Nani Aida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
AKU BUKAN PECUNDANG

AKU BUKAN PECUNDANG

Tantangan hari ke-4

Ku tatap dan ku baca kembali naskah pidato yang sedang ku pegang. Benarkah naskah ini isi dan redaksinya sama dengan naskahnya ? Bagaimana bisa ? Akh, rasanya tidak mungkin, aku menulisnya sendiri. Bermalam-malam aku membuatnya, tanpa melihat naskah mana pun sebagai referensi. Aku menulisnya benar-benar dari hatiku.

**********

“Haikal, Soffi dan Fitri”, Pak Imam mengumumkan nama-nama santri yang lolos seleksi yang akan mewakili pidato dalam bahasa inggris pada acara haplah atau perpisahan nanti. Seleksi yang telah diadakan beberapa kali, dari 20 santri, hingga kini tinggal 3 peserta.

“Fit, nama kamu ada tuh”, kata Nenden sambil menyikut tanganku. “Masa iya ?”, kataku tidak percaya. Aku tadi ketiduran sepertinya. Aktifitas di pondok yang begitu padat, di tambah lagi aku harus menyiapkan naskah pidato yang berganti-ganti setiap seleksi diadakan membuatku sangat lelah. Hingga tak jarang aku ketiduran di kelas seperti saat ini.

“Untuk Haikal, Soffi dan Fitri, siapkan diri lagi ya, besok akan diadakan seleksi lagi. Besok yang menilai bukan hanya Bapak, tapi juga Ustadz Hanafi, juga Pak Kyai. Persiapkan diri kalian sebaik-baiknya ya. Nanti akan ditentukan siapa yang pidato dan cadangannya. Dan akan ada yang gugur satu orang”, kata Pak Imam menjelaskan panjang lebar.

**********

“Rabb, ridhoi aku, lancarkan jalanku”, pintaku disela-sela sujud panjangku di sepertiga malamku. Inginku tak banyak ya allah, aku hanya ingin melihat senyum bahagia terukir di bibir wanita yang selama ini jadi penyemangatku. Dia sangat berharap aku pandai dan mahir bahasa inggris, pintar mengaji dan menguasai bahasa arab. “Teh, Mamah dulu sering juara di kelas, tapi Mamah sering ngak percaya diri hanya karena Mamah susah sekali mempelajari bahasa inggris. Dan Mamah juga tidak pintar mengaji. Hanya bisa sekedarnya saja. Sekedar bisa baca saja. Mamah mau anak-anak Mamah mahir bahasa inggrisnya juga hebat mengajinya”, katanya saat itu, ketika mamah memintaku mau melanjutkan sekolah di pesantren. Aku memang dari kecil selalu diperkenalkan papah dengan berbagai hal yang berkaitan dengan bahasa inggris. Sehingga ketika menonton drama korea pun, aku lebih nyaman menontonnya menggunakan subtitle bahasa inggris, bukan bahasa Indonesia seperti temen-temenku yang lain.

“Allahu akbar, allahu akbar”, tiba-tiba adzan subuh berkumandang. Cepat-cepat aku, beserta teman-teman lain yang sama-sama melaksanakan shalat malam bersiap-siap akan melaksanakan shalat subuh berjamaah seperti biasanya.

**********

“Fit, kenapa kok sepertinya penampilanmu kurang bagus kali ini. Padahal biasanya bagus banget lho”, tanya Pak Imam ketika memanggilku di sela-sela acara gladi resik. Pikirku melayang dengan peristiwa tadi malam. “Eh, Fitrikan curang. Dia memakai teks pidatonya Soffi tahu, makanya dia menang yang jadi perwakilan”, deg aku kaget setengah mati mendengar Anggia bicara seperti itu kepada Tia. “Ya allah ada apa ini ?”, bisikku dalam hati. “Masa sih, aku ngak percaya akh. Fitri memang sangat suka dan mahir bahasa inggris kan, kita juga sama-sama tahu”, kata Tia membelaku. “Beneran, Soffia yang bilang sendiri padaku”, kata Anggia lagi. Ya allah, ternyata Soffia tidak terima dengan kekalahannya, sehingga dia menyebar berita fitnah. “Fit, kamu tidak kenapa-kenapakan ?”, teguran Pak Imam menyadarkanku. Aku diam seribu kata. Aku tidak mau mengadu. Biarlah masalahku ku simpan sendiri.

