Naning Marliani

Guru Kimia yang lahir di Banyuwangi pada tanggal 3 Maret mempunyai nama lengkap Naning Marliani, S.Si, M.Pd. Dia alumnus jurusan Kimia Fakul...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keep Left

Keep Left

Burung besi yang menerbangkanku mendarat di bandara Internasional Changi. Setelah keluar dari pesawat, aku melihat pemandangan yang sangat elok. Subhanallah, decak kagum keluar dari mulutku melihat kemegahan dan kerapian bandarai. Aku baru pertama kali mengunjungi negeri Singa, namun tak sedikitpun rasa khawatir melanda hatiku.

Sepanjang jalan yang kulalui terlihat papan penunjuk arah yang dapat memandu sampai dengan pintu keluar kedatangan. Semua papan penunjuk arah maupun papan informasi ditulis dalam empat bahasa yaitu bahasa Inggris, Mandarin, Melayu dan Tamil. Nah apabila bahasa Inggris kita pas-pasan, kita bisa membaca bahasa melayu dan pasti bisa mengartikan. Jadi, kita tidak perlu risau akan tersesat.

Di tengah perjalan, aku melihat antrian beberapa orang berdiri. Rasa ingin tahu menggodaku berhenti dan melihatnya. Ternyata mereka antri untuk minum. Rasa haus tiba-tiba datang saat melihat air mengucur dari kran water tab tersebut. Akupun ikut antri. Kebiasaan antri memang sudah menjadi budaya masyarakat Singapura. Aku akan menceritakan secara detail pada tulisanku selanjunya.

Setelah menikmati segarnya air dari water tab, aku melanjutkan jalan. Kali ini aku Berjalan di atas eskalor. Nah ini bagian yang akan aku ceritakan. Begitu kakiku menginjak eskalor, terlihat orang-orang berada diposisi sebelah kiri . Mungkin ini peraturan di sini, gumamku dalam hati. Akupun mengikuti berdiri di sebelah kiri sambil memegang selasar eskalator. Tidak berapa lama aku melihat seorang berjalan dengan cepat melewatiku. Dia berjalan di bagian kanan eskalator. Aku baru mengerti ternyata bagian kanan eskalator diperuntukkan bagi yang menggunakannya sambil berjalan. Sedangkan bagian kiri diperuntukan buat orang-orang yang menikmati tangga berjalan ini. Gumamku dalam hati sambil tersenyum simpul .

Hmmm, hal yang menurut kita sepelepun di sini diatur. Meskipun peraturan ini tidak ada sanksi hukumnya, namun ini merupakan peraturan tertulis. Apabila kita melanggarnya, sanksi sosial dari masyarakat akan langsung kita peroleh. Penduduk Singapura tidak segan menegur kita yang berdiri diam di sebelah kanan eskalor dengan cara mengucapkan “excuse me”. Mereka yang menggunakan sisi kanan adalah yang sedang terburu-buru. Sehingga , kita akan menghambat orang lain apabila kita melanggarnya

Peraturan “keep left” ternyata tidak hanya berlaku di bandara saja. Saat aku akan menggunakan jasa MRT (kereta di Singapura) begitu hendak menggunakan eskalator terpampang jelas tulisan keep left. Bahkan, setelah tinggal beberapa lama di sini, akupun tahu bahwa pejalan kakipun harus selalu berjalan di sebelah kiri kalau kita berjalan santai. Jadi kita bisa menikmati pemandangan sambil berjalan tanpa mengganggu orang lain yang akan lewat .

Akupun kini sudah terbisa berjalan di sebelah kiri. Pembisaan baik akan menjadi karakter dan budaya yang baik. Besar harapanku, suatu hari kebisaan ini juga bisa menjadi budaya masyarakat Indonesia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dahsyat

25 Dec
Balas

Aamiin... Wuih... senengnya bisa ke Singapura.

23 Dec
Balas

Monggo bu ditunggu ya

23 Dec

Hebat terbang dari Indonesia ke Singapura demi ikut Sagusabu

23 Dec
Balas

Sagusabu yang hebat

23 Dec



search

New Post