Mutmainah

MUTMAINAH, S.Pd.SD. Lahir di Jember, 15 Juni 1971. Menjadi guru PNS sejak tahun 1 Januari 2005 pertama kali dinas di SDN Patemon 02 Tanggul, sejak tahun 2010 mu...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dia Temukan Dunianya

Dia Temukan Dunianya

Dering lonceng terdengar nyaring membuyarkan kerumunan para murid yang masih asyik jajan di “ Kafe Mak Konah”, begitu anak – anak menyebutnya. Kafe Mak Konah sebenarnya warung biasa pemiliknya seorang wali murid kelas 4 yang ditinggal mati suaminya sejak anaknya kelas 1 SD. Berkat kebaikan Kepala Sekolah Mak Konah diperbolehkan berjualan di lingkungan sekolah. Warungnya sangat bersih,menyediakan berbagai menu sarapan ala anak – anak. Sajian menunya bervariasi, lengkap mulai dari jajanan ringan sampai berat seperti Nasi Goreng, Mie Goreng, Nasi Pecel yang lezat, harganya murah terjangkau kocek pelajar. guru dan hampir semua warga SDN Suko Makmur ini, menjadi pelanggan setianya,

Seperti biasa satu persatu murid - murid bergiliran mencuci tangan di wastafel yang sudah tersedia di depan kelas. Akupun mengambil posisi berdiri di depan pintu kelas V dengan tangan siap membawa Thermogun untuk mengecek suhu mereka. Yach, sejak masa pandemi kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas di sekolahku untuk mencegah penyebaran virus covid 19.

Setelah semua murid menempati tempat duduk masing - masing, ketua kelas memberi aba- aba berdoa, dilanjutkan mengucapkan Pancasila. Kubuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan yel - yel penyemangat setelah itu bersama murid - murid kami buat kesepakatan kelas. Hari ini kami akan belajar Tema 8 tentang Lingkungan Sahabat Kita, subtema 1 Manusia dan Lingkungan, Pembelajaran 1. Diawali tanya jawab materi sebelumnya dengan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari .

" Apa kabar anak- anakku yang hebat, bagaimana kalau hari ini kita menyaksikan tayangan video? "

" Video apa bu guru? " , tanya Tony.

“ Judulnya Demi Air Bersih, Warga Woborobo Rela Berjalan Sejauh 15 Kilometer ", jawabku sambil mulai menyalakan LCD.

Silahkan disimak anak - anak, siapkan catatan amati ada kejadian apa dalam tayangan tersebut, dimana kejadiannya, siapa saja nama tokoh yang berperan dalam video tersebut. Mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi. Semua pertanyaan pemantik sudah aku tulis di papan tulis. Anak - anak mulai asyik menyimak tayangan video yang ada di layar. Sebagian dari mereka mulai mencatat di buku tulis masing - masing. kuperhatikan kesibukan mereka sambil mencatat dalam buku kegiatan.

Setelah beberapa saat lamanya tiba- tiba di deretan bangku pojok belakang ada sedikit kericuhan, tertangkap oleh indera pendengaranku suara bisik – bisik disertai ketawa yang tertahan.

" Ada apa Sandy?, " kulangkahkan kaki mendekat ke arah Sandy.

" Doni tertidur, Buk mulai tadi tidak melihat videonya,“ kata Sandy dengan suara agak pelan. Langkahku semakin mendekati TKP dan benar, tampak olehku sosok Doni meringkuk di atas dua kursi yang didempetkan. Suara dengkurnya terdengar keras, dia benar – benar pulas. hingga keributan teman - teman didekatnya tak didengarnya. Kebetulan memang Randi teman sebangkunya sedang sakit, sehingga Doni lebih leluasa merebahkan tubuhnya. Lagi – lagi anak ini ketiduran saat jam pelajaran. Ini sudah yang kesekian kalinya Doni tertidur saat jam pelajaran. Tidak hanya itu Doni juga sering tidak mengerjakan tugas- tugas yang kuberikan. Sejak awal aku mengajar di kelas V , ada empat murid yang selalu mengabaikan pelajaranku. Kalau tidak bikin gaduh, acuh tak acuh, bergurau, atau pukul - pukul meja mencari perhatian teman - temannya. Dan diantara keempat anak tersebut, Donilah pemecah rekornya.

Beberapa murid mulai pecah konsentrasi ingin mengetahui insiden yang terjadi di bangku belakang. Sandy bergegas akan membangunkan. Segera saya memberi isyarat meletakkan telunjuk ke bibir saya.

“Sssttt … sudah anak - anak, biarkan Doni tidur dulu barangkali dia ngantuk atau kecapekkan, lanjutkan tugas kalian, biarkan Doni bangun dengan sendirinya.“ kataku pelan. Alhamdulillah anak - anak kembali asyik dengan tugas yang kuberikan.

Doni sebenarnya anak bungsu bu Farida, guru kelas 2 di SD Sukamakmur ini. Aku sendiri merasa tidak enak mau memberitahu langsung ke bu Farida atas sikap Doni saat di kelas.

Bel istirahat berbunyi. Doni menggeliat bangun, mungkin dia mendengar suara bel yang nyaring atau suara hiruk pikuk teman - temannya yang mulai berhamburan keluar kelas. Kudekati Doni yang nampak cemas, saat menatapku. Terlihat sekali dari raut mukanya, buru- buru dia duduk, tampak salah tingkah, butiran keringat membasahi keningnya. Mungkin dia mengira aku akan memarahinya gegara dia ketiduran. Kuberikan senyum termanisku agar dia nampak tenang. Karena kali ini saya ingin tahu mengapa dia sampai ketiduran sedemikian pulasnya disaat jam pelajaran.

“ Sudah bangun, nak?” sapaku lembut sambil duduk di samping Doni. Santai saja bu guru nggak marah karena kamu tadi tertidur. Bu guru juga sering mengalami seperti itu, ngantuk itu kan wajar, semua orang pasti akan mengalami jika seseorang kurang tidur atau kecapekan.

“ Sepertinya semalam kamu kurang tidur ya, sehingga tidak bisa menahan rasa kantukmu. Sana cuci muka dulu biar seger, kalau mau beli jajan atau minuman silahkan, nanti bu guru tunggu di UKS ya, bu guru masih pingin ngobrol sebentar, “ kataku sambil kupegang pundaknya.

“ Ya Bu, “ jawab Doni seraya bergegas menuju kamar mandi, kulihat dia agak kikuk ketika berpapasan dengan Toni teman sekelasnya yang baru keluar dari kamar mandi.

“ Dah bangun Don, “ sapa Tony sambil ketawa. Dony tampak tidak menjawab langsung masuk kamar mandi untuk cuci muka. Kasihan aku melihatnya seperti itu. Akupun keluar kelas bermaksud menuju ke ruang guru, Dari ruang kelas 5 menuju ruang guru aku melewati ruang kelas 2 tempat bu Farida mengajar. Tiba- tiba bu Farida memanggilku dan mengajak masuk kelasnya, kebetulan kelas 2 kosong karena anak – anak masih istirahat di luar. “ Maaf Bu Nana, Doni ketiduran ya Bu?, tadi saya dengar dari teman - temannya. Semalam Doni pergi nonton pertunjukan Barongan di Balai Desa Bu, pulangnya sampai larut malam. Sebenarnya sudah saya larang sebab besok masuk sekolah, tapi rupanya dia nekad , pura – pura tidur eh ternyata pergi ke tempat pertunjukan Barongan. Memang jarak rumah dengan balai Desa gak seberapa jauh. Saya tahu ketika mendengar suara jendela dibuka dari luar, saya kira pencuri tidak tahunya Doni yang menyelinap masuk. Bapaknya marah sekali saat itu, mungkin tadi pagi kalau tidak dibangunkan bapaknya dia belum bangun dan bakalan gak sekolah, kalau suara saya saja gak didengarkan Bu Nana. Entahlah bu Nana nampaknya Doni beda dengan Aldi kakaknya. Kalau Aldi nurut sama orang tua, rajin belajar gak pernah kemana – mana tanpa seijin orang tua. Maaf ya bu Nana saya sebenarnya malu atas sikap Doni, “ kata bu Farida dengan mata berkaca – kaca.

