Nani Nuryani, S. Pd

Nani Nuryani memulai pengabdiannya sebagai guru Kimia di SMAN 1 Cipeundeuy pada tahun 1998, tapi sejak tahun 2006 pindah tugas mengajar&...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghapus Bayangmu (5)

Menghapus Bayangmu (5)

#Tantangan Menulis hari ke-11#

Menghapus Bayangmu (5)

Oleh NanuR

".........Beruntung dia langsung pamit, dan meninggalkan aku dalam kebingungan. Bingung antara percaya dan tidak, bahwa yang barusan itu adalah mas Bayu.........."

**************

Sepeninggal Bayu, badanku rasanya lemas sekali, ibarat orang yang baru selesai olah raga, aku terduduk lemah di kursi ruang tamu. Entah kenapa, aku juga bingung seperti ada sesuatu yang hilang dan masuk dalam jiwaku.

Saat bapak dan ibu datang, aku sedang termenung sendiri dengan pandangan kosong. Ibu memanggil namaku dengan penuh kebingungan,

"Tiin.....kamu kenapa, nak ?" tanya ibuku. Aku tak mampu menjawab pertanyaan ibu, aku hanya tersenyum kecil sambil badan tetap lunglai di kursi.

"Tadi ada siapa yang kesini...?" selidik ibuku.

"Mas Bayu, buu...." jawabku setengah berbisik. Aku takut bapak mendengar obrolanku dengan ibu.

"Memangnya Bayu mau apa kesini ? Terus dia apakan kamu, nak ?" ujar ibu penuh kekhawatiran. Ibu seperti mencium keanehan saat melihat kondisiku seperti ini. Beliau memapahku dan membawaku ke kamar. Tak berapa lama ibu membawa segelas air dan meminumkannya ke mulutku. Aku manut saja apa yang ibu suruh.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sudah dua hari sejak kejadian malam itu, aku jatuh sakit. Ibu dan bapak membawaku ke dokter. Tapi hasil diagnosisnya tidak ada yang dengan badanku alias sehat. Tapi kenapa rasanya lemas sekali, dan yang paling aku rasakan akhir-akhir ini adalah dorongan perasaanku yang begitu kuat untuk selalu ingin bertemu dengan mas Bayu. Bahkan menurut ibu, aku sering mengigau memanggil nama Bayu dalam tidurku. Hmm......aneh sekali !

Hampir seminggu aku merasakan hal aneh dalam tubuhku. Obat yang setiap hari aku minum ternyata tidak mampu membuatku kembali sehat. Bapak mulai berpikir lain. Apalagi dengan ditambah cerita dari ibu tentang kebiasaan baruku akhir-akhir ini saat aku tidur.

Akhirnya...saat tengah malam bapak dan ibu sholat di kamarku. Mereka berdzikir lama sekali. Sekitar pukul 02.00 bapak membangunkanku dan menyuruh aku minum air yang sudah dibacakan do'a-do'a yang sudah mereka lantunkan sejak tengah malam tadi.

"Tina....bangun nak, coba kamu minum airnya ya...mudah-mudahan Allah sembuhkan dan Allah angkat semua rasa sakitmu...." ucap bapak sambil mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang.

Aku segera minum air yang disodorkan bapakku. Dan aku disuruh bapak untuk segera sholat tahajud dan bermunajat memohon kesembuhan untukku.

~~~~~~~~~~

Esok harinya, aku terbangun saat adzan subuh berkumandang. Aku baru saja tertidur satu jam yang lalu. Tapi rasanya badanku terasa ringan. Aku seperti terlepas dari beban berat yang beberapa hari ini menggerogoti badanku.

Bapak dan ibu merasa lega melihatku kembali seperti biasa. Mereka tidak pernah cerita sebetulnya apa yang terjadi denganku belakangan ini. Biarlah itu jadi rahasia bapak dan ibu. Namun yang pasti, bapak semakin ketat melarangku untuk bertemu dengan mas Bayu kapanpun. Aku pasrah mungkin ini yang terbaik menurut bapak dan ibu.

Sejak pertemuanku terakhir dengan mas Bayu malam itu, perasaanku mulai dihinggapi rasa bimbang. Dan aku semakin kuat untuk mengikuti nasehat bapakku. Dan sejak itu, aku diminta bapak untuk kembali tinggal bersama mereka. Dengan alasan kesehatanku, mba Rita akhirnya menyerah dan membiarkan aku untuk tinggal lagi bersama bapak dan ibu.

