Tantangan Gurusiana Menulis Hari ke 277 ( 18 November 2020 )

Alena mendekati pigura foto wanita cantik itu, benar persis sekali wajahnya dengan gadis yang tadi memperhatikan Alena di jendela kelas. Tapi siapa wanita ini, apakah anaknya bu Dian, tapi ko tidak mirip ya dengan Bu Dian. Karena asik mengamati foto sampai-sampai Alena tidak menyadari kalau ada Pa Joko suami Bu Dian baru pulang kerja memperhatikannya sedari tadi.

“Alena yaa..putrinya Pa Burhan” sapa Pa Joko mengagetkan Alena.

“Eeh iya Pa, looh ko Bapak ada di rumah ini, berarti Bu Dian itu istri bapak ya..tanya Alena heran.

“Jadi Alena tidak tahu kalau Bu Dian istri Bapak ya..” jawab pa Joko sambil tersenyum.

“Oh iya tadi kamu merhatiin foto siapa ko serius amat lihatin fotonya, sampai tidak sadar kalau bapak masuk rumah.

Baru saja Alena mau menjawab dan menanyakan siapa yang ada di foto itu, Bu Dian keluar dengan membawa uang kueh yang kemudian di serahkan pada Alena.

“Alena ini uang untuk kuehnya lebihnya silahkan ambil saja buat tambahan jajan sekolah kamu besok ya” ucap Bu Dian sambil menyerahkan kepada Alena.

“Makasih tante” jawab Alena sambil tersenyum

“Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya hawatir kemagriban di jalan” pamit Alena

“Lima menit lagi adzan magrib, mendingan Lena magriban dulu di rumah Ibu. Ajak Bu Dian, ga baik anak gadis magrib ada di luar.

“Ya Len, sudah solat magrib dulu di sini, sambung Pa Joko.

Akhirnya Alena tidak bisa menolak tawaran Pa Joko dan Bu Dian. Setelah solat magrib, Alena di ajak makan malam. Setelah selelsai makan malam, barulah Alena pamit pulang. Selama di jalan sambil mengayuh sepedanya. Alena terus menyusuri jalanan komplek perumahan Elit yang semakin sunyi. Dan karena malam hari terasa sekali mencekamnya terlebih disaat melewati deretan rumah kosong yang sudah tidak berpenghuni terasa sekali ada aura negatifnya.

Di perumahan ini di setiap bloknya dari deretan rumah yang ada. Hanya ada beberapa rumah yang berpenghuni, misalnya dalam satu blok ada 20 unit rumah. Paling yang di tempati hanya 9 rumah yang ada penghuninya, selebihnya kosong tak berpenghuni. Dalam satu deretan 4 rumah kosong baru ketemu lagi rumah yang ada penghuninya.

Terkadang satu rumah diapit oleh beberapa rumah yang kosong, jadi sudah terbayangkan suasana sepi dan mencekamnya kalau dimalam hari di perumahan ini. Ketika Alena sudah mau menuju gerbang depan perumahan tiba-tiba ada pohon besar yang bergoyang-goyang dahannya sangat kuat sekali goyangan daunnya meliuk-liuk seperti ada yang sedang menggelayuti dahannya. Alena seperti melihat perwujudan dari sosok wanita di salah satu rumah kosong ada yang terbang dari atap rumah itu ke pohon.

Alena jadi merinding dibuatnya dan seketika itu juga langsung mempercepat dalam mengayuh sepedanya. Sambil terus membaca doa dan menyebut asma Allah. Aroma harum bunga melati tiba-tiba mulai tercium oleh Alena dan terdengar suara cekikikan dari dalam rumah yang kosong. Ketika persis sampai gerbang perumahan ada sosok wanita yang sedang berdiri membelakangi Alena dengan mangenakan baju putih.

Bersambung