CINTA SUCI
CINTA SUCI
Oleh: Nanih Solihat
Terlahir sebagai anak petani, membuatku merasa kurang percaya diri. Namun untuk belajar aku tetap semangat.
Suatu hari aku tak mengerti tentang sikap temanku. Dia begitu baik dan perhatian. Yang lebih membuatku tak mengerti perbedaan kasta. Dia anak orang berada. Tapi pertemanan kami terus dekat hingga kelas terakhir. Menjalin pertemanan tanpa komitmen kami lalui selama kurang lebih dua tahun setengah. Setelah itu dia mengungkapkan rasa yang selama ini dia simpen rapi dalam hati. Aku menjadi galau. Rasa sayang lebih menguasai hatiku daripada rasa cinta. Aku tak ingin kehilangan dia. Tapi aku tak ingin menjadi kekasihnya. Aku lebih nyaman menjadi sahabatnya.
Ku coba memberi pengertian. "Jika kita sepasang kekasih, suatu hari ada ketidak cocokan, kita akan berjarak. Biasanya cinta itu egois." Ucapku.
"Tapi, kita sudah tahu tentang diri masing- masing." Paksanya.
Karena aku memang merasa nyaman dengan kata sahabat, maka dia pun sempat menjaga jarak dan seolah mengujiku dengan mencari tumpahan rasanya. Aku hanya dapat tersenyum. Aku tetap menjalin persahabatan dengannya. Dia juga akhirnya menceritakan setiap sikap kekasihnya. Hanya nasihat yang selalu kuberikan.
Waktu pun terus berputar. Anak seorang petani tak dapat melanjutkan sekolah. Mereka mempunyai impian yang akan segera tercapai. Namun aku tak pernah berhenti berharap. Memohon pada yang Kuasa.
Satu tahun telah berlalu. Kami kembali bertemu. Tak ada yang berubah. Tetap perhatian dan sayang terhadapku. Dia pun berkisah, tak lama menjalin kasih dengannya. "Cintanya padaku masih seperti dulu." Ungkapnya.
Waduh...aku merasa malu. Aku hanya seorang gadis pengangguran, sementara dia seorang berpendidikan. Pantaskah aku menerima cintanya?
Rumahku, 18 Agustus 2022
#H 228
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap cerpennya. Siapa pun berhak menerima cinta dari orang yang mencintainya.Salam sukses bu Nanih
Keren ceritanya... cinta tak pandang kasta. Semoga sehat selalu Bunda.