Naja Umar

Penulis bernama Najalaili Umar. Di sela-sela kesibukannya sebagai guru Matematika di MAN 4 Aceh Timur, ia mengembangkan hobbinya yaitu menulis. Bergabung bers...

Selengkapnya
Navigasi Web
KUANTITAS ATAU KUALITAS?

KUANTITAS ATAU KUALITAS?

Oleh: Najalaili Umar

#TantanganGurusiana

Tantangan Hari ke-29

Kuantitas dan kualitas adalah dua kata yang hampir mirip tetapi berbeda makna. Kuantitas merupakan jumlah sesuatu atau dengan kata lain nilainya dapat dihitung secara pasti. Sedangkan kualitas adalah nilai atau mutu dari sesuatu hal, atau merupakan tolak ukur yang terkait dengan kemampuan, skill, kecerdasan dan lain-lain.

Mana yang lebih penting antara kuantitas atau kualitas? Boleh jadi jawabannya sangat relatif. Atau semua tergantung pada apa yang sedang dilakukan. Pada saat tertentu mungkin kuantitas lebih dikedepankan, tetapi pada saat yang lain kualitaslah yang harus diutamakan.

Ketika suatu usaha atau karya baru saja dimulai tentu saja kita perlu memperbanyak jumlah dari hasil usaha atau hasil karya tersebut. Artinya kita akan terus melakukan secara berulang-ulang usaha atau karya tersebut, sehingga dapat menjadi sebuah latihan pembiasaan. Dengan demikian kita pun dapat belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada akhirnya. Ketika suatu saat hasilnya sudah benar-benar teruji, maka itulah saatnya kita akan mengutamakan mutu atau kualitas dari usaha atau karya tersebut.

Contoh yang paling dekat adalah di madrasah gurusiana. Ketika para gurusianer mulai menulis, maka mereka disarankan untuk terus menulis apa saja, apapun. Pada tahap ini mereka tidak perlu memikirkan salah atau benar. Mereka hanya diminta untuk menunjukkan kemampuan menuangkan ide atau gagasan atau unek-unek mereka ke dalam sebuah tulisan. Itu saja. Jadi sebagai penulis pemula tulis saja sebanyak-banyaknya. Gunanya untuk berlatih agar semakin terbiasa tentunya. (Mereka itu termasuk saya. Hehe). Nah, bukankah ini namanya mementingkan kuantitas?

Seiring waktu, para penulis pemula pun terus belajar dan memperbaiki diri, maksudnya memperbaiki tulisannya, lebih tepatnya membuat tulisannya semakin bermakna. Tidak sekedar menulis saja. Boleh jadi ide tulisannya biasa-biasa saja, tetapi cara penyampaian, bahasa yang digunakan, dan tujuan penyampaian tentang ‘sesuatu’ dalam tulisan tersebut, itu yang lebih utama. ‘Sesuatu’ itu dapat berupa sebuah pembelajaran atau peringatan. Sehingga pada tahap ini para penulis tidak lagi hanya mementingkan berapa banyak tulisan yang dihasilkan tetapi lebih kepada apa tujuan dan manfaat sebuah tulisan dihasilkan. Pada saat itu penulis mulai mengutamakan kualitas tulisan.

Menurut saya, begitu juga kehidupan yang kita jalani. Kuantias dan kualitas, mana yang lebih penting dalam hidup ini? Mari sejenak kita renungi, sepanjang kuantitas umur yang telah kita lalui, sehebat apakah sudah kualitas diri?

Mari sikap dan etika kita perbaiki menuju karakter yang diridhai. Mari terus belajar sebab ini zaman teknologi tinggi, jangan sampai ketinggalan informasi. Dan bukan hanya kehidupan dunia yang harus dibenahi. Tapi yang paling penting ridha Ilahi.

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut ayat 69).

Self_reminder.

I_am_not_teaching_I_am_learning.

Ktb, 14 Februari 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post