TERLAMBAT DI USIA 17 TAHUN (TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-12)
“aduh, terlambat sekolah lagi nih , mana jam pertama ada ulangannya pak Bambang” gumam Rey sambil memakai jas hujan. Pagi ini hujan begitu deras, padahal sebelumnya tidak ada tanda-tanda mau hujan turun hanya udara pagi terasa panas sekali. Rey kemudian berpamitan kepada bapaknya karena ibunya belum pulang mendapatkan bagian sip malam. Ibu Rey berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta di kotanya. Seperti biasa, untuk mempercepat waktu sampai di sekolah, Rey mengendarai motornya dengan kecepatan 80 Km/jam. Rey tidak peduli dengan kondisi hujan yang deras dan jalanan yang licin, ditambah lagi macet karena banyak mobil. Waktu menunjukkan pukul 07.00 tepat. Sesampainya di depan pagar sekolah Rey menghentikan motornya karena sesuai dengan perkiraannya tadi bahwa dia pasti terlambat. Seperti biasanya gerbang sekolahpun sudah tertutup rapi, di dalam terlihat bapak ibu guru pembina kesiswaan yang piket berjaga di pintu pagar sekolah.
Rey masih berada di atas motornya, sedangkan lagu Indonesia Raya sudah berkumandang artinya semua warga sekolah harus berdiri untuk menyanyikannya. Salah satu guru memberi kode kepada Rey untuk turun dari motornya dan ikut bernyanyi. Kemudian Rey turun dan turut bernyanyi. Dalam hati Rey berbisik “mati aku, kenapa yang terlambat hanya aku, biasanya banyak yang terlambat, wah dihukum sendirian deh”. Setelah lagu berakhir, Rey menuntun motornya masuk dengan diiringi para guru pembina kesiswaan. “Terlambat lagi Rey? Sudah yang ke berapa kalinya ini? Jangan-jangan ini sudah skor maksimal, mau ibu panggil orang tuamu ke sekolah?” Bu Tamara mencerca berbagai pertanyaan sembari meluapkan kemarahan Karen Rey adalah siswa yang berlangganan terlambat. “Jangan Bu, jangan ah besok saya usahakan tidak terlambat, kan hujan Bu lihat ini sepatu saya basah semua baju saya juga basah sedikit” Jawab Rey dengan wajah cengar-cengir tanpa dosa. “ayo ditulis surat keterangan masuk kelasnya, tulis alasan yang jelas jangan bilang kalau hujan jadi alasan buktinya tidak ada temanmu satupun yang terlambat, sudah terlambat cengar-cengir seperti tidak punya salah saja sampai bosan saya” bu tamara marah sembari memberikan pulpen ke arah Rey. “Terima kasih bu” ucap Rey sambil menyalami Bu Tamara. “Ya, tapi awas besok jangan terlambat lagi, sudah sana bersihkan ruang guru sebagai sanksi 15 menit” Jawab Bu Tamara tegas.
Dengan langkah gontai Rey meletakkan tasnya di depan ruang guru dan meminjam sapu pak kebon. Saat itu ruangan agak sepi, karena bapak ibu guru sudah masuk ke kelas masing-masing untuk mengajar jam pertama, termasuk Pak Bambang. Sambil menyapu dia sesekali disapa bapak ibu guru yang ada di ruang guru. “Rey Rey kamu lagi kamu lagi” komentar sinis Bu Cleopatra. Rey hanya senyum-senyum tanpa menjawab sepatah kata apapaun kemudian berlari mengambil tas menuju kelas. Suasana kelas Pak Bambang sangat hening, karena dari Minggu kemarin sudah diumumkan bahwa hari ini ulangan Matematika. Rey mondar-mandir di depan kelas, mau masuk takut dimarahi, tidak masuk justru kena marah dua kali satunya terlambat satunya tidak ikut ulangan. Bagaikan pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Dengan berani Rey kemudian mengetuk pintu kelas, “tok tok tok”. Iya masuk, pintu tidak dikunci” jawab Pak Bambang. “Maaf pak saya terlambat, ini surat keterangan masuk kelasnya” ucap Rey sembari menyalami dan menyerahkan surat kepada pak Bambang. “Saya sudah bilang, sekali lagi kamu terlambat pada jam pelajaranku kamu tidak boleh ikut pelajaran saya selamanya titik” Pak Bambang marah sambil menggebrak meja. “ Maaf pak, ini yang terakhir kalinya saya terlambat besok tidak lagi, beri saya kesempatan pak saya mohon” Rey menangis sambil menunduk di hadapan pak Bambang. Jawaban pak Bambang “tidak bisa, sekarang kamu keluar dari ruangan kelas ini, nilai ulangan kamu nol. Sudah sana keluar sekarang atau mau pindah sekolah sekalian silahkan” . Dengan wajah memelas Rey keluar kelas, dan sebelum membuka pintu tiba-tiba ada tiga teman sekelasnya yang sudah membawa kue ulang tahun dengan hiasan lilin-lilin kecil sudah menyala sembari menyanyikan lagu ulang tahun diikuti oleh semua teman sekelasnya yang sudah berdiri semuanya. Kemudian Pak Bambang menghampirinya sembari berkata “Selamat ulang tahun Rey, semoga di usia 17 tahun ini besok tidak terlambat lagi, belajar lebih giat supaya diterima di Perguruan Tinggi Negeri” “Aamiin” semua anak satu kelas mengamini doa pak Bambang untuk Rey. “terimakasih banyak pak” ucap Rey sambil menangis Sesenggukan karena ternyata ini semua prank ulang tahunnya, padahal dia sendiri lupa kalau hari ini dia ulang tahun. Dalam hati kecilnya dia berjanji akan belajar lebih giat lagi dan berusaha untuk tidak terlambat. Akhirnya waktu tersita setengah jam, dan ulangan matematika pun dimulai, karena suasana hening tadi hanya akting pak Bambang dengan anak- anak.
Rembang, 30 Mei 2020
SALAM LITERASI
#YangLagiHits
#Pentigraf
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantul. Bu cleopatra guru mapel apa bu?
Hehehehe, itu guru sosiologi ibuk
Bu Tamara pasti bukan guru BK
Guru basaSansekerta...xixixii
Mantap sekali Bu.
Sedang belajar menulis buk
Sedang belajar menulis buk
Nderek belajar ah bucan...
Hehe...mbak yu cantik ayo semangat tugeder