Manusia adalah kita, makhluk kecil yang diciptakan oleh Tuhan dari segumpal darah.

Manusia adalah kita, makhluk kecil yang memiliki tugas mulia untuk menjaga dan merawat alam semesta.

Manusia adalah kita, makhluk kecil yang selalu menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan.

Manusia adalah kita, makhluk kecil yang selalu berlaku bodoh dalam berbagai hal.

Manusia adalah kita, makhluk kecil yang sombong kepada manusia yang lain.

Manusia adalah kita, makhluk kecil yang hina di hadapan Robbnya.

Manusia adalah kita, makhluk kecil yang selalu durhaka pada Robb-nya yang telah menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya.

Apakah kita sebagai manusia pernah bertanya, "siapa diri kita sebenarnya?" Atau penahkah kita berpikir mengenai tujuan kita hidup di dunia. Jika boleh aku uraikan siapa sebenarnya kita, kita hanya manusia, makhluk kecil yang tak pernah patuh apa yang Tuhan kita perintahkan. Kita hanyalah sekumpulan makhluk kecil yang diciptakan oleh Tuhan Semesta Alam untuk selalu bersujud dan bertingkah laku baik terhadap semua makhluk. Tapi, apakah kita sudah melakukan semua kewajiban yang telah Tuhanmu perintahkan? Belum, kita belum melakukan seluruh tugas dan kewajiban kita. Kita hanya terlalu sibuk mencari harta benda dan tahta. Sehingga kita lupa terhadap tugas yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Kita terlalu terlena dengan gemerlapnya dunia, sehingga waktu yang terus berjalan terasa sempit untuk ibadah yang kita kerjakan. Kita terlalu asyik menggunjing manusia lain, sehingga kita lupa mengintrospeksi diri kita sendiri. Kita terlalu sibuk menilai manusia lain, sampai kita lupa menilai diri kita sendiri. Begitulah manusia, kita tidak mau dikatakan salah. Padahal diri kita memang salah. Lalu, kita harus bagaimana? Waktu memang terus berjalan. Tapi, apa salahnya mulai saat ini kita mengubah segalanya menjadi lebih baik. Meruntuhkan dinding-dinding keegoisan yang menyelimuti diri. Menghancurkan keangkuhan dan kita yang selalu menilai orang lain berubah untuk menilai diri sendiri. Kita yang selalu menggunjing manusia lain, belajar untuk menahannya. Pada dasarnya diri kitalah yang menentukan arah yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan, karena manusia adalah makhluk sempurna. Makhluk yang memiliki pikiran dan perasaan. Jadi, gunakanlah akan sehat kita untuk melakukan segala hal, jangan sampai kita menyesali segalanya. Waktu itu terus berjalan, gunakan kesempatan-kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Jadilah manusia yang selalu diridhoi oleh Robbnya.