~~~~~~~~

Sebulan sudah aku tinggal dirumahku, sore itu bapak kedatangan tamu. Tamu yang datang ternyata mas Indra....dan temannya. Bapak kaget, ternyata ada mas Indra dan sekaligus juga mas Bayu. Mas Bayu dan mas Indra ternyata teman satu angkatan. Jadi tentu saja mereka saling kenal. Tapi rupanya mas Indra tidak tahu kalau mas Bayu adalah orang yang pernah dekat denganku selama ini.

Mas Indra datang menemui bapak, sebagai seorang yunior di perkebunan. Karena dia tahu, posisi bapak di perkebunan saat masih aktifnya. Hanya saja, bapak sedikit kaku karena mas Indra malah membawa mas Bayu ke rumahku. Meski bagaimanapun sikap bapak jadi sedikit kikuk dihadapan mas Bayu. Untung bapak tidak menyuruhku keluar dari kamar. Aku hanya menguping obrolan mereka lewat celah-celah pintu kamar. Bersyukur mas Indra dan mas Bayu tidak lama di rumahku. Satu jam kemudian mereka pulang.

Namun seminggu kemudian, mas Indra datang kembali menemui bapak. Kali ini dia sendiri yang datang. Mereka asyik sekali nampaknya. Sampai mereka tidak menyadari bahwa waktu sudah hampir jam 24.00 tengah malam. Aku tidak berani keluar dari kamar selama bapak tidak mengizinkanku keluar. Sampai akhirnya aku tertidur.

Keesokan harinya, saat aku menghidangkan secangkir kopi untuk bapak, bapak menyuruhku untuk duduk. Sambil tersenyum bapak mengatakan,

"Tina.....apa kamu suka sama Indra ?" tanya bapak. Aku bingung kenapa tiba-tiba bapak menanyakan itu.

"Kalau menurut bapak, sepertinya dia orangnya baik. Di kantor juga bapak denger dari mas Doni katanya dia sangat bertanggungjawab dengan tugas-tugasnya. Bagaimana menurutmu, nak..? kata-kata bapak begitu menghunjam ke dadaku. Aku terdiam sesaat. Untung aku sudah siap dengan seragam sekolahku, jadi dengan alasan takut kesiangan aku bergegas pamit ke bapak untuk segera berangkat.

Bapak tahu, melihat sikapku yang agak kikuk saat ditanya olehnya, menunjukkan bahwa aku belum siap untuk menjawab pertanyaan bapak. Bapak tersenyum melihat tingkahku yang nampak grogi.

~~~~~~

Namun hari itu, bapak dan ibu nampaknya serius memanggilku. Aku diminta duduk dihadapan mereka. Seolah sedang disidang, bapak sekali lagi menanyakan pendapatku. Kali ini dibantu ibu, mereka menanyakan kesiapanku mulai membuka hati untuk mas Indra. Ternyata dimata bapak dan ibu, mas Indra adalah sosok laki-laki yang cocok untuk menjadi pendampingku. Selain bertanggungjawab, dia juga pegawai yang cerdas, itulah sebabnya dalam usianya yang masih muda sudah mampu menduduki posisi yang sekarang dipegangnya saat ini.

Namun yang lebih membuatku kaget, ternyata malam itu mas Indra telah melamarku . Bapak kaget saat itu. Tapi bapak belum bisa menerima lamarannya, karena bapak menyerahkan semuanya pada keputusanku.

Akhirnya aku pasrah, aku akan mulai mencoba membuka hati untuk sosok mas Indra. Dan perlahan mulai melupakan bayang-bayang mas Bayu di hatiku.

(Bersambung)

Subang, 27 September 2020

#edisiremidiharike-11#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Indra dan Tina berjodoh..kerenn bu ceritanya...sukses selalu

28 Sep
Balas

terimakasih bunda Erida Yanti, sudahau mampir kesini....salam sukses

01 Oct



search

New Post