Peran Guru dan TIK Membentuk Masa Depan Pendidikan Indonesia
Peran Guru dan TIK Membentuk Masa Depan Pendidikan Indonesia
Oleh : Muttaqin Kholis Ali,M.Pd.T.
Guru Komputer SMAN 1 Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara
Dampak dari kemajuan teknologi yang tak terhindarkan memaksa kita semua untuk berbenah dan menyiapkan diri agar dapat bersaing di dunia kerja yang serba digital ini. Seperti kata pepatah "Masa depan bukan lagi tentang siapa yang lebih kuat, tapi siapa yang lebih adaptif." Kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan atau skill kita saat ini, jika kita tidak mau berkembang ya siap-siap untuk ditinggal. Sebuah kebenaran yang tak terhindarkan. Karena memang demikian, teknologi tidak akan menunggu kita untuk bersiap, namun kitalah yang harus mampu bersaing.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, tenaga pendidik seharusnya sudah mulai untuk berbenah diri di era teknologi ini. Para tenaga pendidik perlu memperdalam literasi digital dan meningkatkan skill yang sesuai dengan era masa kini.
Terlebih seorang guru mengambil peran yang sangat besar untuk mendidik generasi muda. Bagaimana sekolah dapat melahirkan generasi muda yang paham literasi digital, jika para guru tidak mau berkembang dan cenderung apatis? Dalam sebuah jurnal yang berjudul "Teacher Professional Development in Digital Literacy: A Study of Teachers' Perceptions and Practices" oleh Joelle N. Adams dan Madhuri M. Desai (2021) menunjukkan bahwa guru yang berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional dalam literasi digital memiliki lebih banyak pengetahuan dan keterampilan dalam pengajaran dan pembelajaran digital, dan dapat membantu meningkatkan literasi digital siswa.
Untuk itu, sangat penting bagi guru untuk bersedia mengembangkan skill dan pemahaman terhadap literasi digital. Dengan demikian, guru dapat memastikan bahwa esensi mereka sebagai tenaga pendidik tidak bisa digantikan oleh teknologi. Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Northeastern University pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 70% siswa menganggap guru sebagai sumber belajar utama, meskipun mereka menggunakan teknologi dalam pembelajarannya. Selain itu, Survei yang dilakukan oleh Rumah Edukasi Indonesia pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dan siswa percaya bahwa guru memiliki peran penting dalam membantu siswa mencapai prestasi akademik yang baik.
Dalam era digital saat ini, guru harus siap untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat dibutuhkan skill, pemahaman, serta kemampuan untuk menggunakan berbagai aplikasi dan platform digital agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mengembangkan kemampuan dalam membuat dan mengembangkan materi pembelajaran yang inovatif dan menarik, mampu memberikan respons individu dan memfasilitasi pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, serta dapat menciptakan kurikulum yang merdeka, yang memberikan kebebasan bagi siswa dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Teknologi dapat memfasilitasi proses ini dengan menyediakan sumber daya dan platform yang memungkinkan guru dan siswa untuk mengembangkan kurikulum yang kreatif dan inovatif. Teknologi juga sangat berperan dalam membantu siswa dalam belajar secara mandiri dan kelompok. Dengan adanya platform pembelajaran online, siswa dapat mengakses materi pembelajaran dan sumber daya pendidikan lainnya secara mandiri dan belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri. Selain itu, kecanggihan teknologi seperti Metaverse, Augmented Reality (AR), dan Virtual Reality (VR) dapat memiliki peran yang tidak kalah penting dalam pendidikan karena teknologi ini dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa dengan cara yang interaktif dan menarik.
Di dalam metaverse, siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan virtual, belajar dengan cara yang lebih interaktif, dan berpartisipasi dalam pembelajaran kolaboratif yang melibatkan siswa di sekolah. Selain itu, Augmented reality (AR) juga memungkinkan siswa untuk melihat gambar virtual di dunia nyata melalui perangkat seperti tablet atau smartphone. Dengan AR, siswa dapat melihat objek virtual yang diintegrasikan ke dalam dunia nyata, dan dapat mengalami dan mempelajari topik-topik yang sulit dipahami dengan cara tradisional. Virtual reality (VR) juga dapat memungkinkan siswa untuk terlibat dalam lingkungan virtual yang dibuat oleh komputer. Dalam lingkungan ini, siswa dapat berinteraksi dengan objek virtual dan belajar dengan cara yang lebih terlibat dan interaktif. Contohnya, siswa dapat mengalami perjalanan virtual ke tempat-tempat seperti planet Mars atau mengunjungi situs-situs bersejarah yang sulit diakses secara fisik.
Sebuah Jurnal dengan judul "The Potential of the Metaverse for Education" oleh Carola Boehm dan Angela Fessl pada tahun 2014, mengungkapkan bahwa bahwa penggunaan metaverse dapat memperkaya pengalaman pembelajaran siswa dengan menggabungkan elemen-elemen seperti interaktivitas, kolaborasi, dan visualisasi. Selain itu juga menunjukkan bahwa penggunaan metaverse dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak dengan cara yang lebih visual dan interaktif. Namun, penggunaan metaverse dalam pendidikan masih memiliki beberapa tantangan, seperti keterbatasan teknologi dan kesiapan guru dalam mengadopsi teknologi baru.
