Nanang Beni Purwanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kak Beni Pendongeng

Emas Hitam Sang Raja

Peti yang hanyut

Alkisah hiduplah seorang kakek tua yang tinggal sendirian didusun kecil tak jauh dari pantai. Orang orang sekitar biasa memangilnya pak Salim. Pak Salim tinggal disebuah rumah yang tidak terlalu besar, dinding rumahnya terbuat dari papan kayu dan atap rumahnya berasal dari daun rumbia. Ada ruang tamu yang cukup nyaman meski lantainya Cuma tanah, ada sebuah kamar yang dulu digunakan bersama almarhum istrinya dan dibagian belakang ada sebuah dapur kecil. Istri pak salim sudah meninggal 10 tahun yang lalu dan belum memiliki satupun keturunan. Pak Salim tetap bersyukur dan menerima takdirnya meskipun dia sangat menginginkan seorang anak yang akan meneruskan keturunannya. Sehari - hari pak Salim bekerja sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sampai pada suatu hari sang kakek melihat ada benda aneh yang terapung `apung ditengah laut, “ Hemm...benda apa itu kok tampak aneh.” Gumam pak Salim sambil mengernyitkan dahinya. Pak Salim mengarahkan sampannya mendekati benda aneh itu, yang ternyata adalah sebuah peti besar. Peti itu terbuat dari kayu jati yang sangat kuat dan penuh dengan ukir ukiran disekelilingnya. Tangan pak Salim segera meraih peti itu dan membawanya pulang. Dengan penuh rasa penasaran pak Salim segera membuka peti besar tersebut dan betapa kagetnya pak Salim karena isi peti tersebut ternyata adalah seorang bayi perempuan yang sangat mungil dan lucu.

Bayi kecil itu terbungkus oleh kain yang sangat halus berwarna merah muda dan mengenakan sebuah kalung emas yang indah dan pada liontin itu tertulis nama Adelia. Disamping bayi mungil itu ada sebuah kotak yang isinya perhiasan emas dan permata yang sangat mahal harganya. Pada bagian lainnya ada gulungan kertas yang sepertinya adalah sebuah surat wasiat. Pak Salim terdiam beberapa saat. Matanya tampak berkaca - kaca, kedua tangannya gemetar saat menyentuh dan menggendong bayi mungil itu. Hatinya seolah masih tak percaya ada sesosok bayi mungil yang Allah kirimkan kepadanya. Pak Salim benar - benar bahagia mendapatkan bayi mungil itu. Tak henti - hentinya pak Salim mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta.

Adelia adalah putri dari seorang raja yang ditaklukkan. adelia sengaja dihanyutkan ke laut agar tidak dibunuh. Orang tua bayi itu berpesan siapapun yang menemukan anaknya agar merawatnya dengan penuh kasih sayang dan menggunakan perhiasan emas itu untuk membiayai hidup sang bayi. Seperti itulah bunyi surat wasiat yang ada dalam peti tersebut.

Semenjak saat itu putri Adelia tinggal bersama pak Salim. Pak Salim mendidik dan merawatnya dengan penuh kasih sayang dan senantiasa menanamkan nilai nilai kebajikan pada putri Adelia

“ Wahai putriku jadilah wanita yang penuh kelembutan, kasih sayang dan selalu memaafkan”.

“ Wahai putriku jadilah seperti padi semakin dia menguning maka ia semakin menunduk, jadilah pribadi yang senantiasa rendah hati meski kau memiliki ilmu yang banyak kekayaan yang banyak ataupun kecantikan yang lebih”

“ Putriku jika suatu saat nanti kau menikah maka mengabdilah dengan sepenuh jiwa ragamu pada suamimu “

“ Putriku meski aku bukan orang tua kandungmu tapi sayangku padamu melebihi diriku sendiri, aku sangat mengharap kebahagiaanmu”

Hari - hari dilalui putri Adelia dengan penuh kebahagiaan dan kesederhanaan. Putri Adelia terbiasa bangun pagi dan membantu pekerjaan pak Salim. Putri Adelia juga sangat ramah kepada semua orang, tak segan ia membantu tetangganya tang butuh pertolongan. Putri Adelia tumbuh menjadi pribadi yang lembut dan penyayang, semua orang menyukainya.

