Naili Rachmasari

Mengajar di SMPN 131 Jakarta. Mengajar adalah suatu kecintaan, sudah menjadi passion. Mengajar ternyata harus mengikuti perkembangan zaman, karena subyek pendis...

Selengkapnya
Navigasi Web
NANCY
Asa, Cinta itu pasti ada

NANCY

Nancy

Kala itu tangisku memecah keheningan malam, air mataku tak kuasa membendung kesedihanku, mengalir bagai air bah yang dahsyat, jiwaku meronta dan protes tidak menerima kepergianmu yang begitu mendadak. Seakan separuh jiwakupun ikut pergi bersamamu, aku pasrah bila memang Yang Kuasa saat itu ingin mengambilku juga, sampai aku lupa kepada Tama yang menatapku kebingungan, “Mas, mengapa secepat ini kau tinggalkan aku, Ketika cita-cita kita masih sebatas angan saja,”gumamku lirih.

Itu kejadian tujuh tahun yang lalu, aku ingat sekali. Saat ini Tama sudah berusia 8 tahun, ia menanyakan terus di mana ayahnya dan tanpa terasa air mataku membuka lagi kenangan indah bersama Mas Hendra. Biduk mahligai itu baru saja setahun kita arungi, indah tanpa badai yang menerpa, tanpa ombak keras yang menghantam. “Nancy, sampai kapan kau akan sendiri seperti ini. Tama sudah besar dan kaupun membutuhkan pendamping, ibu pun sudah di penghujung usia, hanya tinggal menunggu dipanggil Yang Kuasa dan saat ibu kembali ke pangkuan Allah SWT, ibu ingin tenang melihatmu membina rumah tangga lagi,” ujar ibu sambal mengelus bahuku dengan lembut. “Ibu, mungkin nancy belum ada jodoh lagi dan Nancy masih ingin memeluk kenangan mas Hendra sepanjang waktu Bu,” jawab Nancy sambal menatap ibu. “Nancy, ini sudah tahun ke tujuh, ibu lihat bukan belum jodoh, ada Mas Roy, Mas Ilham, semua kamu abaikan Nak,” kejar ibu lagi.Nancy hanya mampu menjawan “Iya Bu, Nancy akan coba”.

Roy teman sekantorku, baik, tampan dan gagah. Hatinya sejauh ini aku perhatikan juga baik, kepada sesama juga peduli. Ilham anak teman ibuku yang ingin dijodohkan denganku. Wajahnya maskulin, hatinya lembut dan perhatian kepadaku, wanita lain, aku yakin pasti akan menerimanya sebagai kekasih, tapi aku tidak merasakan itu, aku tidak membutuhkan itu, aku merasa cukup dengan kenangan bersama mas Hendra. Oh Tuhan Yang Maha Indah, Maha Kasih anugerahkan rasa itu padaku sekali lagi, jadikan Mas Hendra kelak pasanganku di surgamu. Aku hanya tak ingin merobek dan mencabik perasaaan pria manapun dan yang paling penting aku tak ingin kasih ini musnah lagi bak air yang kering di musim kemarau, retak bumi olehnya dan tanpa kesejukan di sekitarnya, terenggut jalinan kasih dan sayang ini, rindu dan romantika ini, terlalu berat aku menanggungnya.

Pagi itu matahari begitu indah bersinar, menghangatkan perasaanku, wangi mawar merayuku untuk duduk sejenak di taman depan rumahku yang asri, tak sengaja mata ini terpaku pada satu sosok pria di seberang jalan, seperti kukenal, jantungku berdegup kencang, tanganku dingin, aku tak kuat memandang sosok itu, aku segera berlari ke dalam memanggil ibu.“Bu, sepertinya ada tamu Bu. Di depan rumah”, ujarku terbata-bata. “Nancy, kok ada tamu malah ditinggal lari, bukannya disapa dan bukakan pintu,” jawab ibu. Aku tak kuasa menjawabnya, aku hanya meremas jariku, menggigit bibirku, kumenahan nafas panjang seolah takut terdengar hembusannya. “Nancy, ini Mas hendri, kembarannya Mas Hendra, baru pulang dari Amerika, Tama mana Nan?,” tanya ibuku.Kuperhatikan wajah Mas hendri persis sekali Mas Hendra, aku berhenti meremas jariku, nafasku sudah bisa kuatur lagi. Lalu kami bertanya kabar dan tertawa mengingat kenangan kita bertiga,satu hal yang tak pernah kulakukan setelah Mas Hendra tiada.

KARYA PESERTA KELAS CERPEN

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menggigit idenya

15 Sep
Balas

Terima kasih Bunda

16 Sep

Garing sekali ceritanya bun

14 Sep
Balas

Terima kasih Mas Rian... senang sekali... Alhamdulillah

14 Sep

Mantab. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.

14 Sep
Balas

Aamiin terima kasih Pak Edi

14 Sep

Keren Bun...nah ini nama lengkap saya. Panggilan , zamzam zamiel... Salam kenal bucan...saya org Garut, tingbal di Cilegon

14 Sep
Balas

Owalahh kalau ini saya gak bakal keliru he....

14 Sep

Terima kasih teman-teman semuanya. Salam literas

14 Sep
Balas



search

New Post