zat X =
massa rata-rata satu molekul atau zat X
1/12 x massa atom isotop C-12
Meskipun keduanya memiliki perbedaan, tetapi massa atom relatif maupun massa molekul relatif sama-sama sering digunakan dalam perhitungan kimia atau stoikiometri.
Contoh Soal Massa Molekul Relatif dan Pembahasannya
Untuk mengasah kemampuan, yuk simak beberapa contoh soal massa molekul relatif dan pembahasannya berikut ini.
#1 Soal Massa Molekul Relatif
Suatu senyawa X memiliki rumus empiris CH2O. Jika diketahui massa molekul relatif (Mr) senyawa X adalah 60, tentukan rumus molekul senyawa tersebut. (Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16).
Pembahasan
Mr X = Mr (CH2O)n = 60
= (12 + 2 + 16)n = 60
= 30n = 60
n = 2
Jadi, rumus molekul senyawa X adalah (CH2O)2 = C2H4O2 = CH3COOH (asam asetat atau cuka).
#2 Soal Massa Molekul Relatif
Hitunglah massa molekul relatif senyawa (NH2)4SO4, jika diketahui Ar H = 1, N =14, O = 16, dan S = 32.
Pembahasan
Mr (NH2)4SO4 = (2 x Ar N) + (2 x 4 x Ar H) + (1 x Ar S) + (4 x Ar O)
= (2 x 14) + (8 x 1) + (1 x 32) + (4 x 16)
= 132
Jadi, massa molekul relatif (NH2)4SO4 adalah 132
#3 Soal Massa Molekul Relatif
Jika Ar H = 1, Ar O = 16, dan massa 1 atom 12C = 2 x 10-23 g, tentukan massa 200 molekul air.
Pembahasan
Mr H2O = (2 x Ar H) + (1 x Ar O)
= (2 x 1 ) + (1 x 16)
= 18
Mr H2O =
massa satu molekul H2O
1/12 x massa atom isotop C-12
Massa satu molekul H2O = Mr H2O x 1/12 x massa atom isotop C-12
= 18 x 1/12 x 2 x 10-23
3 x 10-23
Jadi, massa 200 molekul air = 200 x 3 x 10-23 = 6 x 10-21 g.
#4 Soal Massa Molekul Relatif
Hitung Mr Fe2(SO4)3, jika diketahui Ar Fe = 56, Ar S = 32, dan Ar O = 16
Pembahasan
Mr Fe2(SO4)3 = (2 x Ar Fe) + (3 x Ar S) + (3 x 4 x Ar O)
= (2 x 56) + (3 x 32) + (12 x 16)
= 400
Jadi, Mr Fe2(SO4)3 adalah 400.
Demikian pembahasan mengenai massa molekul relatif (Mr). Sangat mudah, bukan menghitung massa Mr ini?
Agar kamu semakin jago dalam menghitung massa molekul relatif ini, cobalah untuk sering-sering mengerjakan latihan soalnya. Ingat, practice makes perfect. Sampai jumpa di pembahasan Quipper Blog berikutnya, ya!
Sumber
Suyatno, dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo Suyatno, dkk. 2007. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo Aprilyanti, Selvia. 2020. Kimia Terapan (Aplikasi untuk Teknik Mesin). Jawa Tengah: CV. Sarnu Untung Ratna, Ika Stri dan Andriyatie Poerwaningsih. 2015. Explore Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Duta Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT Setia Purna In
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/massa-molekul-relatif/
Hubungan Mol dengan Massa
Hubungan mol dengan massa dapat dirumuskan dengan cara sbb:
Menghitung massa unsur:
1 mol = massa/Ar
Maka massa unsur = mol x Ar
Menghitung massa senyawa:
1 mol = massa/Mr
Maka massa senyawa = mol x Mr
Massa molar adalah massa satu mol zat dalam satuan gram. Massa molar berhubungan erat dengan Ar unsur atau Mr molekul.
Massa molar (Mm) = Ar atau Mr zat
Misalnya
1 mol K (Ar 39), massanya 1 x 39 gram, maka 1 mol K = 39 gram
1 mol H2O (Mr 18), massanya 1 x 18 gram, maka 1 mol H2O = 18 gram
1 mol H2SO4 (Mr 98), massanya 1 x 98 gram, maka 1 mol H2SO4 = 98 gram
https://sman15-sby.sch.id/konsep-mol/
2..Foto Kegiatan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap