Peluang dan Tantangan Kehadiran Artificial Intelligences Dalam Dunia Pendidikan
Peluang dan Tantangan Kehadiran Artificial Intelligences Dalam Dunia Pendidikan
Oleh : Muttaqin Kholis Ali,M.Pd.T.
Guru Komputer SMAN 1 Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal
Belum lama ini, tepatnya November 2022, sebuah lembaga penelitian AI yang berbasis di San Fransisco dan didirikan pada tahun 2015. OpenAI secara resmi mengumumkan versi prototipe dari chatbot AI terbaru mereka yang dinamai dengan ChatGPT (Generative Pretrained Transformer). ChatGPT adalah model bahasa alami yang dilatih untuk memahami bahasa manusia dan menghasilkan jawaban yang relevan dinilai mampu mengerjakan pekerjaan yang biasanya hanya mampu untuk dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya. seperti yang disampaikan oleh profesor emeritus sistem informasi di Singapore Management University Steven Miller. “Perkembangan dalam kecerdasan buatan menandai bahwa teknologi dapat melampaui lebih banyak lagi. hal itu tentu saja akan berdampak pada pekerjaan”. Hal ini semakin membuat kita umat manusia ketar-ketir, kita sangat khawatir jika peran kita didunia kerja dapat dengan mudahnya digantikan oleh kecanggihan teknologi ini.
Dalam dunia pendidikan sendiri, ChatGPT juga dapat menjadi tantangan besar bagi tenaga pendidik seperti guru dan dosen karena dikhawatirkan akan menggantikan peran mereka sebagai tenaga pendidik. Seperti Survei yang dilakukan oleh Oxford Insights pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam pendidikan dapat mengancam pekerjaan guru dan staf pendidikan lainnya, yang dapat mengurangi kualitas pendidikan dan layanan yang diberikan kepada siswa.
Hal ini kemudian akan berdampak pada turunnya mutu pendidikan dan merusak sistem pendidikan yang sudah berjalan selama ini. Penelitian oleh Zimmer pada tahun 2017 mengatakan bahwa penggunaan AI dapat mengurangi kemampuan siswa untuk mengembangkan keterampilan kritis dan kreativitas, karena AI cenderung mengikuti pola yang sudah ada dan tidak mampu menghasilkan ide-ide baru. Tentu saja fakta ini bisa merusak generasi.
Selain itu, ChatGPT juga dapat digunakan untuk menghasilkan jawaban palsu dalam ujian atau tugas, karena kemampuannya untuk menghasilkan jawaban yang meyakinkan dan terstruktur dengan baik. Ini dapat memberikan keuntungan tidak adil bagi siswa yang memanfaatkan ChatGPT dalam kecurangan, dan merugikan siswa lain yang bekerja keras untuk menjawab soal
Survei yang dilakukan oleh Kryterion pada tahun 2018 juga menunjukkan bahwa sekitar 60% siswa mengakui telah melakukan kecurangan dalam ujian online. Dalam survei ini, kecurangan yang paling umum dilakukan oleh siswa adalah membuka situs web lain selama ujian dan menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk membantu menjawab soal ujian. Kurangnya pemahaman siswa tentang etika akademik dan penggunaan teknologi yang tepat juga dapat menjadi faktor penyebab kecurangan.
Lantas, Langkah apa yang harus diambil untuk menghadapi fenomena ini?
AI bisa saja akan merevolusi budaya belajar mengajar di dunia pendidikan. Dalam jurnal yang berjudul "Artificial Intelligence and the Future of Education" oleh Dr. Jemma Green dari Curtin University. Mengatakan bahwa dampak teknologi AI pada budaya belajar ini dapat mengubah paradigma Pendidikan yang selama ini berjalan. Dalam hal ini, potensi AI untuk mengubah peran guru dan memperluas kesempatan belajar di luar lingkungan sekolah akan terbuka lebar. penulis menyebutkan bagaimana teknologi AI dapat membantu dalam personalisasi pembelajaran dengan mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi siswa, serta memberikan umpan balik yang lebih efektif.