Dua puluh tahun telah berlalu bayi kecil itu sekarang telah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, bahkan tidak hanya pria yang mengagumi kecantikannya tapi wanitapun mengakui kecantikkanya.

Wajahnya benar - benar cantik mempesona, seolah tanpa kurang dan cacat sedikitpun. Kedua bola matanya begitu jernih dan bersinar, alisnya tebal dan teratur seperti dilukis , hidungnya mancung, bibirnya begitu merah meski tak bergincu, dikedua pipinya terdapat lesung pipi yang indah,suaranya merdu dan menentramkan menjadikan rindu siapapun yang pernah bercakap - cakap dengannya, tatapannya memukau, dan senyumannya meruntuhkan hati pria manapun. Kulitnya kuning langsat dan sangat halus seolah debupun enggan menempel padanya, rambutnya hitam berkilauan bak mutiara hitam, begitu lurus dan panjang sampai ke betis hingga anginpun berlomba - lomba untuk membelainya.Tubuhnya tinggi semampai tidak gemuk tapi juga tidak kurus tidak pendek tapi juga tidak terlalu tinggi postur tubuhnya benar benar ideal, semua kain yang menempel ditubuhnya selalu nampak indah dan serasi. Lehernya begitu jenjang dan terlihat sangat anggun , dadanya indah dan ber isi, pinggangnya ramping , jari-jarinya begitu lentik dan kedua kakinya sangat indah. Putri Adelia benar - benar seperti bidadari surga.

Kecantikkan laila menjadi perbincangan setiap orang, banyak sekali pria yang dibuat tergila - gila padanya, bahkan kabar kecantikkannya sampai ke daerah - daerah yang cukup jauh dari tempat itu. Tak satu pemudapun yang tidak tertarik padanya. Setiap lelaki pasti berharap bisa memilikinya.

Maka berdatanganlah lelaki dari berbagai daerah untuk meminang putri Adelia, tapi rupanya belum satupun lelaki yang mampu menggetarkan hatinya. Putri Adeila senantiasa bersikap sopan pada pria –pria yang melamarnya. Diapun juga menolaknya dengan lemah lembut, sehingga meski mereka kecewa dengan penolakan putri Adelia tapi mereka tetap menghormatinya.

Ditempat lain ada sebuah negeri yang sangat makmur, rakyatnya hidup dengan damai dan penuh kesejahteraan. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja muda yang sangat adil dan bijaksana. Sang raja sangat di hormati dan dicintai oleh rakyatnya karena selalu memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Sang raja juga sangat sakti dan berilmu pengetahuan luas.

Rupanya kabar tentang kecantikkan putri Adelia sampai juga ketelinga sang raja. Dengan penuh rasa penasaran sang raja berkeinginan melamar putri Adelia.

Jatuh cinta.

Pada hari yang sudah ditentukan sang raja dengan dikawal beberapa prajurit mendatangi rumah putri Adelia. Sesampainya disana sang raja disambut oleh pak Salim. Pak Salim merasa sangat terhormat karena ada raja besar mendatangi rumahnya yang sangat sederhanan itu. Suaranya menjadi terbata - bata ketika berbicara dengan raja dan para pengawalnya.

Pak Salim segera mempersilahkan rombongan masuk kerumahnya. Beberapa saat kemudian putri laila keluar untuk menghidangkan minuman untuk raja dan pengikutnya.

Pandangan Sang raja segera tertuju pada sosok perempuan anggun didepannya , mata Sang raja tak berkedip sama sekali menatap wajah putri Adelia. Raja benar - benar terpana dengan kecantikkan putri Adelia hingga mulut Sang rajapun sejenak tak sanggup berkata apapun. Lailapun membalas pandangan sang raja dan tersenyum padanya hingga sepasang insan itu saling menatap satu sama lain. Tatapan puti Adelia seperti sihir terhebat yang meluluhlantakkan hati sang raja. Senyumannya seperti anak panah paling tajam yang melesat dengan cepat menembus jantung sang raja dan membuat sang raja benar - benar tak berdaya membendung perasaan cinta yang tiba - tiba mengalir deras menguasai hati dan pikirannya. Putri Adelia segera menundukkan pandangannya dan tersenyum malu, kemudian kembali ke kamarnya.

Putri Adelia telah membuat yang mulia raja yang agung, sakti dan terhormat itu jatuh cinta padanya. Rupanya apa yang dirasakan Sang raja juga dialami oleh putri Adelia . Putri Adeliapun ternyata juga menaruh hati pada sang raja. Wajahnya yang tampan, sapaannya yang hangat dan jiwanya yang gagah berani telah membuat putri Adelia jatuh cinta padanya. Sang raja memang tampan, usianya baru memasuki tahun kedua puluh saat dilantik menjadi raja, dan saat ini usianya 25 tahun. Wajahnya mirip seperti ayahnya dengan alis tebal, hidung mancung dan jambang. Tubuhnta tinggi besar, rambutnya panjang bergelombang, dan bulu dada yang lebat. Kemanapun Sang raja pergi senantiasa membawa sebilah pedang sakti miliknya.

Sebuah syarat.

Setelah mempersilahkan minum pak Salim segera bertanya tentang maksud dan tujuan sang raja ; “ Wahai sang raja junjungan kami, apa gerangan yang membuat yang mulia raja datang kerumah hamba ?

Raja menjawab : Aku ingin memintamu untuk mengihlaskan putrimu menjadi penjadi pendamping hidupku wahai pak Salim “

“ Aku akan menyayanginya seperti aku menyayangi diriku sendiri, aku akan menjaganya seperti aku menjaga nyawaku dan menjadikannya sesuatu yang paling penting dalam hidupku”

Pak Salim dengan gugup dan terbata bata menjawab: “ Wahai junjungan kami, hamba merasa sangat tersanjung dengan lamaran ini, tapi sebelumnya hamba akan bertanya dulu pada putriku Adelia “.

“Silahkan bertanya dulu aku juga tidak ingin Putri Adelia menerimaku dengan terpaksa” ucap Sang raja. “Trimakasih wahai Sang raja” jawab kakek tua itu.

Setelah rombongan pulang , dengan hati-hati pak Salimpun bertanya pada putri Adelia perihal lamaran tersebut.

“wahai ayahku aku memang menyukai sang raja, tetapi bukankah ayah juga tau kalau kita menyembah Allah sedangkan sang raja itu tidak memiliki keyakinan seperti kita ? “ jawab putri Adelia. Pak Salimpun terdiam mendengar jawaban putri Adelia. Pak Salim adalah orang yang taat beragama ia tau pernikahan itu tak mungkin dilakukan dengan putrinya. Disisi lain ada juga perasaan takut kalau kalau raja besar itu akan marah dengan penolakan putrinya.

“wahai ayah... apapun yang terjadi lamaran ini tidak mungkin aku terima...”. ucap putri laila pada pak Salim. “ Baiklah..., ayah bangga padamu nak...” ucap pak salim membalas perkataan putrinya.

Haripun terus berganti, dua hari lagi rombongan raja akan segera datang untuk mendengar jawaban putri Adelia. Hati pak salim dan putri adelia sama – sama berdebar – debar, mereka takut raja akan murka mendengar jawaban putri Adelia.

Malam itu putri Adelia benar- benar khuyuk bermunajat kepada Allah SWT agar memberinya jalan keluar dari masalah ini. Tak terasa iapun tertidur dan dalam mimpinya ia bertemu dengan sang raja. Ketika terbangun ia merenung apa maksud dari mimpi tersebut ?. Tiba - tiba ia seperti dapat ilham ...” yah mengapa aku tidak meminta keimanan sang raja sebagai mahar pernikahan kami.. ?, dengan demikian aku tidak harus menolak lamaran sang raja”, gumam putri Adelia didalam hatinya, “ dia pun segera berlari menemui pak Salim dan menyampaikan ide tentang syarat lamaran kepada pak Salim. Pak Salimpun menyetujuinya meski ia ragu apakah idenya itu akan berjalan dengan lancar.

Hari yang ditentukanpun telah tiba, pak Salim dan putri Adelia membersihkan rumahnya untuk menyambut rombongan sang raja.

Kali ini raja datang dengan membawa kereta yang jauh lebih indah dari sebelumnya. Kereta itu disiapkan untuk membawa putri Adelia dan juga pak Salim ke istana raja. Pak Salimpun menyambut sang raja dan menyuruhnya masuk kedalam rumah. Sudah ada putri Adelia diruangan itu, wajah cantiknya tertunduk dan tidak berani menatap siapapun yang ada diruangan itu. Perasaannya campur aduk, bagaimanapun sebenarnya putri Adelia menyukai raja itu, tapi keimannya membuatnya harus mengajukan syarat itu. Sang raja segera bertanya pada pak Salim tentang keputusan jawaban dari lamarannya itu, dengan perasaan yang takut pak Salim memberanikan diri untuk menjelaskan bahwa antara sang raja dan putrinya berbeda kepercayaan, dan agar pernikahan itu bisa terjadi maka sang saja harus mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai maharnya.

Sejenak raja terdiam, pak Salim dan putri Adelia semakin berdebar – debar menunggu keputusan sang raja. Tak disangka ternyata rajapun menyetujui syarat itu. Tidak terbayang betapa lega dan bahagianya hati pak Salim dan putri Adelia. Dengan dibimbing pak Sali dan disaksikan leh para punggawanya sang rajapun mengucapkan dua kalimat syahadat.

Pernikahan yang sangat meriah pun dilaksanakan. Seluruh rakyat diundang untuk menikmati jamuan makanan dan minuman. Berbagai pertunjukkan seni juga dihadirkan. Sang raja juga membagi - bagi hadiah untuk rakyatnya sebagai ucapan rasa syukur pada Yang Maha Kuasa.

Putri laila dan sang raja hidup dengan sangat bahagia dan saling mencintai. Aura kebahagiaan mereka seolah dirasakan oleh seluruh negeri hingga rakyatpun makin makmur sejahtera, kebun dan sawah makin subur bunga - bunga bermekaran, burung burung bernyanyi riang, udara sejuk menyelimuti seluruh hati penduduk negeri itu.

Raja sangat mencintai istrinya, dia berharap cintanya akan abadi dan selalu indah, untuk itu sang raja berniat ingin membuatkan sebuah istana emas untuk putri Adelia.

Maka dimulailah sebuah maha karya besar dari Sang raja yaitu pembuatan sebuah istana indah dari emas dan permata. Sang raja mengerahkan semua kemampuanyang ada. Ia mendatangkan seniman dan arsitek dari berbagai penjuru negeri. Raja juga membeli emas dan mutiara paling indah dari daerah daerah yang jauh. Rasa cinta sang raja kepada Putri Adelia membuatnya benar - benar ingin mempersembahkan istana paling megah yang pernah ada.

Tepat di tahun yang ketiga maha karya istana emas itu telah selesai. Benar benar sempurna dan sangat indah. Sesempurna kecantikan Putri laila dan agung seperti Sang raja. Mutiara - mutiata dengan kualitas terbaik tersusun sangat kuat, rapi dan detail mengikuti berbagai pola dengan nilai seni yang benar - benar tinggi. Istana emas itu menambah kebahagiaan sang raja dan putri Adelia

Bertemu ayah bunda.

Suatu hari Sang raja mengajak Putri Adelia berjalan - jalan mengelilingi istana, sampai akhirnya perjalanan mereka sampai ke bangunan yang agak aneh bentuknya. Bangunan itu ternyata adalah penjara. Ada beberapa orang yang berada didalam penjara itu.

Diantara beberapa ruangan itu ada ruangan yang agak berbeda, ruangannya lebih besar dan lebih nyaman dibanding ruangan yang lain. Ada sepasang suami istri disitu. Putri Adelia bertanya pada sang raja: “ Suamiku siapakah mereka, mengapa mereka berada disini? “ Raja menjawab : “ Ia adalah raja dari sebuah kerajaan yang ditaklukkan oleh almarhum ayahku.” Putri Adelia kemudian mendekati kedua orang itu dan menyapanya dengan lembut. putri Adelia sangat heran karena mereka sangat terkejut melihat dirinya. “ kenapa kalian terkejut melihatku ?” tanya putri Adelia “ Kau...kau Adelia..? tanya orang dalam penjara itu. Belum sempat Putri Adelia menjawab pertanyaan kedua orang itu , sang raja memanggil dan segera mengajak pulang ke istana.

Pikiran putri Adelia terus saja tertuju pada kedua orang yang ada di penjara itu. Hingga suatu hari dengan sembunyi - sembunyi tanpa sepengetahuan Sang raja, putri Adelia mengunjungi kedua orang dalam penjara itu.