“Fitri difitnah Pak”, tiba-tiba Haikal ada di belakangku. Dia memang sama-sama ikut gladi resik, karena dia sebagai cadangan, yang akan menggantikanku tampil jika aku berhalangan hadir atau ada sesuatu hal yang membuatku tidak bisa tampil. “Ya allah Soffia, Soffia”, kata Pak Imam kemudian. “Bapak tahu kamu membuat sendiri. Justru itu yang membuat kamu jadi yang terpilih. Naskah pidato kamu selalu beda dari yang lain. Memang kadang bahasanya kurang baku. Kamu seperti sedang curhat, tapi Bapak dan Pak Kyai malah suka. Naskah pidato kamu alami, dibawakan dengan kamu yang apa adanya, tanpa neko-neko dan dibuat-buat jadi terkesan santai dan mengena. Kamu tenang aja. Siapa pun yang mendengar pidato kamu, Bapak yakin, mereka pasti tahu itu hasil karya kamu sendiri. Karena isinya benar-benar gambaran situasi dan keadaan kamu yang pasti berbeda dengan situasi dan kondisi orang lain”, Papar pak Imam panjang lebar dan lebih menenangkanku. “Selain itu, satu lagi, dan ini yang sangat Bapak suka dan tidak ada di pidato temen-temen kamu. Pidato kamu mengungkapkan rasa bahagia, karena telah berhasil lulus dari pondok ini. Sementara yang lain, semuanya mengungkapkan kesedihan karena akan berpisah setelah enam tahun bersama di pondok”, ungkapnya lagi senambah rasa semangat dan percaya diriku kembali pulih dan tumbuh.

**********

“Wassalamu”alaikum warahmatullahi wabarakaatuuh”, ucapku diakhir pidatoku. Serempak para hadirin menjawab salam yang kuucapkan dibarengi gemuruh tepuk tangan. Kulihat mamah menyeka air matanya. Aku tahu bukan tangis kesedihan, tapi tangis bahagia dan bangga. Terbukti dari senyum yang terukir di bibirnya. “Alhamdulillah ya rabb, aku bisa membuatnya bahagia dan bangga”, bisikku dalam hati. Mamah, Papah aku berhasil lulus. Terima kasih atas segalanya. Terima kasih telah sabar meladeni semua rengekan, curhatan serta permintaan-permintaan anehku selama aku di pondok. Aku kembali mamah, papah. Doakan aku bisa melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yang akan membuatku menjadi lebih baik, lebih bisa membahagiakan dan membuat mamah papah lebih bangga lagi. Doakan aku bisa bermanfaat buat dunia akheratku. Terima kasih rabb.

#Tantangan Gurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, cerita asyiik Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

22 Jan
Balas

Makasih Bunda. Lope lope buat Bunda

22 Jan

Cerita bagus buu..kerreen..

22 Jan
Balas

Alhamdulillah. Makasih Bunda. Sukses buat Bunda

22 Jan

Cocok sekali untuk pembentukan karakter anak

22 Jan
Balas

Alhamdulillah. Makasih Bunda. Sukses buat Bunda

22 Jan

Pas dihati,tulisannya semakin keren. Lanjutkan bun.

22 Jan
Balas

Alhamdulillah. Makasih Bunda. Sukses buat Bunda

22 Jan

Keren bunda lanjutkan semangat

22 Jan
Balas

Insya allah tetap semangat Bun. Makasih. Barakallah

22 Jan

lanjutkan Bu,,

22 Jan
Balas

Makasih Pak sudah berkunjung.

22 Jan

Mantap bu... Sukses dan sehat selalu... Aamiin

22 Jan
Balas

Aamiin. Makasih. Barakallah

22 Jan



search

New Post