Nabila Sari

Dengan menulis berarti kita membaca Sedang belajar segala sesuatunya Semoga bermanfaat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bertemu Sosok Berjubah Putih di Pelataran Setelah Kegelapan 2

Bertemu Sosok Berjubah Putih di Pelataran Setelah Kegelapan 2

#Lanjutkan ceritanya Yang kedua.... 

.

Di penghujung jalan malam itu jauh sekali jaraknya terhadap badanku ini,  aku melihat cahaya kecil diantara gelap sunyi gulita.

Cahaya itu mampu menembus pandanganku, Semakin ku mengarah dan menujunya justru tampak semakin berkilau.  Derap langkah semakin kupercepat dan kusegerakan mendekatinya. 

.

Jauhh sekali kakiku menapaki jalanan malam sunyi tidak ada siapapun. Organ bawah alisku ini semakin jelas memandang cahaya yang semula kecil semakin lama merobek gerbang malam gelap gulita. 

.

Sampailah aku dipelataran cahaya itu,  aku melihat sekumpulan orang berbaris mengantri sesuatu. Mereka berpakaian rapih dengan busana putih suci bersih.

.

Sekali aku melihat diriku kotor,  busanaku gelap dan tidak karuan.  Organ bawah alisku memandang kearah kumpulan orang banyak tersebut, sedang melantunkan dari bibirnya yang membuat telingaku menjadi surut dari rishnya dengungan yang menggentayangiku selama ini.

.

Kemudian ikatan derita badanku mulai lepas,  tubuhku merasa terisi energi ketenangan.  Tatkala ada seseorang berjubah putih  menghampiriku seakan kutak kuasa memandangnya lama lama dan aku terjatuh tersungkur badanku dipelataran itu.

Ketika orang berjubah putih itu berdiri dihadapanku... 

.

Seakan akan menyedot habis aura gelap yang menyelimuti badan ini,  aku dibimbingnya dengan lantunan itu,  dari bibirku ini mulai tergerak dan melantunkan bacaan, dengan susah payah aku melantunkan Dan akhirnya aku bisa melantunkannya.

.

Sewaktu itu otakku seperti dihidupkan, hatiku bergetar hebat dan sudah tak gersang lagi, seraya tumbuh kesuburan ketenangan jiwaku. Bulu diseluruh badanku berdiri ketika susah payah kumengucapkan lantunan itu. 

.

Kali ini aku berderai air organ bawah alisku sungguh beda dari biasanya. Busanaku tak gelap lagi, kotoran  badanku seraya rontok berjatuhan. Menandakan seperti pemberaih batin sekalian jasad ini. 

.

Lantunan itu adalah lantunan pengingat bendoro badan ini,  iyaa dzikir namanya,  pengingatku kepada Sang Maha Pencipta. Tak Lama kemudian.. 

Ternyata aku terhentak kaget........

.

Kemudian Aku terbangun dari tidurku

ternyata aku sedang bermimpi...

.

Namun pesan mimpi dilkala kehilangan arah Dan kebuntuan telah menyadarkanku serta ragaku untuk selalu ingat kepada yang maha Pembuat hidup.  Aku mulai melantunkan dzikir sambil ku membereskan tempat tidurku. 

Usai....... 

 
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post