Nani Aida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KU TIKUNG DIRIMU DI SEPERTIGA MALAMKU (3)
Instagram aidachi

KU TIKUNG DIRIMU DI SEPERTIGA MALAMKU (3)

BALAS DENDAMKU

Tantangan ke-33

Oleh : Nani Aida

Tiga tahun telah berlalu. Semenjak peristiwa di bawah pohon di depan gedung perpustakaan itu, belum pernah sekali pun aku bertemu dengannya. Sebelum acara perpisahan aku masih suka melihatnya kadang, tapi aku selalu menghindarinya. Bahkan di saat-saat terakhir kebersamaan kami dengan seluruh teman-teman SMA pun aku terpaksa pergi menjauh, ketika ku lihat dia berniat mendekat padaku.

Bukan aku marah padanya, atau membencinya. Tidak sama sekali. Tapi aku malu pada diri sendiri. Sudah begitu nyata dia memberikan isyarat, akan keistiqomahannya. Tapi entah kenapa hatiku begitu buta untuk melihat kesungguhan akan ketaatan pada rabb-Nya.

“Diskusikan dia dengan pemiliknya. Sebut namanya dalam setiap doa yang kau panjatkan. Rengkuh hatinya dengan keistiqomahan dan ketaatan. Buktikan kesungguhanmu dengan berhijrah. Bujuk pemilik hatinya dengan rintihan kesungguhanmu di sepertiga malam. Insya allah jika dia memang untukmu, akan ada jalan buat kalian bersatu”

Masih terngiang apa yang dikatakan Kak Fahri, kakak kelasku yang sudah menjadi alumni di SMAku, yang sering datang buat mengisi kajian di DKM masjid sekolah. Aku sengaja mencarinya dan mencurahkan semua keganjalan dan rasa penasaranku akan sikap Rani selama ini.

“Pasrahkan semua hanya pada-Nya. Selama belum jelas akan menghalalkannya, jangan kotori hati dengan selalu mengingat namanya. Titipkan saja pada-Nya. Jika sudah saatnya, minta supaya diberikan jalan terbaik agar disandingkan bersamanya”

***********

Ya, lewat Kak Fahri allah memberiku hidayah. Aku dipertemukan dengan orang-orang baik yang menjadikanku sibuk dengan kajian-kajian keagamaan dari masjid ke masjid. Aku semakin terlena dengan kedamaian yang kurasakan. Hatiku mendapatkan ketenangan dari setiap keluh kesah dan rintihan di sepertiga malamku. Lelah tak pernah ku rasa walau aktifitas ku padat setiap harinya. Semua berjalan seakan tanpa rem dan tanpa kendali. Aku semakin larut dalam kegiatan dakwah. Semangatku semakin membara dan bergelora untuk menyebarkan panji-panji kebenaran. Tidak ada lagi nama Rani Salsabila dalam gejolak rasaku. Bahkan nama Rani Rani lainnya pun tidak pernah hadir dalam relung hati terdalamku. Kini ku yakin dengan pasti, semua ku pasrahkan pada-Nya. Balas dendamku cukup dengan hijrahku.

Bukan berarti niatku tak suci, semuanya butuh proses. Ku akui aku berubah berawal dari rasa kecewa dan rasa malu. Tapi kini semua berbeda. Aku yakin bahkan sangat yakin, bukan karena Rani kini semua taatku. Ridhonyalah kini semua harapku.

**********

“Assalamu’alaikum Gibran, boleh aku mengganggumu ?”, tiba-tiba Yusuf mengagetkanku yang sedang asyik dengan data-data penelitian yang sedang ku olah.

“Wa’alaikumsalam… Oh, ada apa Suf ? Ngak biasanya nyari aku”

“Mau minta pendapat saja kok, tapi kalau tidak mengganggu itu juga”, kata Yusuf sambil tersenyum memandangku meminta persetujuan dariku.

“Insya allah gak ganggu kok. Ada apa gerangan dengan sahabatku ini. Mau minta pendapat tentang ukhti ya ?” selorohku asal

“Kok kamu tahu sih. Gibran tahu dari mana hayoo”, katanya dengan muka sedikit memerah.

“Waaah, serius ? Bener nih tebakanku ?”

“Siapa namanya ? dan anak mana ? Langsung dihalalinkan ?” ku berondong Yusuf teman seangkatan yang akrab denganku dari awal masuk di tahun pertama ini dengan beberapa pertanyaan sekaligus.

“Insya allah niatnya sih langsung dihalalin kalau diterima, setelah taaruflah tentunya”

“Ok siip. Gitu lebih baik. Sidang sudah. Pekerjaan juga sudah ada. Tunggu apalagi ?” jawabku memberi semangat padanya.

“Ngomong-ngomong anak mana nih ukhti yang telah meluluhkan hati sahabatku yang cuek ini. Siapa namanya ?”

“Dia anak analis kimia. Namanya Rani “, deg. Tiba-tiba mouse yang sedang ku genggam terjatuh tanpa ku sadari. “Rani ???”

Bersambung

#TantanganGurusiana

#Cerbungku

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu...

24 Feb
Balas

Terima kasih sudah berkunjung ya Bun

24 Feb

Akan kah..riuh kembali.

22 Mar
Balas



search

New Post