Sampai dipenjara kedua orang dalam penjara itu tampak sangat senang, “ Permaisuri kemarilah....kami ingin bicara.” Ucap kedua orang itu. Putri Adelia mendekati kedua orang itu dan mereka saling bicara. Rupanya orang dalam penjara itu adalah orang tua dari putri Adelia. Mereka mengenalinya dari liontin yang dipakai oleh putri Adelia.

Perasaan putri Adelia tidak karuan, bahagia karena bertemu orang tuanya tapi sedih karena orang tuanya menjadi tawanan raja yang dicintainya. Dan makin parahnya kedua orang tuanya meminta putri Adelia untuk balas dendam dengan membunuh Sang raja.

Putri Adelia kembali keistana lagi dengan rasa yang sangat kacau . pikirannya hanya tertuju pada kedua orang tua yang baru saja ditemuinya. kecantikkannya memudar karena membawa dendam dihatinya.

“ Laila bidadari hatiku, mengapa kau tampak muram? Bagilah kesedihanmu padaku jika kau sedih atau berikan saja beban hidupmu kepadaku jikau kau punya beban hidup. “ ucap sang raja. Putri Adelia hanya tersenyum tipis dan mencoba menghindar dari sang Raja.

Sampai suatu malam ketika sang raja sedang tidur putri Adelia mengambil pedang sakti sang raja. Putri Adelia siap menghunuskan pedang sakti itu kejantung sang raja. Tangannya gemetar, beberapa kali mengurungkan niat dan kemudian mencoba lagi.

Putri Adelia mencoba membulatkan niat dan memberanikan diri melaksanakan niatnya, tapi apa daya dia benar - benar tak sanggup melakukannya. Bagaimana mungkin ia membunuh suami yang sangat dicintainya.

e. pergi meninggalkan istanan

Akhirnya Laila memutuskan untuk meninggalkan kerajaan untuk selama lamanya. Meninggalkan semua kenangan bersama Sang raja juga meninggalkan kedua orang tuanya. Perasaannya hancur berkeping - keping. Laila sangat mencintai sang raja tapi ia juga tak bisa menolak perintah kedua orang tuanya.

Sang raja sangat sedih karena belahan jiwanya telah meninggalkannya. Ia telah mengerahkan semua prajurit terbaiknya untuk mencari putri Adelia, tapi takdir Tuhan Putri Adelia tidak dapat ditemukan. Raja sangat terpukul dengan kondisi ini. Kesedihannya berlanjut dan rajapun jatuh sakit. Sang raja mulai tidak konsentrasi memikirkan rakyatnya karena terus saja memikirkan permaisurinya yang hilang. Negara mulai tidak stabil , banyak kerusuhan dan kelaparan dimana mana. Maka berkumpulah seluruh punggawa dan penasehat kerajaan untuk mencari solusi atas masalah ini. Sampailah pada kesimpulan bahwa harus ada seseorang yang bisa memberikan nasehat pada raja bahwa raja harus melupakan keberadaan putri Adelia dan menghancurkan kenangan - kenangan bersamanya.

Awalnya sang raja menolak saran itu karena Raja sangat mencintai istrinya, tapi demi rakyat banyak dan taggung jawabnya sebagai raja akhirnya rajapun menyetujuinya.

Sang raja benar - benar menyesal karena selama ini telah mengabaikan rakyatnya. Sang raja berjanji akan menjadikan rakyatnya kembali damai, makmur dan sejahtera.

Dengan kesaktiannya Sang raja mengepalkan kedua tangannya dan memukul dengan sekuat tenaga istana emas itu, dan sungguh luar biasa istana emas itu hancur berkeping keping dan bahkan tidak hanya hancur tapi berubah menjadi butiran pasir hitam yang sangat banyak. Kemudian sang raja mengambil sebuah daun dan dengan kesaktiannya daun itu dikibas kibaskan pada gunungan pasir hitam itu dan tiba - tiba datang angin topan besar yang menerjang butiran paisir hitam itu dan membawanya terbang keseluruh penjuru negeri. Raja bersumpah bahwa butiran pasir hitam itu akan menjadikan rakyatnya makmur kembali dengan izin Yang Maha Kuasa.

