M.YAZID MAR'I, M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Character Building

Character Building

Tanggal 2 Mei, Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Pendidikan Nasional. Hari dimana sesepuh pendidikan dilahirkan “Ki Hajar Dewantoro”. Mengingat Beliau, mengingat pula pernyataan “ing ngarso sung tuladha ing madya mangun karsa tut wuri handayani” (didepan memberikan contoh, ditengah memberikan perlindungan, di belakang memberikan dorongan dan semangat). Ucapan Beliau sungguh sarat akan pentingnya karakter bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Itulah sesungguhnya yang dinginkan oleh Ki Hajar Dewantoro, bahwa esensi pendidikan tidaklah sekedar peningkatan ilmu pengetahuan atau kecerdasan intlektual (Intlectual Question), tapi haruslah juga mampu membentuk karakter diri yang adiluhung, sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Pendidikan harus juga mampu mengembangkan spiritual question, social question, emosional question, intrapersonal question, interpersonal question, dan culture question.

Ucapan Ki Hajar Dewantoro dan berbagai pengalaman yang lalu tentang pendidikan yang lebih menitik beratkan pada angka-angka, ternyata telah melahirkan manusia-manusia super dalam penguasaan ilmu pengetahuan, namun kering akan nilai-nilai dan keteladanan. Akibat dari ini semua lahirlah fenomena baru dalam dunia pendidikan seperti perkelahian pelajar, penyalahgunaan Narkoba, pergaulan bebas, yang tak jarang dapat mencemarkan nama baik sekolah dan orang tua (keluarga).

Beberapa catatan inilah, maka segenap komponen pendidikan haruslah sesegera mungkin memulai serta merubah system, pola, metode, dan pendekatan pembelajaran ke arah terbentuknya nilai-nilai “pendidikan karakter” sebagai titik awal untuk memperbaruhi karakter bangsa yang sudah mulai tergerus dengan zaman yang lebih menawarkan sesuatu yang bersifat sesaat (instan) yang menawan dipandang tapi keropos didalam.

Secara etimologis, Ryan an Bohlin menyebut, kata karakter berasal dari bahasa Inggris “Character”, berasal dari bahasa Yunani “Greek”, yaitu eharassein yang berarti “to grave” Kata “to engrave” itu sendiri dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan. Dalam kamus bahasa Indonesia, karakter diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut Suyadi, karakter merupakan nilai-nilai universal prilaku manusia yang meliputi seluruh aktvitas kehidupan, baik berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,an perbuatan, berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat.

Character Building (membangun karakter), dalam konteks pendidikan disebut sebagai proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, ahlaq (budi pekerti), manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik dan benar.

Mengapa karakter harus dibangun? Karena karakterlah sesungguhnya yang menentukan harga dan nilai seseorang dihadapan manusia dan Tuhannya. Karakterlah yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Maka membangun karakter sesungguhnya membangun kebiasaan, membangun budaya melalui interaksi pendidikan, sebagaimana yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantoro, atau oleh WR Supratman dengan istilah membangun jiwa, yang kemudian diabadikan sebagai lagu kebangsaan Indonesia, Atau manivestasi rasa terimakasih H Muthahar dengan lagu “Syukur” nya. Semua itu adalah sebuah keteladanan dari pahlawan bangsa, yang hari ini untuk dapat di teladani, dan dihadirkan kembali dalam konsep pendidikan di Indonesia. Karena hanya dengan inilah bangsa ini akan kembali diperhitungkan dunia, sebagaimana dahulu pernah terjadi. Hari pendidikan Nasional tahun ini dapatlah menjadi penggugah kesadaran, bahwa Character Building haruslah menjadi standarisasai pendidikan negeri ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju Pak Yazid.

30 Apr
Balas

Tapi itu bukan sambutan mentri lo

30 Apr
Balas



search

New Post