Bu Farida menceritakan kronologi penyebab ngantuknya Doni dengan jelas sehingga kumerasa mendapat lampu hijau untuk memulai percakapan.

” Iya Bu Farid, tadi memang Doni ketiduran, saya tahu pasti ada sesuatu, mendengar cerita Bu Farida saya jadi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saya tadi sudah buat janji sama Doni untuk ngobrol, saya ingin mengorek mengapa dia sampai ngantuk berat pagi ini. Saya tidak marah atas sikap Doni. Barangkali Doni hanya butuh teman ngobrol yang ngerti tentang hobby dan kesukaanya. Tiap anak memiliki karakter masing – masing kan Bu, saya mohon jangan bandingkan dan jangan samakan antara Doni dan Aldi kakaknya. Tentunya Bu Farida yang lebih mengenal watak keduanya. Mereka tidak bisa diperlakukan dengan cara yang sama, mereka punya kebutuhan yang berbeda.”

Tampak airmata menetes membasahi pipi Bu Guru yang cantik dan lemah lembut ini. Beliau mengusap kedua matanya dengan tissue. “ Saya minta tolong, ya Bu, bantu saya menyadarkan Doni, terus terang saya merasa kewalahan atas sikap Doni, Bu.”

“ Ha ha ha , memangnya Doni pingsan pakai disadarkan, “ jawabku bermaksud agar bu Farida tidak terlalu Baper. Iya bu , nanti saya akan mencari tahu apa sebenarnya yang diinginkan Doni. kebetulan memang sejenak lama saya ingin ngobrol dari hati ke hati.

“ Monggo Bu Farid, kita istirahat ke kantor sambil minum, haus nih, “ kataku mengajak bu Farida.

Sengaja kupilih UKS menurutku tempat yang nyaman di sekolah karena jarang ada yang kesana kecuali ada yang sakit.

“ Assalamualaikum Bu Nana “.

“ Waalaikumsalam, masuk Don, “ Doni masuk dengan wajah yang nampak lebih segar. “ Don, di dekat rumahmu semalam ada pertunjukan Barongan ya, kamu suka tari Barongan?.”

“ Iya suka bu, semalam saya nonton, seru bu guru.” katanya bersemangat

“ Iya, tapi kenapa tidak pamit baik – baik pada Bapak Ibu?” akhirnya mereka kan cemas.

“ Kalau pamit gak boleh Bu Guru, saya tidak boleh keluar rumah Bu “, suara Doni melemah.

“ Kamu tahu nggak mengapa orang tuamu melarang kamu keluar nonton Barongan?.”

“Karena bukan hari libur, Bu? “ jawab Doni.

“ Lantas apa yang membuatmu nekat bahkan sampai tidak pamit pada orang tuamu ?” tanyaku sambil mengusap pundak Doni.

“ Saya sudah pamit tapi tidak diperbolehkan, kan jarang ada pertunjukan seperti itu Bu.”

“ Jadi menurut Doni tindakan Doni itu sudah benar? “

Doni terdiam agak lama.

“ Tidak Bu, Doni tahu ini salah, mestinya Doni nurut sama orang tua, andai semalam Doni tidak nonton mungkin hari ini Doni tidak akan ketiduran di kelas, Doni jadi malu sama teman - teman juga.”

“ Terus sekarang apa yang akan Doni lakukan untuk memperbaiki kesalahan Doni?”.

