Jurang gelap Kehidupanku Yang Tak Diinginkan (1)
Kala disuatu malam aku terdiam suntuk seperti ada lorong panjang gelap kusendirian mengarungi perjalanan. Berita buruk yang kudengar membuat tubuhku tak berarti dab tak karuan untuk menetap hidup. Pijakan demi pijakan kurasakan gerakan kakiku ternyata mulai jauh. Membawa gundah gulana tubuh ini dengan rasa bergejolak penuh derita Yang telah mengikat jasmani ini.
Panjangnya jalan menelusur malam tidak ada penenang sama sekali, jantungku berdetak tak karuan seraya tak terima lagi dikehidupan ini. Dengungan risih dan tidak karuan yang selalu menghantui telingaku semakin membuat sisi gelap di badan ini, dan ikatan rumit yang menutup pikiranku membuatku lupa dan salah arah selama ini.
Tat kala aku melakukan kesenanganku sendiri dikala hidup, Dan lupa memberi kesenangan batin. Ternyata aku lupa diri, seketika ada kabar pahit datang menggerus semua kesenangan Yang kuinginkan. Berita habis hartaku, tak ada orang Yang mau menemaniku, terpuruk sendiri di jurang Kuala hitam seakan akan aku tak bisa hidup tanpa harta itu. Habis hartaku karenaku Dan karena ditipu.
Aku memang sedang gila pikiran kosong perasaan, namun banjir tangisan jeritan Dan kesesatan Yang kurasai. Perjalanan melalui lorong panjangnya itu tak henti hentinya gelap semua menyelimuti. Tak ada pagi siang atau cahaya. Serasa berjalan bertahun-tahun kulampaui lorong itu. Sudah tak terhitung pijakankku. Aku terus berjalan tanpa henti karena tak ada beban Yang kubawa hanya kepedihan dalam diriku sehingga mengosongkan pikiranku.
Lamanya jalan dang tak mengenal lelah sekalipun, tiba-tiba pikiranku menyuruh tubuhku untuk berhenti, berhentilah. Kakiki seraya mengurangi laju Dan menghentikan derap langkahku.
Ketika berhenti badanku lunglai aku terjatuh ditanah lapang, kemudian pikiranku seraya mengarah dang menyuruhku untuk menutup mata.
Ketika akj menutup mata aku dilihatkan masalaluku, kesemena-menaanku, Dan jelas kematian. Karena kumasih berhenti dilorong Yang gelp entah kenapa saat kupejamkan mata aku melihat diriku, Dan ada cahaya cahaya kematian. Senuanya dilihatkan kepadaku sungguh jelas Dan sangat mengoyak batinku ragaku gemetar. Ada dua penjaga Yang mulai masuk ketanah seraya membawa belenggu besi Dan perawakan besar hitam mengerikan, aku melihat mereka berdua menuju kearahku Yang sedang dibungkus kain kafanku, panas Yang kurasa sekujur tubuhku.
Keduanya bertanya : "telah apa Yang kau perbuat di dunia selama ini? "
Dan di hadirkan lagi gambaran perbuatanku selama ini Yang telah merugikan banyak orang.
Kemudian keduanya mengayunkan belenggu besi penuh duri itu akan digujukan kepadaku.
Seraya aku berteriak meminta ampunan ketika belenggu itu mengenai tubuhku seakan-akan mata ini membuka Dan terbelalak dari pejaman.
Lalu tubuhku mampu berdiri Dan kakiku mulai bergerak melangkah menyusuri ruang gelap hampa itu.... Jalanan itu luruss tak ada belok beloknya sama sekali. Gelapnya Yang membuatku sesak Dan panjang tak ada ujung...
Namun secara lirih mataku melebar...
di penghujung jalan malam itu jauh sekali jaraknya terhadap badanku ini, aku melihat cahaya.....
#Lanjutkan ceritanya Yang kedua....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
To be continue..salam literasi
Terima kasih salam literasi