Nanang nurrochim

kajian risalah senja...

Selengkapnya
Navigasi Web
mencari tahu derajat seorang guru

mencari tahu derajat seorang guru

Mencari tahu Derajat seorang guru

Guru merupakan sosok yang sangat penting bagi umat manusia, kiprah seorang guru sangat mempengaruhi hasil suatu generasi, generasi yang maju dapat dilihat dari kiprah gurunya itu sendiri. Maka derajat guru sangat dimuliakan dalam islam.

"شِبهُ المُعلِّم مجتهدًا,المُجتهدُ ينشرُ الإسلام واماّ المعلّم ينشر العلمَ"

(‘’seorang guru diibaratkan seorang pejuang, mujahid. Karena seorang mujahid itu menyebarkan islam, sedangkan guru menyebarkan ilmu/pengetahuan’’)

Derajat guru disamakan dengan para mujahidin yang berusaha menyebarkan islam dimana saja, begitupun dengan guru, mereka tanpa pamrih berusaha menyebarkan ilmu kepada siapan saja dan dimana saja. Karena menyebarkan ilmu juga termasuk zakat.

‘’ زكاة العلم هي تعليمها’’

Menurut segi bahasa kata ‘guru’dalam bahas arab juga disebut mu’allim/ ustadz orang yang menyampaikan, menerangkan dan mengajarkan suatu ilmu. Dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) guru artinya orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Tidak hanya pelajaran agama saja, bahkan semua yang berkenaan ilmu dan dia mengajarkan suatu hal itu dia disebut guru. Dalam islam banyak sekali dalil dari al-qur’an, hadist, atau bait mahfudhot yang menjelaskan tentang kedudukan seorang guru, lalu bagaimana derajat seorang guru itu? Kita akan mengulas bersama.

1. Allah sang khaliq adalah guru.

Bagaimana bisa, dan kenapa? Mungkin anda bertanya-tanya seperti itu tapi dalil dan kenyataan tak bisa dipungkiri. Seperti yang dilansir dari nasihat K.H masyhudi shubari M.A saat pembakalan guru baru 2019, tentang allah-pun juga mu’allim yang diambil dari surah ar-rahman(1-3) yang berbunyi:

الرَّحْمَانُْعَلَّمَ القُرْآنَْ خَلَقَ الإِنْسَانَ عَلَّمَهُ البَياَنُ

(artinya:(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.)

Dari ayat diatas perlu digaris bawahi kata’’mengajari’’ , allah saja sebagai sang khaliq pencipta makhluqnya dia juga mengajar ini menendakan bahwa derajat seorang mu’allim sama seperti yang dikerjakan robb-nya. Dan Seperti yang disebutkan dalam surta al-Baqarah [2]: 31 وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”

Pada ayat diatas kita bisa tahu bahwasannya allah mengajarkan kepada nabi adam tentang nama-nama benda didunia seluruhnya, maka guru pertama kali yaitu allah itu sendiri. Dengan begini kita tahu derajat guru sepadan dengan derajat al-kholiq. Lantas, akankah kita masih ragu untuk menjadi seorang guru?

2. Malaikat jibril-pun seorang guru.

Seperti yang diketahui tugas malaikat jibril adalah ‘menyampaikan' wahyu, menyampaikan disini bisa dengan banyak hal salah satunya dengan mengajar. saat nabi Muhammad mendapat wahyu beliau selalu menuruti perintah jibril padanya, disinilah terjadi hubungan antara mu’allimj dan muta’allim sehingga nabi Muhammad yang sebelumnya tak tahu menjadi tahu, inilah tujuan pengajaran. Walaupun dalam konteks yang berbeda, seperti yang diketahui dari ‘hadist jibril’’, yang berbunyi:

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَيضاً قَال: بَيْنَمَا نَحْنُ

جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِـي صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُولُ الله،وَتُقِيْمَ الصَّلاَة، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ،وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً)، قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: (أَنْ تُؤْمِنَ بِالله،وَمَلائِكَتِه،وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِر،وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ)، قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: (أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ)، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: (مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ)، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِها، قَالَ: (أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا،وَأَنْ تَرى الْحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ)، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ: (يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟) قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوله أَعْلَمُ، قَالَ: (فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ). رواه مُسلِمٌ

