Nartizun

Guru sosiologi SMA Negeri 1 Rembang Bukan penulis tapi ingin belajar menulis🌹 Semoga bermanfaat🥰...

Selengkapnya
Navigasi Web

UDANG SEPEREMPAT DUAPULUHRIBU (TANTANGAN GURUSIANA HARI KE-8)

Siang ini hujan turun sangat singkat, meskipun membuatku berlarian untuk mengambil cucian yang belum kering di jemuran. Sesaat kemudian hujan reda. Awalnya sejak tadi pagi sudah berencana berbelanja, tapi apa daya si kecil nempel terus di gendongan tidak mau ditinggal kemana-mana. "Nah, hujan suda reda nih langsung berbelanja sajalah daripada hujan datang lagi" ngomong sendiri sambil melihat keluar rumah.

Akhirnya motor aku keluarkan dari garasi, sembari memakai masker, helm, dan kunyalakan. Dalam hati masih berpikir keras, pasar jam segini masih buka tidak ya? Biasanya kan ada durasi sampai dengan pukul 11.00 WIB. Kalau tidak ya belok saja ke warung makan beli sayur matang. Sesampainya di pasar, hati yang was-was menjadi berbunga- bunga. Banyak penjual yang masih setia dengan barang dagangannya. Pertama kali saya tertuju pada ibu penjual bawang merah. "Buk, minta bawang merah seperempat berapa buk? " Tanyaku pada si ibuk penjual. "Yang kecil 12.000, sedang 14.000, paling besar 17.000" jawab si ibuk. "Saya yang sedang saja seperempat buk, sama wortel, sawi, jeruk nipis, Lombok merah, dan tempe" sembari memilih-milih barang yang akan kubeli". Akhirnya semua habis 48.000. Hati terasa puas karena sudah dapat Setok untuk besok pagi. Motor kunyalakan kembali, dengan tujuan untuk mencari ikan segar, udang, atau teri nasi.

Saya menghampiri ibu ibu yang terlihat sepi pembeli. Kemudian saya bertanya " ikan lautnya apa saja itu buk" . "Udang, bandeng, rajungan, tongkol, dan dorang" jawab si ibu. "Saya udang seperempat saja bu, berapa? "20.000 mbak, sudah harga pas". "Tidak boleh 18.000 Bu". Tanyaku kembali tapi takut dimarahi. Jadi semua harga disuruh pas sama ibu penjual. "Ok deh buk, saya ambil seperempat saja, ini uangnya buk". Sebelum selesai dibungkus, ternyata ada beberapa pembeli lain. Biasa lah sesama pembeli langsung mengintai harga yang sudah di tetapkan ibu penjualnya. Saya bilang udang seeprempat 20.000, silahkan tanya ibuknya sendiri. Pada saat itu saya lanjutkan membeli ikan panggang dan pindang yang letaknya di samping ibuk penjual udang tadi. Selama saya transaksi di sebelahnya, ternyata ibu pembeli tadi menawar dengan harga tidak wajar, itupun sampai berulangkali. Padahal sudah saya kasih tahu kalau saya dapat 20 ribu. Ditawar tidak menggubris, ibu pembeli marah-marah karena kalau dapat lebih murah akan membeli lebih banyak. Karena tidak direspon sama sekali akhirnya ibu pembeli pun pergi dan tidak jadi membeli.

Dalam hati kecil saya, kenapa ada orang yang terlihat dari luar seperti orang kaya turun dari mobil mewah, memakai emas yang penuh di badan justru lebih ekstrim dalam menawar barang yang notabenenya dari pedagang kecil yang logikanya hanya untung beberapa saja. Ditambah dengan marah-marah karena ketika menawar murah dia tidak mendapat respon sama sekali. Miris melihat fenomena seperti itu. Dalam hati, hanya terpaut beberapa ribu saja dia pakai marah-marah.

Sepanjang jalan saya bergumam, semoga ibu penjual udang tadi diberi kesehatan diberi rejeki supaya dagangannya laris manis. Dan tak lupa pula ibu pembeli tadi yang sempat marah-marah juga diberi kesehatan dan kesabaran serta kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya terutama ketika membeli di pedagang kecil menawar, kenapa misalnya orang-orang kaya membeli di rumah makan mewah tidak mau menawar. Meskipun tidak semua orang yang berpenampilan kaya berperilaku seperti ini. Ini hanya pas ketika saya menemui dengan ciri-ciri seperti orang kaya. Inilah yang harus kita jadikan pelajaran hidup. Semoga kita selalu menjadi orang yang bermanfaat dan mempermudah orang lain, bukan membuat sulit orang lain.

Rembang, 26 Mei 2020

SALAM LITERASI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantull. Itulah kehidupan nyata bukan maya.

27 May
Balas

Njih buk...

27 May

Njih bu. Ini iktibar buat kita betapa, tipisnya, rasa, sosial, hendaknya, kits saling membantu walau dalam bentuk jual beli.

27 May
Balas

Betul bun

27 May



search

New Post