Pandemi Sebuah Cinta yang Terbukti
Pandemi saat ini adalah ujian yang harus kita lalui. Secara tidak langsung Tuhan mau kasih kita sesuatu yang tidak pernah kita sangka, atau bahkan mungkin Dia sedang ngajak bercanda. Karena kita tak pernah mampir pada-Nya.Tak pernah walau sesekali inguk-inguk menyebut nama-Nya. Ya, sudah barang tentu Dia kangen pada kita. Wong sama pacar, suami, istri, atau anak ndak diberi kabar sebentar kita kelimpungan setengah mati. Lha yang bikin kita hidup dan mati, kok ya diabaikan. Begitu barangkali pemikiran Tuhan: ah kita tak pernah tahu.
Maka, Gusti Alloh menciptakan pandemi, ben umat-Nya ngrumangsani. Iya, biar kita berdoa lalu mendekat (lagi) pada-Nya. Jangan dikira, walau Tuhan itu serba tahu, Dia juga ingin mendengar langsung dari kita, makhluk yang dicintainya ini. Dia ingin kita curhat pada-Nya; bicara dari hati ke hati. Selama ini kita terlalu dekat manusia, hingga lupa akan hadir-Nya. Dia buat kita jauh dari manusia: berjarak. Agar kita mendekat pada-Nya.
Siapa saat ini yang tak meminta pada-Nya? Semua sibuk berdoa. Minta pandemi segera pergi. Minta pandemi jangan hadir lagi. Tapi, pandemi belum berakhir. Mungkin Dia masih ingin berlama-lama menikmati wajah kita dari dekat, mendengar doa-doa kita dalam seru dan deru malam yang pekat.
Kita terlalu lama membuat jarak
Hingga Dia buat kita tak bergerak
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bahasa nya renyah dan manja, lanjut ke Buku
sembah nuwun, buu ...
satu frekwensi...nih
sembah nuwun, bu
Keren menewen bu.. Saya suka gaya bahasa nya nyantai..
sembah nuwun, bu
santai kaya di pantai, hehehe
Keren bu uut
ucuk ucukk ... maaci beeet
Keren bu uut
sampe pindo komene, wkwkwwk
Karyanya sungguh indah dibaca...
sembah nuwun, paaak
Pilihan diksinya sangat menarik dan fariatif sekali, bikin saya ketawa.
jangan tertawa sendiri malam-malam, buu ... hihihi ...terima kasih sekali, buuu ...
eh maaf, Pak maksudnya, heheh ...
Ya, enak dibaca q suka
sembah nuwun, buuu
Kerennn dan berbakat
sembah nuwun, buuu ...
Membaca ini , aku kok jadi teringat dengan tulisan tulisan Umar Kayam yang biasa beliau tulis di koran Kedaulatan Rakyat, dan kemudian dibukukan . Buku itu laris manis karena ternyata tidak hanya berisi tentang kehidupan sehari hari, tapi juga cara beliau bertutur. Walau beda dunia, dunia tulisan dan dunia musik maksudkuuu....tapi bahasanya mudah dipahamiKapan terbit bukunya lagi?#akungefans
sebentar lagiii, buuuu .... saya juga suka tulisan umar kayyam jalan menikung novel beliau yang sy hapal isinya *di masa ituuuu
uh kukiraa duniaaa mayaaa, jiakakakkkk
Buuut...keren............Bahasamu ringan...mudah dipahami...dan lucu....jadi mbayangin yg nulis, ..tapi penuh makna.....dan menjadi pengingat akan hidup ini bersama Kholik nya...
sembah nuwun, buuuu ... alhamdulillah saling mengingatkan, saya belajar dari bu khusnul koook
Allah selalu ingat pada kita, tapi kita sering "lupa" kepada Allah, tulisan ini menyadarkan saya untuk (kembali) selalu mengingat Allah, terima kasih.
matur sembah nuwun
Ngapunten mboten wonten susuk e
loalaaah piyeee, ge parkir jeeeh, wkkwwk
Siip mbak Uut,sukses ya
sembah nuwun buuu