PIRING YANG KEMBALI, Tantangan Gurusiana hari ke-12
Hari Minggu, anak-anak minta dimasakan nasi goreng untuk sarapan pagi. Saya pun memasakan nasi goreng spesial untuk mereka, porsinya memang sengaja saya lebihkan. Ingin memberi kepada anak tetangga yang baru 1 minggu pindah menempati rumah di depan rumah saya. Rumah depan sudah lama kosong. Rumput serta pohon liar di halaman rumah itu sudah semak dan tinggi-tinggi. Sampai rumahnya tidak kelihatan. Saya sering khawatir kalau ada ular saking beranak pinak disitu
Saya bersyukur sekali, kini rumah besar itu ditempati dan sudah dibersihkan halamannya. Halaman yang luas itu kini tampak terang dengan 2 pohon kuini yang besar berdiri gagah sedang berbuah lebat. Pak Imam saya memanggilnya, karena anaknya yang tertua bernama Imam. Keluarga Pak Imam disuruh menempati, menjaga dan merawat rumah oleh si pemilik rumah. Mempunyai 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Pak Imam pekerjaannya sehari-hari sebagai tukang babat rumput. Suasana rumah saya yang disudut kompleks menjadi lebih ramai, yang tadi biasanya sunyi karena sudah tidak ada anak-anak kecil lagi di kiri dan kanan rumah saya. Setiap pagi kalau saya lagi menyapu teras rumah, mereka menyapa saya sambil naik sepeda.
Selesai memasak nasi goreng, saya pun menyiapkan 1 piring besar untuk diantar ke rumah depan. “ Ini untuk anak-anak bu”, kata saya kepada istri pak Imam. “ Terimakasih banyak bu, nanti piringnya biar dikembalikan anak-anak ya bu”.
Senin pagi, sekitar pukul 08.00 ada yang memanggil-manggil nama saya.
“ Assalamualaikum bunda...bunda...bunda” terdengar suara anak-anak memanggil. Saya pun membuka pintu depan, dan melihat Imam serta dua orang adiknya di pintu pagar rumah. “Waalaikum salam, ada apa imam” tanya saya.
“ Ini bunda, mau kembalikan piring bunda”
“ Sebentar ya, bunda buka dulu gembok pagarnya”. Saya pun lalu menghampiri mereka sambil membuka pintu pagar. “ Ini bunda piringnya, terimakasih ya bunda nasi gorengnya enak” kata Imam. “Syukurlah kalau kalian suka” kata saya.
“ Wah banyak sekali kuininya”, kata saya saat menerima piring dari Imam.
Iya Bunda, buah kuininya sudah pada berjatuhan. Ini untuk bunda, kuininya manis lho bunda”
“Terimakasih banyak ya, bilang sama Mamak “, kata saya.
“Iya bunda, kami pulang dulu”
Alhamdulillah rezeki Senin pagi, piring yang kembali berisi kuini. Mantap dibuat jus atau buah potong menambah imunitas diri.
Medan, 7 Juni 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keberkahan bertetangga pak Rahmat. Terimakasih supportnya pak. Salam sukses juga untuk pak Rahmat
Berkah silaturahmi ya bunda
Iya bu.
Jadi terbayang lezatnya kuini Bun. Salam kenal dari Kisaran ya Bun. Izin follow.
Salam kenal juga bu Ima. Kisaran kota kenangan masa kecil saya. Tahun 78-80
Monggo berkunjung kembali ke Kisaran Bu..
Tukar nasi goreng dengan kueni. Indahnya saling berbagi. Salam sukses, bu.
Indahnya bertetangga bu
Mantap, andai bisa dipaketkan Bu, saya mau coba. Salam literasi. Mari SKSS sahabat gurusianer
Nasi goreng atau kuininya yg mau dipamerkan pak he he he. Salam Literasi. Siap saling SKSS menjemput keberkahan silaturrahim sahabat gurusiana.
itulah untungnya bertetangga kadang lebih dekat dari saudara semoga sukses selalu bu ijin follow dan follow back ya salam literasi
Nasi goreng,mangga kuini,,keren bunda,,sukses terus