Nani Sulyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Berbagi Peran

Berbagi Peran

Dalam sebuah produksi film/sinetron/teater tidak semua pemain menjadi pemeran/aktor utama. Selain aktor utama, biasanya ada beberapa pemeran pembantu juga pemain figuran. Malahan, lebih jauh lagi ada pemain yang disebut sebagai 'cameo'.

Saya belum menjumpai sebuah produksi film yang semuanya jadi aktor utama. Seorang sutradara mengarahkan pemain sesuai tokoh yang diperankannya. Masing-masing sudah ditunjuk sesuai 'casting' untuk memerankan para tokoh. Misalnya, filmnya adalah biografi Soekarno, maka semua aktor akan mendukung kepada aktor utama agar sukses dalam memerankan tokoh Soekarno.

Apakah kemudian hanya aktor utama saja yang menjadi penting? Tidak. Semua aktor sangatlah penting. Tokoh Soekarno justru dihidupkan oleh aktor pembantu dan figuran. Bahkan dikuatkan melalui dialog-dialog antara aktor utama dengan aktor pembantu.

Menurut anda, apa jadinya jika semuanya ingin menjadi aktor utama, tanpa ada yang mau menjadi aktor pembantu? Wah.

Sama halnya dengan sebuah kepanitiaan, sekalipun hanya di tingkat RW. Ada aktor utama, yaitu ketua panitia. Aktor pembantunya antara lain sekretaris dan bendahara. Aktor figurannya adalah anggota. Coba anda bayangkan jika salah seorang anggotanya hanya mau mengerjakan tupoksi ketua. Lalu sang ketua harus berperan sebagai apa?

Saya ingat betul ujaran 'the right man in the right place'. Saya punya pemahaman sendiri tentang pepatah ini. Jika anda tak sepaham dengan saya, silakan. Bagi saya, artinya adalah kita harus menjadi 'the right man' di 'place' manapun. Maksudnya, pada saat tertentu, ketika kita tidak sedang menjadi aktor utama, lakukan pekerjaan semaksimal mungkin. Sebaliknya, pada saat menjadi anggota, kita pun harus do the best.

Jaman dahulu, saya pernah mengalami sindrom seperti ini. Saya 'emoh' jadi aktor pembantu, maunya jadi aktor utama saja. Saya mogok berakting. Untungnya seiring berjalannya waktu yang berbanding lurus dengan kematangan saya, sifat kekanakan saya tererupsi sedikit demi sedikit. Saya kemudian mafhum aktor pembantu sama pentingnya dengan aktor utama.

Justru seharusnya kita berprinsip bahwa tak ada kesuksesan aktor utama tanpa dukungan aktor pembantu. Tak ada kesuksesan sebuah kegiatan tanpa kepiawan para aktornya yang berbagi peran.

Masih butuh contoh?

Ketika pelaksanaan Ujian Nasional, siapa tokoh utamanya? Guru atau siswa? Tentu saja siswa. Siapa aktor pembantunya? Guru. Siapa yang mendapatkan medali untuk NEM tertinggi? Jelas siswa dong.

Ketika dibacakan nama-nama siswa peringkat sepuluh besar yang di dalamnya ada nama anak binaan anda, apa yang anda rasakan? Saya jamin anda akan mencari tissue untuk menyusut air mata haru.

Betul, siswa tersebut yang dipanggil ke atas panggung untuk dikalungi medali. Anda tidak, mungkin hanya berdiri di sampingnya sebagai pendamping. Tetapi yakin anda bangga, di belakang kesuksesannya ada aktor pembantu yang berpeluh dan dengan jerih payah membimbingnya.

Pertanyaan saya, anda ikhlas?

Jika ya, maka tak perlu risau menjadi aktor, apapun peran yang dimainkannya.

Langit Lembang, 150617

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ntar saya mikir dulu bu,..aku mau jadi aktris aja deh heee..rop markotop peranannya..

15 Jun
Balas

Pan katanya kita mau bikin partey RINDU

15 Jun

Mantap bu. Asosiasinya

15 Jun
Balas

Hehe...nuhun bu Mar

15 Jun



search

New Post