Untuk itu, sangat penting sekali bagi para guru untuk tidak bersikap “abai” dalam Pendidikan, dalam hal ini terhadap literasi digital. Para guru sudah tidak bisa menganggap fenomena ini sebagai sesuatu yang sepele lagi, Dalam jurnal yang berjudul "Factors Affecting Teachers' Adoption of Educational Technology: A Review of the Literature" oleh Rafaela Rodrigues, dkk. (2019) menjelaskan bahwa kecenderungan abai atau enggan mengikuti perkembangan teknologi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi oleh guru.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya sekitar 20% guru yang memiliki literasi digital yang cukup baik. meskipun sebagian besar guru di Indonesia memiliki kemampuan dasar dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), literasi digital mereka masih perlu ditingkatkan agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik dalam proses pembelajaran.
Guru yang abai terhadap kemajuan teknologi akan diragukan esensinya sebagai tenaga pendidik. Karena sebagai tenaga pendidik, guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan siswa agar siap menghadapi perubahan dan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Guru dimungkinkan tidak mampu mengajar dengan efektif di era digital, Selain itu, guru yang abai terhadap kemajuan teknologi juga dapat mempengaruhi kredibilitas mereka di mata siswa dan orang tua. Siswa dan orang tua akan menilai seorang guru berdasarkan kemampuan guru untuk memberikan pembelajaran yang efektif dan efisien, serta mengikuti perkembangan teknologi terkini yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang diajarkan.
Dengan demikian, guru seharusnya lebih berintegritas terhadap perannya sebagai tenaga pendidik. Integritas merupakan sebuah prinsip moral yang berarti keselarasan antara perkataan, tindakan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Seorang guru yang memiliki integritas yang tinggi akan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, etika, dan moralitas yang baik. Guru yang tidak mau berkembang ya bersiaplah untuk ditendang. Karena di era digital ini peran guru menjadi lebih kompleks dan membutuhkan skill baru yang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini.
Selain itu, guru harus mengikuti perkembangan teknologi dan mempelajari cara penggunaannya dalam proses pembelajaran. Guru dapat mengikuti pelatihan, seminar, atau workshop tentang teknologi yang diselenggarakan oleh institusi atau organisasi terkait. Kemampuan literasi digital yang baik juga sangat diperlukan bagi guru, termasuk kemampuan dalam menggunakan perangkat teknologi, memanfaatkan internet, serta mengelola dan memproses informasi secara efektif.
Guru tidak seharusnya bersikap abai di era digital ini karena kemajuan teknologi telah memberikan banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Teknologi dapat menjadi alat bantu yang sangat berguna bagi guru dan siswa dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Oleh karena itu, guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya secara optimal dalam proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif, guru diharapkan dapat memperkaya pengalaman pembelajaran siswa dan membantu mereka untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan teknologi mereka dan memanfaatkannya secara optimal dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini, diperlukan peran Pemerintah untuk memastikan bahwa tenaga kependidikan telah siap untuk menyambut teknologi yang semakin canggih di masa depan. Pihak sekolah juga dapat meningkatkan fasilitas perangkat teknologi di sekolah, dengan harapan para guru lebih termotivasi dalam melatih skill dan pemahaman di bidang literasi digital ini. Dengan begitu, dapat tercipta sinergi yang kuat dalam meningkatkan literasi digital para siswa.
Untuk itu, pada tahun 2019 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung guru dalam mengembangkan kemampuan menggunakan teknologi. Salah satu program tersebut adalah program "Guru Mengajar". Program "Guru Mengajar" bertujuan untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada guru dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Program ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, mulai dari pelatihan dasar hingga pelatihan lanjutan yang mencakup pemanfaatan media dan teknologi dalam pembelajaran, pengembangan konten digital, dan pemanfaatan aplikasi dan platform digital.
Dalam sebuah buku yang berjudul "Homo Deus: A Brief History of Tomorrow" karya Yuval Harari mengatakan “Konsep kemajuan dibangun atas asumsi bahwa jika kita mengakui ketidaktahuan kita dan menginvestasikan sumber daya dalam penelitian, maka segala sesuatunya dapat menjadi lebih baik. Di masa lalu, manusia menggunakan konsep ini untuk mengatasi kelaparan, wabah dan perang. Hari ini, kita menggunakannya untuk mengatasi penuaan dan bahkan kematian itu sendiri. Namun, kemajuan yang sama yang memungkinkan kita mengatasi penuaan juga memungkinkan kita merancang tentara yang tidak pernah lelah dan pekerja yang tidak pernah mengeluh. Kita memasuki fase baru sejarah: di mana manusia bukan lagi protagonis utama. Dan meskipun belum ada alasan untuk panik, kita perlu tetap waspada, dan mulai berpikir dan berbicara dengan serius tentang masa depan."
Dalam hal ini, peran guru sangat penting dalam mendidik generasi bangsa di era digital agar menghasilkan generasi yang siap bersaing di pasar kerja. Selain itu guru diharapkan untuk tidak bersikap “abai” dalam perkembangan teknologi yang pesat ini, karena akan berdampak buruk bagi siswa dan juga bagi guru sendiri. Jika guru tidak mengikuti perkembangan teknologi, guru akan kesulitan dalam memberikan pengalaman pembelajaran yang relevan dan bermutu bagi para siswa. Oleh karena itu, guru harus tetap siap dengan perkembangan teknologi dan terus belajar agar dapat menguasai peralatan digital yang diperlukan dalam mengajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar