Nanik Megawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendidikan Dasarku

Pendidikan Dasarku

Darungan.....sebutan dari salah satu kampung kecil di Desa Ledoktempuro yang merupakan tanah kelahiranku. Terletak di pinggiran bahkan pelosok karena rumahku adalah batas timur Desa Ledoktempuro. Aliran sungai yang memang saat itu menjadi satu-satunya penopang kebutuhan air kami, selalu menampakkan kejernihannya setiap waktu. Kicauan burung terasa seperti nada indah yang setiap pagi terdengar riang di telinga. Pelosok sih!!! tapi bagi kami kesejukan dan kesegarannya sangat menyentuh jiwa. Heningnya malam mulai terasa ketika isak sudah berlalu, semua pintu rumah sudah mulai tertutup rapat. Suasana itu selalu menemani masa kanak-kanak ku.

Kolot....kuper menjadi sebutan yang terbiasa kami dengar. Hal itu karena memang dari jaman nenek buyut kami saat itu, jika seorang perempuan sudah tuntas menimba ilmu pendidikan dasar maka berarti sudah siap menerima suntingan pemuda. Bahkan tidak sedikit dari temanku yang menerima suntingan sebelum tamat SD. Miris ku rasakan kondisi saat itu, seolah-olah tak ada harapan untuk kaum perempuan memiliki ilmu lebih. Bagi sebagian orang tua ilmu dapur sudah cukup menjadi bekal untuk menjadi bagian dari masyarakat.

Orang tua di kampung lain berpedoman pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan awal yang harus dijalani putra putrinya, tapi tidak di kampung ku. Tapi aku bersyukur kedua orang tua ku hebat, karena sudah punya pemikiran bahwa kelak putrinya harus mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

Bapak...... Panggilan sayang ku untuk ayah yang hebat. Kondisi ekonomi keluarga kami saat itu memang tidak normal seperti halnya keluarga-keluarga yang lain. Apa yang akan kami makan hari ini beliau masih harus mencarinya hari ini juga. Bapak mempunyai peran ganda sekaligus dalam keluargaku yaitu sebagai kepala keluarga sang pencari nafkah, juga sebagai pembimbing pendidikan dasarku. Kondisi ekonomi yang menjadi latar belakang sehingga tidak memungkinkan bagi orang tua ku untuk menyekolahkanku di Taman Kanak-kanak saat itu. Bapak mengajari ku ilmu-ilmu dasar yang harus dituntaskan oleh anak-anak seusiaku. Kejujuran, kerja keras, kesabaran, bersyukur dan bisa menempatkan diri dimanapun aku berada merupakan pengajaran yang sampai saat ini aku mengingatnya. Melafalkan abjad, mengeja suku kata, bahkan sampai merangkai kalimat merupakan ilmu yang aku dapatkan dari bapak.

Emak..... Panggilan sayang untuk ibuku tercinta. Walaupun wawasannya terbatas karena memang menikah dini saat baru tamat SD, tapi beliau punya harapan besar. Emak ingin putrinya tidak mengalami hal yang sama seperti dirinya. Putri satu-satunya harus menimba ilmu setinggi mungkin. Emak hanya bisa memberikan dukungan dan doa dalam setiap langkah yang bapak putuskan. Emak sadar kalau dirinya tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk menjadikanku seperti apa yang mereka harapkan. Sesekali emak menjadi kuli sawah untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Jadi memang saat itu peran emak sebagai seorang ibu dalam membimbing putrinya diambil alih oleh Bapak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus bu... Mengalir deras tulisannya.,. Dilihat dari susunan huruf, kata, dan kalimat tulisan ini sudah di Swasunting.... Siip... Tetap menulis dan terus menginspirasi Bu...

13 Mar
Balas

Bu aku senang ketemu di sini semangaaat

20 Mar
Balas

Ngge... Kulo ngge salut teng njenengan bu

20 Mar



search

New Post