Jamilah

“Memahami diri sendiri adalah awal dari semua kebijaksanaan”. (Aristoteles)

Setidaknya itulah alasan yang bernalar. Melakoni kisah dengan mengumbar antara benak dan hati berebut mencari hakiki, maka terciptalah aku. Tak bermaksud memagar diri bagai aur apalagi bertingkah bak siput memuji buntut, cerita menggelinding begitu rupa hingga caci dan puji bergulir tak tentu arah. Tak masalah karena perlu teman seiring untuk bisa mengiring pada satu titik kebijaksanaan. Mengharmonikan antara ku dan mu (yang ku mau dan yang ingin kau tahu).

Pemenang dalam kompetisi hidup hanyalah dua hal yang bisa dipilih, tekad dan ikhlas. Jika tekad tak bulat maka ikhlas adalah jalan. Jika ikhlas enggan berlabuh niscaya tekad yang harusnya ada di genggaman. Keduanya mendatangkan kedamaian jiwa.

Berselancar bersama ombak, terbang menaklukkan angin, tak hendak berteduh dari terik karena hujan turun pada masanya. Kendali diri ada di tanganku.