M.YAZID MAR'I, M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENEMANIMU MEMETIK BINTANG

Libur sekolah semester satu itu, Emil anak kedua dari pasangan Adi dan Shaleha yang duduk di kelas IV SD itu usianya genab 10 tahun. Emil meminta kepada ayahnya untuk disunat (Sunat/khitan; memotong kulup yang menutupi khasafah atau memotong kulit yang menutupi kepala kemaluan hingga terlihat jelas dan tidak ada kotoran yang terselip di sela-selanya).

Perintah khitan ini pertama kali disaya’riatkan kepada Nabi Ibrahim, kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW. Artinya orang tua memiliki kewajiban mengkhitankan anaknya, sebelum anak menginjak dewasa. Sekalipun merupakan kewajiban, Ayah Emil bermaksud agar kedepan anaknya memiliki tanggung jawab terhadap dirinya dan agamanya. Karenanya untuk keinginan anaknyapun ayahnya meminta satu syarat. Le ! (panggilan untuk anak laki-laki desa), ayah akan memenuhi keinginanmu agar kamu khitan saat libur semester nanti. Ayah bangga kamu sudah berani di khitan, tapi ayah memiliki satu permintaan padamu! Apa yah? Jawab anaknya. Ayahnyapun pun kemudian melanjutkan pembicaraannya. Ayah akan mengkhitankan kamu asal kamu mengatamkan al qur’an untuk kali 10. Kan usiamu saat ini 10 tahun, maka kamu juga harus menhatamkan alqur,an 10 kali. Gih (ya), insya Allah yah, Emil akan berusaha.

Sungguh! Sebenarnya Adi tidak tega melakukan semua, karena waktu libur tinggal satu minggu, sementara Emil baru masuk juz ke tiga puluh, artinya anaknya harus menghatamkan alqur,an tiga juz dalam waktu kurang satu minggu. Emilpun tak ingin kesempatan ini disia-siakan, kesempatan untuk segera khitan seperti teman-temanya yang lain. Karena dalam satu kelas yang belum khitan tinggal 9 anak dari 25 anak termasuk dirinya. Dan juga melihat ayahnya bangga saat khitan nanti karena ia sudah khata alqur’an sepuluh kali. Selepas shalat Magrib Emilpun mulai membaca alqur’an hingga berakhir sebelum isya’, demikian juga sebelum shalat subuh. Rupannya anaknya serius untuk di khitan di liburan sekolah ini.

Har-hari dilalui anaknya dengan semangat menkhatamkan al qur’an. Dalam hatipun ayah Emil berjanji, jika Ia berhasil memenuhi permintaanya, maka selepas khitan nanti ia akan membelikan Tab (Handphone plus), seperti halnya yang dimiliki teman-temanya, kendatipun Adi berfikir bahwa barang yang satu ini bagi Emil belum sebegitu penting.

Malam hari sehabis magrib, Ternyata Emil sudah mampu menkhatamkan alqur’an. Al hamdulillah ya Allah! Engkau telah menkaruniaku anak yang shaleh, anak yang membaggakan orang tua, semoga kebanggaan ini tidak saja kuterima di dunai tapi juga di aherat kelak, demikian kumat-kamit dari mulut Adi berdoa pada TuhanNya. Sambil mengelus kepala anaknya, Pak Adipun berucap, Emil.. Emil Emil kamu anak hebat! Kamu berhasil! Kamu besuk di khitan! Waktu pelaksanaan khitan itu sebenarnya sudah direncanakan lama oleh Pak Adi. Yaitu pada libur semester satu. Yang dilakukan terhadap anaknya, hanyalah pak adi ingin anaknya memiliki semangat untuk membaca alqur’an, sekaligus sebagai bukti bertanggung jawab terhadap dirinya dan agamanya. Dan pagi haripun Emil di antarnya ke Mantri (orang yang punya keahlian mengkhitankan) untuk di khitan.

Pelaksanaan Khitanpun selesai. Seperti kebiasaan banyak orang dan hitung-hitung juga lama tidak memberi sesuatu pada tetangganya, maka sesampai dirumah Ibu Adipun telah siap berkat (nasi dan sejumlah snak di bungkus dalam satu kotak atau sejenisnya) untuk dibagikan kepada tetangga-tetangganya. Wonten nopo bak? (bhs Indonesia: ada apa bu ?). Syukuran sunatane Emil (bhs Indonesia: bersyukur kepada Allah Emil Sudah berani di khitan). Terimakasih bak! Jawab tetangganya.

