BIASAKAN YANG BENAR, BENARKAN YANG BIASA
BIASAKAN YANG BENAR, BENARKAN YANG BIASA
Oleh : Najalaili
#TantanganGurusiana
Tantangan Hari ke-8
Pepatah lama menyatakan “alah bisa karena biasa” yang bermakna suatu perbuatan yang sukar sekalipun, kalau sudah biasa dikerjakan maka tidak akan terasa sukar lagi.
Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis bahwa arti dari “biasa” adalah “lazim, umum, seperti sedia kala, sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya disebutkan bahwa arti kata “membiasakan” adalah “menjadikan lazim (umum)”. Dan pengertian dari kata “kebiasaan” adalah “sesuatu yang biasa dikerjakan”.
Dapat kita pahami bahwa suatu kebiasaan tidak terjadi secara tiba-tiba. Sebaliknya karena kita sering melakukan sesuatu hal sehingga nantinya menjadi suatu kelaziman dan akhirnya disebutlah suatu kebiasaan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa suatu kebiasaan itu tidaklah selalu bersifat permanen atau abadi. Suatu kebiasaan (apapun itu) masih dapat diubah atau diganti bahkan ditiadakan. Sebab belum ada jaminan bahwa semua kebiasaan itu adalah suatu kebenaran. Mungkin saja hanya karena kita sudah terbiasa melakukan sesuatu hal maka boleh jadi sesuatu yang “keliru” pun kita anggap benar. Alasannya kita melakukannya karena sudah menjadi kebiasaan.
Contoh, sikap kita saat makan dan minum itu seharusnya mengambil dengan tangan kanan, duduk, membaca bismillah (doa) lalu makan atau minum secara perlahan dan tidak berlebihan.
Nah, kebiasaan duduk saat makan dan minum ini masih sering tidak diindahkan. Namun kebiasaan “keliru” yang sering kita temui yaitu makan dan minum sambil berdiri.
Padahal penelitian dalam ilmu kesehatan pun menyebutkan bahwa makan dan minum secara berdiri akan mebahayakan dinding usus dan beresiko menyebabkan luka pada lambung. Menurut Dr Ibrahim Ar-Rawi makan dalam kondisi duduk akan berdampak pada keadaan sejumlah otot dan syaraf dalam keadaan tenang dan santai sehingga respon sistem pencernaan terhadap makan dan minuman juga menjadi semakin baik. Jadi sudah semestinya kita merubah sikap saat makan dan minum ini.
Masih banyak contoh-contoh kebiasaan lain yang tidak benar dan dapat diubah menjadi kebiasaan yang benar. Terkadang kebiasaan tersebut sudah terlanjur melekat di sikap dan gaya hidup kita, namun tetap masih bisa dicoba untuk memperbaikinya.
Lalu bagaimana caranya memastikan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang telah kita jalani itu benar atau tidak? Sangat gampang. Belajar, perbanyak bacaan dan perluas wawasan. Jika perlu temui ahlinya. Kemudian perhatikan apakah kebiasaan kita itu sudah benar atau masih perlu diperbaiki?
Memang tak jarang kita dengan mudah menyatakan bahwa jika sudah kebiasaan maka sulit mengubahnya. Tetapi bukankah setiap usaha mesti ada jalannya?
Mari kita terus perbaiki diri dengan melakukan hal yang benar sehingga lama-lama menjadi suatu kebiasaan yang benar. Dan berusaha membenarkan yang sudah biasa. InsyaAllah hidup pun akan semakin benar.
Self_reminder.
I_am_not_teaching_I_am_learning.
Ktb, 24 Januari 2020.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantaap bunda... Terima kasih ilmunya
Smg berkah. Trims
Mantul
Trims
Membiasakan diri dengan yang hal benar itu adalah suatu keharusan
Yup
Yang biasa belum tentu benar, yang benar harus di biasakan....
Tepat sekali.