Dari Umar radhiallahu ‘anhu, dia menceritakan, “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak ada bekas-bekas datang dari perjalanan, namun tidak ada satu pun di antara kami yang mengenalnya. Kemudian, dia duduk di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia menempelkan lututnya ke lutut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, dia bertanya, ‘Wahai Muhammad, sampaikan kepadaku, apa itu islam? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah engkau bersyahadat bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika engkau mampu pergi ke sana.’ Orang ini berkata, ‘Engkau benar.’” Umar pun mengatakan, “Kami terheran; dia bertanya lalu dibenarkannya sendiri. Orang tersebut bertanya, ‘Sampaikan kepadaku tentang apa itu iman!’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iman itu, engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir, serta beriman kepada takdir baik maupun buruk.’ Orang tersebut menyahut, ‘Kamu benar. Sampaikan kepadaku tentang apa itu ihsan!’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ihsan itu, engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihatnya. Jika engkau tidak bisa, maka sesungguhnya Allah melihatmu.’ Orang itu bertanya, ‘Sampaikan kepadaku, kapan kiamat terjadi?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Orang yang ditanyai tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya.’ Orang itu bertanya lagi, ‘Sampaikan kepadaku tentang tanda-tandanya!’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Budak-budak wanita akan melahirkan tuannya, dan engkau akan melihat orang yang tidak memakai alas kaki, suka tidak memakai baju, miskin, dan penggembala kambing berlomba-lomba dalam membuat bangunan yang tinggi.’ Kemudian, orang tersebut pergi, sementara aku (Umar) diam (tidak mencari) beberapa hari. Setelah itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Wahai Umar, tahukah kamu, siapa orang yang kemarin bertanya itu?’ Umar mengatakan, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya, dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.’” (HR. Muslim, no. 1)

Dari hadist diatas kita tahu malaikat jibril menyamar menjadi manusia untuk mengajarkan kepada para sahabat tentang islam, iman, dan ihsan. Jadi derajat guru sama dengan derajat malaikat.

3. Nabi-nabi dan rosul terdahulu juga merupakan guru.

Setiap zaman dulu ada seorang yang diutus untuk mengajarkan agama islam, mereka selalu berda’wah, berjuang untuk mengajarkan syari’at islam. Dan mereka juga tak sudi mengajarkan tentang ilmu / apa-apa yang belum diketahui umatnya zaman dulu. Seperti yang terdapat dalam surah al-qiyamah (2):

هُوَ الَّذِىۡ بَعَثَ فِى الۡاُمِّيّٖنَ رَسُوۡلًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُوۡا عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيۡهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ الۡكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَاِنۡ كَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ لَفِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍۙ

Artinya: Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Maka merekalah yang disebut para mujahid hakiki karena mereka berjuang menyebarkan islam. Dengan ini kita tahu derajat seorang guru tidak hanya menyamai derajat penciptanya tapi juga para malaikat dan nabi-nabi serta rosul.

Tidak hanya derajat yang tinggi yang disandang seorang guru tapi dia juga mempunyai pahala yang besar disisi allah. Karena setiap apa yang diajarkan guru apabila benar, dan kembali diajarkan lagi oleh muridnya akan menjadi ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah dalam kebaikan tak hentinya kebaikan itu mengalir bagi guru walaupun dia sudah mati tak lagi dibumi.Seperti yang dijelaskan di hadist.:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ : إِذَا مَاتَ اَلْإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالَحٍ يَدْعُو لَهُ – رَوَاهُ مُسْل

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila seorang manusia telah meninggal maka terputuslah amalannya kecuali 3 hal yaitu: Shodaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendo’akan orang tuanya”.

Seperti syiar pondok kita yang sering ditempel, didengar :

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Hakikat mengajar adalah belajar, karena dengan mengajar kita juga ikut belajar dan itu merupakan cara efektif untuk mengasah kemampuan kita dalam suatu ilmu. Maka yang tersisa hanya satu pertanyaan bagi diri kita, masihkan kita ragu untuk menjadi seorang guru?.Nanang nur/ pm1

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

06 Sep
Balas

Mantap ulasannya keren

06 Sep
Balas



search

New Post