Bisa jadi para guru tidak perlu memberikan tugas PR atau ujian tertulis, namun lebih berfokus pada penyelesaian masalah, berfikir secara kritis, dan juga melatih karakter para murid. Dalam jurnalnya yang berjudul "The Impact of Artificial Intelligence on Learning and Teaching in Higher Education", Dr. Eman Alkhamis dari Kuwait University menjelaskan bagaimana penggunaan teknologi AI dalam pendidikan dapat mengubah cara siswa dan guru berinteraksi di dalam kelas. Hal ini yang seharusnya lebih penting untuk diajarkankan pada murid sebagai budaya pembelajaran yang baru.
Dalam konteks ChatGPT, kemampuannya dalam menghasilkan teks secara otomatis dapat membantu guru dalam menghasilkan materi pembelajaran, menjawab pertanyaan siswa, dan memberikan umpan balik yang spesifik bagi siswa. Menurut survei oleh Forbes Insights, menjelaskan bahwa penggunaan teknologi chatbot seperti ChatGPT dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. ChatGPT juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan dalam pendidikan. Khususnya di Indonesia yang memiliki kesenjangan pendidikan masih tinggi. Tingkat kemiskinan yang tinggi di beberapa daerah Indonesia juga menyebabkan banyak anak putus sekolah karena keluarga tidak mampu membiayai pendidikan mereka. Hal ini juga semakin memperparah tingkat kesenjangan Pendidikan yang ada di Indonesia.
Dalam sebuah jurnal yang berjudul "Artificial Intelligence in Education: Current Landscape and Future Directions" oleh Nandini Chatterjee Singh dan Snehanshu Saha tahun 2021 mengungkapkan bahwa AI dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengurangi kesenjangan pendidikan bagi siswa yang kurang terlayani. Dalam penelitian tersebut peneliti juga mejelaskan bahwa teknologi AI dapat digunakan untuk menyesuaikan pengajaran dan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan preferensi siswa.
Tentu saja Teknologi AI, dalam hal ini ChatGPT dinilai mampu memberikan peluang dalam dunia Pendidikan. Khususnya di Indonesia, AI dinilai dapat memberikan banyak peluang dalam meningkatkan kualitas Pendidikan dan meningkatkan literasi bagi siswa. Terutama siswa di daerah yang terpencil. Keterbatasan membuat para siswa ini memiliki tingkat Pendidikan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemudahan dalam mengakses informasi dan mendapatkan kualitas Pendidikan yang lebih baik.
Salah satu alat berbasis AI adalah Adaptive learning. Adaptive learning memiliki potensi besar untuk merevolusi cara belajar yang selama ini diterapkan di dunia Pendidikan. Pembelajaran tradisional selama ini mengharuskan siswa belajar dengan cara yang sama, tanpa mempertimbangkan perbedaan individu mereka dalam kemampuan, gaya belajar, preferensi, dan kebutuhan belajar. Dengan adanya teknologi AI, diharapkan dapat membantu dalam menciptakan pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan efektif. Pendekatan ini dinilai jauh lebih efektif karena siswa memiliki perbedaan dalam cara mereka memahami, mengingat, dan menerapkan informasi. Dengan begitu mereka merasa lebih terlibat dalam pembelajaran dan melihat kemajuan dalam belajar mereka secara lebih signifikan. Siswa juga dapat dilatih untuk berfikir secara kritis, dan scientific.
Alat berbasis AI berikutnya adalah platform pembelajaran online. Di Indonesia, sudah memiliki beberapa platform pembelajaran online seperti, RuangGuru, Zenius, dan Ruang Pintar. Dengan platform pembelajaran online, siswa yang tinggal di daerah terpencil atau terbatas oleh faktor geografis, ekonomi, atau sosial dapat memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya pembelajaran yang berkualitas. Selain itu, platform pembelajaran online juga dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memperkuat kemampuan siswa.
