Nasrullah MH

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

NIAT BAIK DISERTAI NASIB BAIK?

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadist diatas menunjukkan betapa penting sebuah niat, niat sangat menentukan langkah seseorang dalam melakukan perbuatan. Niat dapat diawali dari pikiran, lisan, perasaan dan dilanjutkan dengan langkah yang pangkalnya ada di hati. Disamping itu, niat menjadi tolak ukur suatu amal perbuatan, terwujud dan tidaknya suatu amal tergantung pada kekuatan niat dan langkah yang dilakukan.

Niat adalah asas dari sebuah perbuatan, sedangkan tindakan adalah hasilnya. Sebuah niat dapat mewujudkan sesuatu baik ataupun buruk, niat juga dapat menunda atau sama sekali tidak mewujudkan perbuatan.

"Niat baik saja tidak cukup, harus pula punya nasib baik". Kalimat diatas saya dapatkan pagi ini di catatan pak Dahlan Iskan yang mana beliau menjadi sosok inspirasi. Kalimat diatas menguatkan saya tentang arti kebaikan dalam kehidupan. Nasib baik biasanya datang disaat waktu yang baik, kadang pula setelah datang nasib buruk.

Niat baik dan sudah berbuat baik terkadang tidak disambut baik. Kebaikan yang sudah dilakukan terkadang pula tidak mendapat respon baik. Kebaikan yang dilakukan belum tentu bernilai baik bagi orang yang berfikir negatif kepada yang berbuat baik.

Bagaimana dengan nasib baik? Kalimat ini menimbulkan pertanyaan selanjutnya berupa “bagaimana dengan nasib buruk?” dan pertanyaan lainnya tentang baik dan buruk. Untuk menjawab itu mari kita simak ayat qur’an surah Ar Ra’d : 11

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka”.

Ayat ini dapat memberikan gambaran bahwa perubahan nasib sesorang tergantung diri sendiri dalam mewujudkan sesuatu yang diinginkan. Hal ini sangatlah berkesinambungan dengan kekuatan niat.

Dimanapun berada, setiap insan tentu ingin mendapatkan nasib baik. Nasib baik tidaklah edentik dengan nikmat dunia berupa harta tapi juga nikmat kesehatan dan nikmat menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya. Maka apabila memilih maka setiap insan pasti memilih ketiga nikmat tersebut. Niat baik dan nasib baik dapat dirasakan oleh setiap insan yang bersyukur karena dari keduanya pasti akan menghadapai sebuah ujian, cobaan atau kenikmatan. Maka jangan menghitung kebaikan, jangan pula mengungkit kebaikan. Karena hanya Allah Yang Maha Mengetahui kebaikan hamba-Nya dan menentukan nasib hamba-Nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post