“ Maafkan Doni Bu, Doni tidak akan mengulangi lagi. Doni sangat malu, Doni juga merasa berdosa pada orang tua Doni, Doni akan minta maaf pada orang tua Doni , “ kata Doni dengan suara lirih.

Don, bu guru tahu kamu anak baik, sebenarnya orang tuamu bukan mengekangmu namun justru karena mereka menyayangimu. menjaga kesehatanmu.Dan kalau mau pergi kemana – mana harus ijin orang tua, agar mereka tidak cemas. Orang tua mana yang tidak khawatir jika tiba – tiba anaknya menghilang kemudian datang diam- diam.”

“ Iya Bu , Doni minta maaf , Doni menyesal sudah menyusahkan orang tua.”

“ Don, apa kamu suka tarian Barongan?.”

“ Suka Bu Guru , saya bisa menari Bu, Sandy dan Randi juga bisa ,” jawab Doni bersemangat.

“ Siapa yang mengajarimu? , bisakah kamu tunjukkan di hadapan teman - temanmu kalau kamu bisa menari?. ”

“ Saya belajar menari dari youtobe Bu ,” jawab Doni

“ Baiklah Don besok bu Nana kasih waktu kamu menari di hadapan teman - temanmu, ya, kamu boleh menyalurkan hobimu, nanti bu guru yang menyampaikan ke ibu Bapakmu. “

“ Siap bu, jawab Doni, dengan penuh percaya diri.”

Keesokan harinya rupanya Doni sudah mempersiapkan sendiri. Tidak kusangka dia membawa HP , speaker, dan topeng , wajahnya tampak ceria. Suara iringan musik tari barongan memenuhi ruang kelas 5. Hari itu Doni, Sandy, dan Randi tampil menari dengan lincahnya. Tak ada guru yang mengajarinya, iringan musik dari hasil dia download dari youtobe. Mereka hafal gerakan – gerakan tarinya.berarti diam – diam mereka sudah sering menari bersam, tanpa sepengetahuan kami.

Selesai menari semua anak kelas 5 memberi tepuk tangan meriah tampak di wajah Doni dan Sandy , dan Randi sangat percaya diri, gerakan, ekspresinya sangat memukau, sungguh saya tidak menyangka.

Luar biasa , satu kata saya ucapkan atas apresiasi yang dia lakukan, Doni Cs, ternyata anak - anak yang hebat bisa memanfaatkan Android untuk kebutuhan belajar secara mandiri. Saya juga punya cara lain dalam menyampaikan materi pelajaran. pada mereka, Saya variasi melalui quiziz dan game sehingga mereka lebih bersemangat dalam belajar. Saya menyadari bahwa apa yang dialami murid saya bukan sepenuhnya salah mereka namun bisa jadi karena kelemahan saya memahami keinginan murid - murid saya. Saya merasa bak menemukan mutiara, bangga memiliki murid yang punya potensi. Saya yakin jika terus dikembangkan bakat yang dimiliki Doni akan menjadikan dia lebih baik. Anak – anak meminta setiap hari sabtu untuk latihan bersama. Sayapun berjanji akan menampilkan mereka di acara pentas seni dengan kostum yang sempurna. Doni yang acuh, yang tidak pernah peduli saat pelajaran yang suka ngantuk di kelas telah berubah sekarang. Dia menjadi anak yang manis. Sederhana, itu karena saya tahu apa yang dia mau. Saat ini Doni tekun saat di kelas dan menjadi macan panggung saat tampil di pagelaran.

Jember, 20 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu Mutmainah, salam sukses ya Bu

20 Nov
Balas

Terimakasih Bu Zuyyinah

14 Jan

Terimakasih Bu Zuyyinah

14 Jan

Terimakasih Pak Erfan

14 Jan
Balas

Semoga semakin sukse bu...

21 Nov
Balas



search

New Post