Waktu yang fleksible dan kemudahan akses, diharapkan mampu menjebatani para siswa yang berada di daerah terpencil untuk dapat memperoleh kesempatan mendapatkan pengetahuan yang semakin luas. Namun, semua kemudahan teknologi ini bukan tanpa kendala. Di Indonesia sendiri masih banyak mengalami kesenjangan digital di beberapa daerah, terutama di wilayah pedesaan. Hal ini membuat aksesibilitas ke teknologi dan layanan AI menjadi terbatas, sehingga penerapan AI dalam dunia pendidikan menjadi sulit untuk diimplementasikan di seluruh Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga masih mengalami kekurangan tenaga ahli dan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengembangan dan penerapan AI di bidang pendidikan. Hal ini membuat Indonesia kesulitan untuk menerapkan AI dalam dunia pendidikan. Dalam sebuah penlitian berjudul "AI in Southeast Asia: Ready or Not?" pada tahun 2019 oleh McKinsey Global Institute. menemukan bahwa salah satu kendala utama dalam penerapan AI di Indonesia adalah kurangnya jumlah tenaga ahli yang memiliki kemampuan dalam bidang AI. Hanya sekitar 22.000 tenaga ahli AI di Indonesia pada tahun 2019, yang hanya mewakili sekitar 5% dari jumlah total tenaga ahli di bidang IT.
Dari kendala tersebut dibutuhkan upaya yang serius agar kemudahan ini bisa terwujud, yaitu dengan meningkatkan infrastruktur teknologi dan akses internet di seluruh Indonesia, terutama di daerah pedesaan, Hal ini dapat dilakukan dengan cara mempercepat pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah yang masih minim akses internet, meningkatkan kualitas sinyal internet, serta mengurangi biaya akses internet.
Selain itu, Pemerintah juga dapat memperluas jangkauan program bantuan akses internet dan perangkat teknologi kepada masyarakat di daerah pedesaan, seperti program Pusat Layanan Digital Desa yang diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat membantu meningkatkan aksesibilitas ke teknologi dan layanan AI di seluruh Indonesia, sehingga penggunaan AI dalam dunia pendidikan dapat lebih luas dan merata.
Pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang AI, termasuk melalui pelatihan, kursus, dan program pendidikan yang berfokus pada AI di bidang pendidikan. Di samping itu, Pemerintah dan sektor swasta juga dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan dan penerapan AI dalam dunia pendidikan, termasuk melalui penyediaan dana untuk riset dan pengembangan, serta fasilitas penelitian dan pengembangan yang memadai.
Kesimpulannya, kemajuan Artificial Intelligence (AI) memberikan banyak dampak yang sangat signifikan bagi umat manusia. Banyak aspek kehidupan yang telah berubah dengan adanya teknologi AI ini. Mulai dari pekerjaan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Dalam dunia pendidikan juga sangat penting diperhatikan bahwa perlu adanya persiapan dan peningkatan tenaga pendidikan, agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi AI dalam pembelajaran. Tenaga pendidik perlu dilatih dan disiapkan untuk menggunakan teknologi AI dengan efektif dan efisien dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. Tenaga pendidik juga perlu difasilitasi agar semakin meningkatan kualitas Pendidikan. Hal ini tentu memerlukan pelatihan dan edukasi untuk memperluas pemahaman mereka tentang teknologi AI dan cara menggunakannya dalam pembelajaran, serta meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam mengelola pembelajaran dengan teknologi AI.
Selain itu, penting juga untuk menumbuhkan kesadaran dan keterampilan yang cukup pada siswa tentang teknologi AI. Dengan pemahaman yang cukup tentang teknologi AI, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi dengan menggunakan teknologi AI sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian, persiapan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan akan menjadi kunci dalam menjaga relevansi tenaga pendidik manusia di era teknologi AI, sehingga pemanfaatan teknologi AI dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk pendidikan yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pada akhirnya, manusia tidak akan pernah bisa menolak kehadiran teknologi, manusia tidak bisa melawannya. Namun, manusia dan teknologi dapat berjalan secara beriringan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantab Pak, ulasan yang lengkap untuk bersiap mengimbangi gempuran AI, terima kasih, salam kenal