Kang Nandar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hagia Sophia Kembali Menjadi Masjid?

Hagia Sophia Kembali Menjadi Masjid?

Dua hari yang lalu, Erdogan membuat keputusan yang dinilai kontroversial. Kebijakannya mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid pada Jumat (10/7/2020) dari sebelumnya dijadikan museum oleh Mustafa Kemal Pasha menghebohkan para pemimpin dunia.

Menurut saya, apa yang dilakukan Erdogan ini adalah langkah yang cukup berani dan berisiko tinggi. Terbukti tak berselang lama, muncul beragam protes dari Eropa, Amerika hingga Rusia. Kendati demikian, itu semua tak menyurutkan semangat “singa kecil” dari negara Abdul Hamid II. Ia hanya ingin menyerasikan fungsi Hagia Sophia dengan keinginan sang Penakluk Konstantinopel, Sultan Muhammad Al-Fatih tahun 1453 yang silam.

“Dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia menjadi masjid lagi, setelah 86 tahun, seperti yang diinginkan Fatih, penakluk Istambul,” ujar Erdogan sebagaimana diberitakan Reuters, Sabtu (11/7/2020).

Meski status Hagia Sophia kembali menjadi masjid, Erdogan akan memberi kesempatan kepada siapapun yang ingin masuk ke dalamnya, muslim maupun non-muslim. Memang selama ini diketahui, dalam setiap tahunnya lebih dari tiga juta wisatawan memilih Hagia Sophia sebagai salah satu tujuan destinasi utama di negara berjuluk Transkontinental karena bercirikan lintas benua ini.

Mencermati situs bersejarah Hagia Sophia memang unik. Pertama kali didirikan pada tahun 537 M. Selama 916 tahun berfungsi sebagai katedral ortodoks dan tempat kedudukan uskup agung Konstantinopel, lalu 478 tahun oleh kesultanan Turki Utsmani difungsikan sebagai masjid, kemudian selama 3 tahun tidak difungsikan, selama 86 tahun difungsikan sebagai museum oleh Gazi Mustafa Kemal Pasha, dan kini kembali difungsikan sebagai masjid oleh Muazin Istanbul Penumbang Sekulerisme Turki, Recep Tayyip Erdogan. Berarti, situs yang memiliki satu kubah besar dan empat menara ini telah berumur 1483 tahun.

Terlepas dari munculnya protes dari banyak pihak. Saya melihat, sikap keukeuh dan langkah strategis Erdogan ini merupakan awal yang baik bagi masa depan Islam dan kaum muslimin di benua Eropa. Semoga dapat menginspirasi para pemimpin negara muslim lainnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah ,kembali pada fungsinya.Mantul pak.

12 Jul
Balas

Makasih Bu udah mampir di tulisan ini. Salam sukses.

14 Jul



search

New Post