Sore harinya ayah Emil pergi ke Galery untuk memberikan Tap, anaknya sesuai janjinya ketika anaknya berhasil memenuhi permintaanya. Ayah mau kemana? Tanya Emil. Mau beli Tap buat kamu! Pakai uang Emil aja yah! Kemarin Emil dapat hadiah dari embah (nenek/kakek), dari bude (kakak tua saudara ibunya), dari bulek (adik ibunya), nanti kalau kurang ayah yang nambahi (menutup kekurangan uangnya). Semua itu dilakukan Adi agar anaknya bahagia, walau tentu kedepan juga harus dibatasi penggunaanya.

Libur semester 2 kakaknya Nisa pulang, kakaknya banyak bercerita tentang bagaimana sekolah di Bogor dengan ayah dan ibunya. Rupanya ini yang lambat laun anak keduanyapun memiliki semangat untuk meniru kakaknya. Iapun ingin ke Bogor seperti kakaknya kelas setelah lulus SMP. Adipun memberi semangat kepada putranya, kendati kedua kakak beradik itu memilki kemampuan yang berbeda, kalau kakaknya memiliki keahlian di bidang Matematika, tapi adiknya ini lebih ke IPA, dan kemampuanyapun agak sedikit beda dengan kakaknya. Tapi dengan semangat anak keduanya ini Adipun yakin dengan haqul yaqin, suatu saat nanti anak keduanyapun mampu seeperti kakaknya Nisa. Mengapa Adi yakin, karena bagi Adi keyakinan adalah bagian dari do’a. Ia harus husnudhon (berbaik sangka), karena ia ingat sebuah hadits Kudsi: “Ana Adba’u Inda Dhonni Abdi”, artinya: Allah mengikuti sangkaan hambanya. Karena itu ia harus berpwrasangka baik kepada anaknya, dan kepada Allah SWT.

Memasuki tahun pelajaran baru 2016/2017 semangat anak keduanya yang hari ini kelas V itu makin tampak. Anaknya mulai ikut berbagai lomba, mulai dari matematika nalaria, Olympiade MIPA di Unirow Tuban, Olympiade MIPA di Maskumambang Gresik, Olympiade MIPA di MTsN Babat, Olympiade Kuark (IPA). Tetapi hasilnya berkali-kali anaknya baru menempati peringkat ke 10 ke atas dibawah 20. Hanya kuark yang tampaknya ia dapat berhasil masuk Final. Adipun tidak kecewa ia selalu memberikan support apada anak keduanya ini, agar anaknya tetap semangat, dan suatu hari nanti akan mampu meraih prestasi yang gemilang.

Yah! Anaknya melaporkan hasil lomba-lomba yang telah dikutinya, Maaf yah, Emil belum berhasil, Emil kok tidak seperti kakak! Ibunya dengan lembut menjawab kegelisahan anak keduanya ini. Dak papa kak ! Emil bukanya tidak berhasil, emil hanya belum berhasil. Kakak punya kelebihan dan Emilpun punya kelebihan. Kan masing-masing orang punya kelebihan (kata ibu). Kelebihan Emil, apabila Emil selalu memenuhi perintah ayah dan ibu, Emil shalat tepat waktu, Emil rajin membaca alqur’an, Emil cepet-cepet mandi pagi dan berangkat ke sekolah.

Ternyata kelebihan anak keduanya inipun baginya luar biasa. Hari ini 25 Maret 2017 bersama 64 siswa lainnya telah berada di Pendopo Malowopati (nama Pendopo Kabupaten Bojonegoro) anak keduanya akan diuji oleh Ustad/ustadzahnya dihadapan hadirin yang hadir memenuhi pendopo Malowopati itu. “MUNAQOSAH TERBUKA” untuk hafalan juz 30 dan surat Ar Rahman. Satu demi satu hafalan anak-anak itu di uji, mulai sambung ayat, jumlah ayat, disebutkan ayat dan siswa menhafalnya. Alahamdulillah tiba saatnya anaknya pun di uji hafalannya. Emil melaluinya dengan baik. Pak Adi dan Ibu Shalehah yang menyertainyapun tersenyum bergetar seluruh tubuhnya, meleleh air matanya, tanda kebahgiaan memenuhi relung hatinya yang paling dalam, Aku akan menemanimu memetik bintang Nak! Hari ini telah lahir generasi-generasi qur’ani yang akan meneruskan estafet pemimpin hari ini. Dan ayahpun lebih dulu keluar dari tempat yang sacral dan hening itu karena harus bertemu anak-anak didiknya yang juga penerus perjuagan pendahulunya. Ibu Shalehah berhenti menunggu acara hingga usai. Dalam keheningannya iapun berdo’a “Robbij’alnii Muqiima as Sholati Wa min Dzuriyati”. Ya Tuhan Kami jadikanlah kami dan anak keturunan kami orang-orang yang menegakkan shalat (m.yazid mar’i).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seperti testimoni ya. Saya suka ceritanya. Semoga saya pun mampu mengantarkan anak anak saya memetik bintang. Aamiin.

10 Apr
Balas



search

New Post