M.YAZID MAR'I, M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MERAIH KEINDAHAN

MERAIH KEINDAHAN

Keindahan adalah mahluk Tuhan yang berkaitan dengan rasa. Ia menempel pada mahluk lain, pada gunung-gunung yang berkolaborasi dengan tumbuhan dan gemericik air. Ia juga menempel pada mahluk manusia, pada perempuan-perempuan dengan segala asesoris yang sedap dipandang mata. “Al Mussawir” sang Maha pembuat bentuk yang indah. Tetapi Tuhan Maha penyayang terhadap hambanya, ia kemudian membatasi hambanya untuk menikmatinya dengan batasan-batasan dan tidak berlebihan, karena manusia dengan kedhaiffannya cendrung lalai ketika keindahan menyertainya.

Maka sungguh hakekat penciptaan adalah keindahan, dan ini sesuai dengan fitrah manusia yang “hanif” menyukai segala bentuk kebaikan dan kebenaran. Namun seringkali kondisi social, lingkungan, dan konstelasi kehidupan dengan plus minusnya bersenyawa dalam gerak dan laku zaman. Manusia dengan daya, akal budi sebagai anugerah Tuhannya yang harus memilihnya dengan seksama agar tidak tergelincir dalam gerak laku zaman, yang sesungguhnya sebuah perulangan sejarah masa lalu.

Pembunuhan pertama yang dilakukan putra Nabi Adam Qobil terhadap saudaranya Ibrahim yang lahir dari dorongan rasa cinta dan keindahan, adalah kisah masa lalu yang tak boleh terulang. Pembangkangan istri dan anak Nabi Nuh terhadap ayah dan suaminya tak boleh terulang, karena telah terbukti keduanya tak mampu menghindar dari laknat Allah berupa banjir banjang yang menghilangkan nyawanya. Kesombongan Raja Namrut pada masa Nabi Ibrahim tak mampu menentang kekuasaan Tuhan yang mematikannya. Degrasi moral kaum Nabi Luth dlam bentuk kesukaan terhadap sesama jenis atau yang sekarang melahirkan nama baru Lesbian, Gay, Biseksual. Transgender (LGBT) yang telah melahirkan laknat Allah dengan udara panas yang meluluh lantakkannya tidak boleh terulang. Kesombongan Firaun pada masa nabi Musa yang membuatnya ditenggelamkan di air beserta pasukannya tak boleh terulang, Lenyapnya kaum Saba’ dari muka bumi akibat kekufurannya atas nikmat Tuhan tak boleh terulang. Penjajahan Belanda yang berlangsung lama akibat kurangnya persatuan, dan peperangan antar suku di Indonesia tak boleh terulang.

Sejarah hancurnya manusia dan bangsa yang telah dikisahkan kepada kita oleh Tuhan, sesungguhnya adalah gambaran betapa Tuhan tidak menginginkan hambanya hancur dan berakhir dengan penyesalan mendalam sekaligus pelajaran berharga, untuk meniti hidup hari ini dengan keindahan, berakhir dengan keindahan, serta merancang masa depan dengan ke Indahan dan kebahagiaan, seperti do’a-doa yang kita panjatkan sepanjang waktu “ Ya Tuhan kami berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan jauhkan kami dari siksa api neraka.

Dan hidup adalah pilihan-pilihan, dimana sunatullah “hukum alam”, maka manusia tentu akan memilih keindahan, dan pemilihan sebaliknya adalah pengingkaran terhadapnya dan terhadap rasa keindahan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita sebelum kita lahir dan hidup di dunia. Mari berbagi keindahan, menciptakan keindahan, hingga hidup menjadi indah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post