Setelah menghancurkan istana emas itu, Sang raja semakin rajin dalam ber munajat pada sang pencipta, dia menyadari bahwa selama ini sudah menduakan sang pencipta dengan terlalu mencintai istrinya, sang raja juga kembali berkonsentrasi untuk kemajuan negerinya, sarana prasaranapun dibangun untuk memakmurkan rakyatnya.

Ditempat tempat lain putri Adelia terus saja berjalan tak tentu arah dengan kain lusuh menempel dibadannya. Ia tak lagi tampak secantik Putri Adelia yang dulu, karena kesedihan telah menggerogoti kecantikkannnya. Tak satu orangpun mengenalinya sebagai Putri Adelia lagi, Putri Adelia yang secantik bidadari surga.

Sepanjang jalan putri Adelia selalu menangis karena merindukan Sang raja , tapi ia bingung harus berbuat apa. Putri Adelia juga merindukan kedua orang tuanya yang berada dipenjara tapi putri Adelia tidak mampu melaksanakan permintaan kedua orang tuanya.

Putri Adelia sudah tidak sanggup lagi berjalan tubuhnya kurus kering, ia menyandarkan tubuhnya dibawah pohon yang rindang. Dalam tidurnya putri Adelia mendapat petunjuk dari yang Maha Kuasa untuk kembali pada suaminya.

Suami yang begitu baik dan mencintainya.Putri Adeliapun menyadari kesalahannya karena kurang berbakti kepada suaminya. Kemudian putri Adelia memohon ampun pada Sang pencipta. Rintihannya begitu menyayat dan air matanya mengalir bak sungai yang deras. Dia benar benar menyesal karena telah meninggalkan suaminya.

Dengan sisa - sisa tenaga yang ada putri Adelia kembali ke istana. Sesampainya diistana putri Adelia segera menemui sang raja. Sang raja hampir hampir tak mengenali dirinya.

“ Wahai suamiku apakah kau sudah tak mengenaliku lagi ? aku Adelia istrimu.” Ucap putri Adelia lirih.

Raja menatap kearahnya. Raja memang nyaris tak percaya kalau yang ada didepannya adalah putri Adelia istri yang sangat ia cintai, yang sekian tahun menghilang entah kemana. “ Kau...kau..benar benar putri Adelia istriku?” tanya Sang raja dengan raut muka tak percaya.

“Iya suamiku” jawab putri Adelia dengan pelan. “Tapi mengapa kau pergi ? “ Tanya Sang raja. “ Kemana saja dirimu selama ini ?, aku hampir mati memikirkanmu istriku. Jika bukan karena tanggung jawabku sebagai raja aku pasti sudah mengakhiri hidupku”

Putri Adelia semakin merasa bersalah ia menangis dan bersujud memohon ampun pada sang raja. “ Wahai sang raja agung penguasa hatiku, aku benar - benar memohon ampun kepadamu “ ucap putri Adelia. “ aku telah lalai menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri.” Putri Adeliaberucap lagi sambil menangis. “Berdirilah istriku, aku tak pernah marah padamu” sang raja memeluk putri Adelia dengan penuh kasih, putri Adelia sangat terharu dan bahagia atas perlakuan sang raja.

Beberapa saat kemudian putri Adelia memberanikan diri untuk menceritakan alasannya kenapa pergi. Putri Adelia juga menceritakan perihal keinginan orang tuanya yang saat ini ada dipenjara. Putri Adelia berulang kali memohon ampun pada sang raja.

Atas kebijakan sang raja kedua orang tua putri Adelia dibebaskan dari penjara dan dikembalikan wilayah kekuasaannnya. Kedua orang tua putri Adelia sangat senang dengan keputusan raja dan memaafkannya.

Akhirnya Putri Adelia dan sang raja kembali hidup bahagia dan cinta mereka abadi selamanya.

Pasir hitam yang berasal dari istana emas yang dihancurkan raja itu sekarang dikenal dengan nama timah yang banyak dicari oleh masyarakat kepulauan Bangka belitung untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari - hari. Sesuai sumpah Sang raja bahwa pasir hitam itu akan membuat rakyatnya kembali makmur dan bisa dinikmati secara turun temurun.

Penulis

Nanang Beni Purwanto, S.Pd.I

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yg asyiiiik, sukses selalu dan barakallah

15 Nov
Balas



search

New Post